belajar. Kuisioner yang diberikan terdiri dari dari 20 pernyataan, 10 pernyataan dan 10 pernyataan negatif.
Tabel 3. 2. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Awal No
Indikator Motivasi Belajar Bentuk Pernyataan
Pernyataan positif
Pernyataan negatif
1 Penguasaan
materi 6, 14, 16
11, 8 2
Kesiapan 17, 19
12, 7 3
Ketertarikan 1, 13
20, 4 4
Keseriusan 3, 9
5, 8, 2 5
Partisipasi 10
15
Jumlah pernyataan 10
10 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Akhir
No Indikator Motivasi Belajar
Bentuk Pernyataan Pernyataan
positif Pernyataan
negatif
1 Penguasaan
materi 19,12
8 2
Kesiapan 20, 13
7, 3 3
Ketertarikan 6, 14, 9
18, 16, 11 4
Keseriusan 1, 10
5, 15 5
Partisipasi 2
17, 4
Jumlah pernyataan 10
10
E. Analisis Data
Data yang didapatkan dari berbagai instrument pengumpulan data akan berupa data kuantitatif dan kualitatif yang masing-masing akan dianalisis untuk
mendukung kesimpulan akhir dari penelitian ini. Adapun uraian analisis dari masing-masing komponen penilaian adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif di lihat dari hasil tes yang akan dianalisis yaitu hasil posttest pada setiap siklus. Hal yang dilakukan antara lain:
1 Penentuan skor
Skor yang diberikan untuk soal pretest dan posttest ditampilkan dalam rubrik penilaian.
2 Penentuan nilai
Hasil dari penskoran yang diperoleh siswa akan diberikan nilai dengan rentang nilai antara 0-100, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut Sudjana, 2009: Nilai =
3 Ketercapaian ketuntasan
Pencapaian ketuntasan belajar didasari dari nilai KKM yang dibanding dengan nilai hasil posttes pada masing-masing siklus. Jika
nilai siswa mencapai KKM nilai KKM 75 atau lebih maka dikatakan siswa tersebut tuntas. Namun jika nilai siswa di bawah KKM maka
siswa tersebut belum tuntas. Ketuntasan klasikal ditentukan dengan rumus sebagai berikut Sutomo, 1985
Ketuntasan Klasikal =
Rata-rata kelas dihitung sebagai berikut Sudjana, 2009: Rata-rata kelas
=
Keterangan:
Ketuntasan individual : jika siswa mencapai ketuntasan KKM sekolah 75
Ketuntasan klasikal : jika 70 dari seluruh siswa mencapai
ketuntasan 75
b. Aspek afektif
Aspek afektif dilihat dari lembar serta lembar observasi yang diisi oleh observer. Observasi dilakukan pada setiap individu siswa di kelas. Dalam
lembar observasi terdapat 7 aspek kategori dalam ranah afektif kemudian skor yang harus diisi oleh observer dalam rentang 1, 2, 3, 4, 5. Aspek
afektif pada lembar observasi meliputi: 1
Mengajukan pertanyaan 2
Menjawab pertanyaan 3
Menyampaikan argumentasi 4
Menerima pendapat 5
Merefleksikan hasil diskusi 6
Memperhatikan pengarahan guru 7
Bekerjasama dengan kelompok diskusi Skor observasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Djamarah,
2005: Nilai =
Skor yang didapat pada kegiatan observasi kemudian dikategorikan pada tabel 3. 4:
Tabel 3.4 Kategori Persentase Hasil Observasi Aspek Afektif Persentase yang di peroleh
Keterangan
66,68 ≤ q ≥ 100 Tinggi
33,34≤ q ≥ 66,67 Sedang
0≤ q ≥33,33 Rendah
Arikunto, 2007
Setelah setiap kelompok dikategorikan pada hasil yang diperoleh, kemudian
dilakukan perhitungan
persentase untuk
menentukan ketercapaian indikator yang telah di tetapkan dengan rumus Purwanto,
2010: Persentasi
=
∑
2. Kuesioner
Kuesioner motivasi yang diisi oleh siswa pada awal siklus I dan akhir siklus II, Kuesioner yang telah diisi oleh siswa dianalisis dengan tahapan
sebagai berikut: a.
Menentukan skor Tiap item dalam kuisioner yang diberikan kepada siswa dihitung
jumlah skornya dengan panduan sebagai berikut:
Alternatif jawaban Skor
Pernyataan positif Pernyataan negatif
Sangat setuju SS 4
1 Setuju S
3 2
Tidak setuju TS 2
3 Sangat tidak setuju
STS 1
4
Setelah seluruh item diberi skor kemudian skor dijumlahkan sehingga diperoleh skor masing-masing siswa, atau dengan bantuan tabel
sebagai berikut:
Pernyataan Kode siswa
S-1 S-2
S-3 S-4
S-5 Dst
1 2
3 20
Jumlah ∑ Presentasi
Kriteria
Data kemudian diolah dan dibuat persentasinya. Untuk membuat persentasi dapat dihitung dengan cara berikut Purwanto, 2010:
Persentasi =
∑
b. Mengkategorikan tingkat motivasi
Kategori motivasi siswa dapat dilihat dengan bantuan pertimbangan berikut Soewandi, 2005
81 - 100 = Sangat baik SB 61 - 80 = Baik B
41 - 60 = Cukup C 21 - 40 = Kurang K
0 0 20 = Sangat kurang SK
Jika persentase siswa sudah dikategorikan, selanjutnya dihitung persentase kelas untuk mengetahui motivasi siswa secara klasikal
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Djamarah, 2005:
Persentasi kelas = Kriteria SB Sangat Baik dan B Baik dijadikan rumus karena kedua
kriteia ini merupakan kriteria yang hendak dicapai dalam penelitian.
F. Indikator Keberhasilan