2011 menunjukkan bahwa PEG 400 yang digunakan sebagai kosurfaktan dengan konsentrasi 10-20 dapat menghasilkan nanoemulsi yang jernih dan
stabil serta ukuran droplet 100 nm.
5. Aquadest
Aquadest atau air suling merupakan air yang diperoleh dari hasil penyulingan. Aquadest memiliki pemerian berupa cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa Departemen Kesehatan RI, 1979.
G. Landasan Teori
Minyak biji delima memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai antioksidan Mackler et al., 2013. Komponen dalam minyak biji delima yang
berperan sebagai antioksidan adalah senyawa phytosterol, tocopherol, dan punicic acid Melo, 2012. Minyak biji delima mudah terdekomposisi oleh panas,
kelembaban, cahaya, maupun oksigen. Selain itu sifat minyak biji delima yang lipofilik membuat pemanfaatan minyak biji delima masih terbatas dalam kemasan
minyak dalam botol. Aplikasi nanoemulsi sangat bermanfaat dalam menjaga stabilitas dan aktivitas minyak biji delima dalam sediaan Gupta et al., 2010.
Nanoemulsi merupakan suatu sistem yang terdiri atas minyak dan air yang distabilkan oleh adanya kombinasi surfaktan dan kosurfaktan Fulekar,
2010. Ukuran partikel yang sangat kecil 100 nm menyebabkan nanoemulsi stabil secara kinetika karena dapat mencegah terjadinya flokulasi, sedimentasi,
creaming, ataupun koalesens Tadros et al., 2004. Pemilihan komponen yang digunakan sangat berperan dalam pembentukan sediaan nanoemulsi yang
memiliki sifat dan stabilitas fisik yang baik. Surfaktan dalam nanoemulsi berperan dalam menstabilkan tegangan antarmuka yang terjadi akibat difusi spontan saat
pencampuran dua fase Schramm, 2000, sedangkan kosurfaktan berperan dalam meningkatkan kelarutan zat terlarut dengan meningkatkan fleksibilitas lapisan di
sekitar area droplet dan menurunkan energi bebas permukaan sehingga stabilitas lebih dapat dipertahankan Azeem et al., 2009. Pada penelitian ini, digunakan
Tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai kosurfaktan. Penelitian yang dilakukan oleh Suciati et al. 2014 menunjukkan bahwa penggunaan surfaktan
Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 dapat membentuk suatu sistem nanoemulsi dengan ukuran droplet 100 nm dan memiliki stabilitas yang baik.
Selain surfaktan dan kosurfaktan, komponen lain yang juga berperan dalam menjaga stabilitas nanoemulsi ialah fase minyak. Fase minyak yang
digunakan dalam formulasi nanoemulsi berperan sebagai pembawa zat aktif yang bersifat hidrofobik Chen et al., 2011. Pada penelitian ini digunakan dua fase
minyak yang berbeda dengan tujuan untuk melihat pengaruh fase minyak terhadap sifat dan stabilitas fisik nanoemulsi yang terbentuk. Fase minyak yang digunakan
ialah virgin coconut oil VCO dan medium-chain triglycerides MCT oil. VCO merupakan jenis minyak long-chain triglycerides karena sekitar 48 kandungan
dalam VCO terdiri dari asam laurat C
12
yang merupakan asam lemak rantai panjang Marina et al., 2009. MCT oil merupakan minyak hasil pemurnian VCO
yang diperoleh dengan metode fraksinasi. Asam lemak dalam MCT oil lebih