53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitin tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Joannes Bosco Yogyakarta mulai tanggal 15 Mei 2015 sampai dengan tanggal 27 Mei 2015. Subjek dari
penelitian ini adalah siswa kelas VIII E dengan total jumlah 29 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan treatment secara langsung kepada para siswa
yang menjadi subjek penelitian. Pemberian treatment berupa kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together untuk meningkakan motivasi dan hasil belajar siswa. Pelaksanaan
penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Berikut uraian mengenai proses pelaksanaan dan hasil yang diperoleh
selama proses pelaksanaan penelitian. 1.
Pra tindakan Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan
observasi terkait dengan pembelajaran IPA kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan. Dalam observasi peneliti menanyakan beberapa hal terkait dengan
mata pelajaran IPA, seperti: hasil belajar siswa pada ranah kognitif pada semester gasal. Peneliti juga melakukan observasi di kelas saat proses pembelajaran
berlangsung dengan mangamati situasi dan kondisi siswa ketika pembelajaran, dan metode guru dalam mengajar.
Observasi ini dilakukan supaya peneliti benar-benar mengetahui kondisi dan masalah yang benar-benar terjadi di SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Dari
observasi tersebut peneliti melihat terdapat permasalahan pada hasil belajar ranah kognitif siswa untuk materi pertumbuhan dan perkembangan dimana terlihat
masih banyak nilai siswa yang berada di bawah KKM. Selain hal tersebut, peneliti melihat kondisi siswa yang terkadang masih sering ribut dan lebih suka berbicara
dengan teman ketika proses belajar mengajar berlangsung karena siswa masih kurang memiliki motivasi dari dalam diri sendiri dalam belajar.
Setelah melakukan observasi dan disetujui oleh guru mata pelajaran, peneliti kemudian menemui kepala sekolah untuk meminta ijin akan melaksanakan
penelitian di SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Kepala sekolah menanggapi rencana peneliti dengan senang hati dan memberikan ijin pada peneliti. Setelah
mengkaji permasalahan yang dihadapi, peneliti kemudian mendiskusikan permasalahan tersebut bersama dosen pembimbing dan melakukan studi pustaka
terkait hal-hal yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang di temukan di SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Setelah melakukan studi pustaka
peneliti mulai menyusun langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas PTK. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu memberikan
surat ijin pelaksanaan penelitian kepasa pihak sekolah.
2. Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan peneliti memulai dengan menyusun proposal dan semua instrumen yang dibutuhkan meliputi instrumen
perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data 1
Instrumen Perangkat Pembelajaran Instrumen perangkat pembelajaran meliputi:
a Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Silanus dan RPP siklus I yang disusun akan digunakan peneliti sebagai acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Silabus dan
RPP siklus I disusun dengan memuat model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dalam kegiatan pembelajarannya.
b Lembar Kerja Siswa LKS
LKS diberikan kepada setiap kelompok dan berisi pertanyaan- pertanyaan terkait dengan materi yang dibahas. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut bertujuan untuk memancing setiap siswa dalam kelompok untuk memulai berdiskusi.
c Kartu nomor
Kartu nomor akan diberikan kepada setiap siswa dalam kelompok. Setiap siswa akan mendapatkan jumlah kartu sesuai dengan
banyaknya anggota kelompok. Kartu nomor akan digunakan ketika tanya jawab.
d Stiker identitas
Stiker digunakan sebagai identitas atau tanda pengenal siswa, untuk mempermudah dalam observasi siswa. Stiker diberikan kepada
semua siswa dan berisi nomor absen siswa yang memakainya e
Power Point PPT Materi Ajar PPT dibuat untuk mempermudah peneliti dalam menyampaikan
materi dan mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dibahas.
f Bahan Ajar
Rangkuman materi berisi tentang materi pertumbuhan dan perkembangan. Rangkuman materi dibuat dengan tujuan agar siswa
dapat lebih mudah belajar baik di sekolah maupun di rumah. 2
Instrumen Pengumpulan Data a
Soal postest siklus I dan post-test siklus II Soal post-test digunakan untuk mengetahui hasil belajar pada ranah
kognitif b
Lembar Observasi Dan Lembar Kuesioner Motivasi Awal Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa dalam
kelas sedangkan kuesioner motivasi awal digunakan untuk mengetahui motivasi awal siswa terhadap pelajaran IPA.
Sebelumnya seluruh instrumen yang akan digunakan telah dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru dan dosen pembimbing.
b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah perencanaan selesai, proses penelitian dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus I. Sebelum pelaksanaan tindakan, pada hari
jumat tanggan 15 Mei 2015 terlebih dahulu peneliti memberikan kuesioner awal untuk mengukur motivasi belajar siswa kelas VIII E. Pengisian kuesioner
berlangsung sekitar 5 menit, dan diakhir pengisian kuesioner peneliti membagikan rangkuman materi pertumbuhan dan perkembangan yang akan
digunakan para siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. 1
Pelaksanaan Siklus I Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari jumat tanggal 15
Mei 2015. Pembelajaran dimulai pada jam pelajaran ke- 3 pada pukul 08:20 WIB sampai dengan pukul 09:00 WIB, kemudian diselingi istirahat dan
pelajaran dilanjutkan kembali pada pukul 09:15 WIB sampai dengan 09:55 WIB. Adapun rincian kegiatan pertemuan pertama adalah:
a Kegiatan Awal Pembelajaran
Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan peneliti memeriksa kesiapan siswa dan membagikan stiker kepada siswa yang tertulis nomor absen
masing-masing siswa. Setelah itu, peneliti melakukan presensi pada siswa. Selanjutnya peneliti menyampaikan apersepsi sesuai dengan persiapan pada
RPP yang telah dibuat dengan menampilkan gambar tanaman yang bertambah tinggi, bayi menjadi anak-anak, perubahan biji mennjadi
kecambah, dan telur menjadi anak ayam. Berdasarkan gambar tersebut kemudian siswa diminta untuk menyebutkan mana yang merupakan contoh
dari pertumbuhan dan mana yang merupakan contoh dari peristiwa perkembangan. Menanggapi pertanyaan tersebut, siswa memberikan respon
positif dengan menjawab pertanyaan tersebut. Siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat ketika menjawab pertanyaan secara bersama-sama, sehingga
kondisi kelas terlihat ramai. Peneliti mencoba untuk menerapkan sistem yang baik pada siswa ketika
hendak menjawab atau memberikan pendapat yakni dengan cara mengangkat tangan terlebih dahulu. Dan siswa pun sepakat dengan sistem yang
ditawarkan oleh peneliti. Tujuan pneliti memberikan apersepsi adalah untuk memotivasi siswa supaya siswa dapat terbuka dalam menyampaikan
pendapat-pendapat mereka dan menarik perhatian para siswa untuk mengikuti pembelajaran lebih serius dan lebih siap. Setelah menyampaikan apersepsi,
kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran. Sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, setelah penyampaian tujuan pembelajaran
peneliti memberikan pre-teset kepada siswa. Pretest ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa pada materi pertumbuhan
dan perkembangan sebelum penerapan tindakan.
Gambar 4.1 Siswa Sedang Mengerjakan Soal Pretest
b Kegiatan Inti Pembelajaran
Pada awal kegiatan inti peneliti membagi siswa kedalam 8 kelompok. Siswa kemudian dibagikan bahan untuk praktikum perkecambahan. Alat dan
bahan yang dibagikan kepada siswa berupa gelas air mineral bekas, kapas, label, beberapa biji kacang hijau dan panduan praktikum. Setelah membagi
semua alat dan bahan praktikum peneliti menjelaskan langkah-langkah kegiatan percobaan. Peneliti kemudian menanyakan kepada siswa jika ada
yang belum jelas atau belum mengerti. Setelah dirasa cukup jelas siswa kemudian di persilakan untuk melakukan percobaan secara berkelompok.
Ketika siswa melakukan percobaan suasana kelas cukup kondusif hanya sedikit mengalami keributan di saat siswa meletakan gelas percobaan mereka
ditempat gelap dan di tempat terang.
Gambar 4.2 Siswa Sedang Melakukan Percobaan Perkecambahan
c Kegiatan Akhir Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran peneliti menyampaikan bahwa data hasil pengamatan di masukan ke dalam tabel yang sudah di sediakan, dan masing-
masing kelompok membuat laporan praktikum tentang perkecambahan. Peneliti juga menyampaikan bahwa akan ada postest diakhir pembelajaran
dan meminta siswa untuk belajar dan mempersiapkan diri. Kegiatan membelajaran kemudian di akhiri dengan doa.
2 Pelaksanaan Siklus I Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari senin tanggal 18 Mei 2015. Pebelajaran dimulai pada jam pertama sampai dengan jam kedua
yaitu pukul 08:00 WIB sampai dengan pukul 09:10 WIB. Adapun rincian kegiatan pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut:
a Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa kemudian dilanjutkan dengan presensi. Peneliti memeriksa kesiapan belajar siswa kemudian
membagikan kembali stiker kepada siswa sebagai tanda pengenal untuk mempermudah para observer dalam mengobservasi siswa. Selanjutnya
peneliti menanyakan tentang perkembangan pertumbuhan kecambah pada percobaan pertemuan pertama. Para siswa sangat antusias menyampaikan
perkembangan tanaman mereka. Selanjutnya peneliti menyampaikan apersepsi sesuai dengan
persiapaan pada RPP yang telah dibuat dengan bertanya kepada siswa “apakah pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan sama dengan
pertumbuhan dan perkembangan pada hewan”?. Menanggapi pertanyaan tersebut siswa beramai-ramai menjawab sehingga membuat suasana kelas
menjadi sangat gaduh, akhirnya peneliti kembali mengingatkan tentang cara yang baik ketika mereka akan menjawab atau memberikan pendapat
yaitu dengan mengangkat tangan terlebih dahulu. Akhirnya satu per satu siswa yang ingin menjawab mengangkat tangan. Selanjutnya peneliti
menyampaikan tujuan pembelajaran. b
Kegiatan Inti Pembelajaran Pada awal kegiatan inti peneliti menyampaikan satu permasalahan
tentang pertumbuhan dan perkembangan hewan. Siswa satu per satu mengangkat tangan untuk mencoba menjawab permasalahan tersebut.
Setelah beberapa siswa mencoba menjawab penelitipun mengklarifikasi jawaban dari para siswa.
Selanjutnya, peneliti menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT yang akan digunakan
selama proses pembelajaran berlangsung. Pada penjelasana awal beberapa siswa masih terlihat bingung dengan model pembelajaran tersebut,
kemudian peneliti mengulangi tentng proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT dengan
lebih jelas. Kegiatan selanjutnya peneliti menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together NHT pada pertemuan ini meliputi pembagian kelompok,
pemberian nomor, pembagian pertanyaan yang berupa LKS, dan berdiskusi bersama kelompok. Dalam pembagian kelompok peneliti
meminta para siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa. Pembagian kelompok ini dilakukan dengan cara berhitung dari satu
sampai tujuh, dimana tiap siswa yang menyebutkan nomor yang sama berkumpul menjadi satu kelompok.
Pada saat peneliti meminta siswa membentuk kelompok dengan cara berhitung, siswa terlihat kurang antusias dan terkesan malas untuk
berkumpul dengan kelompoknya. Melihat situasi tersebut, peneliti menyampaikan kepada siswa bahwa siapapun teman kelompok mereka,
mereka harus bisa bekerja dalam kelompok dan bekerja sama satu sama lain. Siswa yang pada awalnya terlihat bermalas-malasan akhirnya mulai
berkumpul dengan kelompoknya. Suasana kelas menjadi sedikit ribut karena beberapa siswa berteriak- teriak mencari anggota kelompoknya dan
suara gaduh karena siswa sibuk memindahkan kursi-kursi. Namun, peneliti dapat mengendalikan situasi tersebut sehingga kegiatan dapat dilanjutkan
kembali. Setelah semua siswa telah berkumpul bersama kelompoknya masing-
masing, peneliti selanjutnya membagikan Lembar Kerja Siswa LKS dan kartu nomor pada setiap kelompok. Ketika peneliti membagikan kartu
nomor beberapa siswa masih bingung fungsi dari kartu nomor tersebut. Peneliti kemudian menjelaskan fungsi kartu nomor tersebut pada tiap
kelompok sampai mereka maksud dibagikannya kartu nomor tesebut. LKS yang diberikan berisi gambar proses perkembangan hewan dan tiga
pertanyaan. Pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk memancing siswa dalam memulai diskusi.
Pada saat pelaksanaan diskusi kondisi kelas sangat kondusif, para siswa sangat antusias dalam berdiskusi, terlihat dalam kelompok beberapa
siswa saling bekerja sama dalam mencari jawaban dan para siswa saling membantu dalam dengan bergantian mencatat jawaban dari hasil diskusi
kelompok. Siswa diberikan waktu berdiskusi sekitar 25 menit.
Gambar 4.3 Siswa Sedang Diskusi Mengerjakan LKS Dalam Kelompok
Setelah semua kelompok selesai berdiskusi dan menjawab pertanyaan dalam LKS, peneliti meminta siswa pada tiap kelompok untuk bersiap
karena akan ada tanya jawab. Peneliti memulai kegiatan dengan melakukan pengundian kartu nomor pada satu kelompok. Siswa yng
memiliki kartu nomor yang berhasil diundi diminta untuk maju kedepan kelas. Di depan kelas secara mandiri siswa mengundi nomor kelas yang
harus di jawab. Setelah mengetahui soal yang harus dijawab siswa diberikan waktu
untuk berpikir dan kemudian dipersilahkan untuk menjawab. Perwakilan kelompok yang maju kedepan kelas untuk menjawab pertanyaan beberapa
diantaranya justru bingung memikirkan jawabannya, sehingga peneliti memberi toleransi memperbolehkan siswa sedikit melihat rangkuman
materi. Kemudian meminta siswa tersebut mengulang jawabannya tanpa harus melihat rangkuman materi kembali. Setelah seluruh kelompok
mendapatkan kesempatan untuk menjawab dan menanggapi jawaban dari teman mereka, peneliti mengklarifikasi jawaban dengan menanyakan
kembali pertanyaan yang ada pada kegiatan tanya jawab pada seluruh siswa dikelas.
Beberapa siswa mengangkat tangan dan mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan sesuai dengan pemahaman mereka. Setelah
seluruh soal dibahas bersama, selanjutnya peneliti menyampaikan materi secara singkat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada
selah-selah penyampaian materi beberapa siswa sempat mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang sedang diberikan dan ada pula
yang mencatat materi yang ditampilkan melalui slide power point PPT. c
Kegiatan Akhir Pembelajaran Pada kegiatan akhir peneliti bersama siswa sama-sama membuat
kesimpulan dari materi yang di pelajari. Peneliti kemudian mengingatkan kembali kepada para siswa tentang postes yang akan di laksanakan pada
pertemuan selanjutnya. Kegiatan pembelajaran di akhiri dengan doa. 3
Pelaksanaan Siklus I Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga pada siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 20 Mei
2015 pada jam pelajaran pertama yaitu pada pukul 07:00-07:40. Pada pertemuan ketiga pada siklus I hanya fokus untuk melaksanakan postest.
Kegiatan diawali dengan berdoa, kemudian deilanjutkan dengan presensi.
Sebelum melakukan postest peneliti meminta siswa untuk memasukan rangkuman materi dan buku kedalam tas atau laci meja. Setelah siswa siap,
peneliti kemudian membagikan kertas soal dan kertas lembar jawaban kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
Peneliti memberikan tes akhir untuk mengetahui sejauh mana pemahaman akhir siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heds Together untuk siklus I. Waktu yang digunakan untuk
mengerjakan soal adalah 30 menit dengan soal yng berjumlah 20 butir, dibagi menjadi 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.
Gambar 4.4 Siswa Sedang Mengerjakan Postest I
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pelaksanaan tindakan berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati kegitan siswa
terkait dengan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heds Together
observasi dilakukan oleh rekan sejawat berjumlah 2 orang yaitu: Fransiskus Tuli Repi dan Helena Trisakti Ningsih sebagai tim observer. Para observer
mengikuti setiap proses pembelajaran dari awal sampai dengan akhir pembelajaran dan mengamati seluruh kegiatan siswa selama proses
pembelajaran. Kemudian observer melakukan penilaian siswa secra individu pada lembar observasi sesuai dengan hasil pengamatan sesuai dengan
aspeknya. Observer juga diminta untuk membantu melakukan dokumentasi penelitian dengan menggunakan kamera digital.
d. Refleksi
Serangkaian proses pelaksanaan siklus I telah berjalan cukup baik. Alat dah bahan yang digunakan pada pelaksanaan siklus I serta persiapan yang telah
peneliti lakukan dalam melaksanakan penelitian telah di persiapkan dengan baik. Namun pencapaian siswa dalam aspek kognitif yaitu dari hasil belajar
belum memenuhi target dalam penelitian ini karena tidak ada siswa yang tuntas yaitu 0 siswa yang mencapai KKM pada pretest di siklus I dan 41, 37
siswa yang mencapai KKM pada postest siklus I. Sedangkan untuk aspek afektif yang didapat dari lembar observasi yang di isi oleh para observer adalah
32 dan hasil tersebut masih dalam kategori rendah
Untuk motivasi belajar siswa sebelum mendapatkan treatment sudah dalam kategori baik yaitu 80 , hasil tersebut didapat dari hasil kuesioner awal siswa
yang diberikan beberapa hari sebelum pelaksanaan tindakan. Hal ini dapat terjadi karena peneliti memberikan kuesioner yang ada identitas siswa,
sehingga siswa mungkin takut apabila yang mereka tuliskan di kuesioner akan dinilai oleh peneliti. Hasil pada siklus I belum mencapai target yang
diharapkan karena disebabkan oleh beberapa kekurangan yaitu siswa yang masih belum kenal dekat dengan peneliti dan belum terbiasa dengan cara
penyampaian materi oleh peneliti sehingga timbul adanya kecanggungan dan rasa malu dari pihak siswa. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan
pelajaran dan lebih suka berbicara dengan teman lainnya ketika proses pembelajaran. Keadaan tersebut menjadikan catatan penting bagi peneliti untuk
dapat mengkondisikan siswa dalam pelaksanaan siklus II. Hal yang lainnya yaitu siswa yang masih malu ketika diminta untuk
menjawab pertanyaan, dan beberapa siswa yang masih belum bisa menghargai ketika ada teman mereka yang sedang menjawab pertanyaan. Disamping
kekurangan-kekurangan tersebut, pelaksanaan siklus I juga memiliki kelebihan yaitu beberapa siswa dengan berani bertanya ketika peneliti menjelaskan
materi dan siswa dengan berani mengemukakan pendapat mereka ketika peneliti bertanya.
Kekurangan pada pelaksanaan siklus I akan dijadikan bahan untuk perbaikan pada siklus II, dimana peneliti lebih menekankan pada
pengkondisian kelas pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dan mengusahakan untuk bisa dekat dengan siswa. Dengan kondisi kelas yang tenang dan
kedekatan antara peneliti dan siswa memungkinkan penyampaian materi dan segala sesuatu dalam pembelajaran menjadi lebih mudah
3. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil yang telah didapat pada siklus I, diadakan siklus II untuk meningkatkan hasil belajar dan motivsi siswa. Oleh karena itu peneliti
merancang tindakan yang akan di laksanakan pada siklus II. Berikut ini adalah kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap perencanaan:
1 Mengidentifikasi hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I
2 Menyusun RPP siklus II dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Togehter sesuai dengan pembelajaran siklus II
3 Selain penyusunan silabus dan RPP peneliti juga menyiapkan LKS
yang nantinya digunakan sebagai bahan diskusi kelompok 4
Peneliti juga mempersiapkan stiker identitas untuk siswa, materi ajar, kartu nomor, dan kartu undi untuk kegiatan tanya jawab.
5 Selain penyusunan instrumen pembelajaran peneliti juga menyusun
instrumen pengambilan data yang terdiri dari postest siklus II, lembar kuesioner akhir, dan lembar observasi
6 Peneliti juga membuat pembagian kelompok untuk siswa berdasarkan
hasil postest yang didapat pada siklus I
Semua yang dilakukan pada tahap perencanaan telah di konsultasikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing maupun dengan guru mata pelajaran
IPA di SMP Joannes Bosco Yogyakarta. b.
Pelaksanaan Setelah tahap perencanaan selesai proses penelitian dilanjutkan dengan
pelaksanaan pembelajaran siklus II sama seperti pada siklus I pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pula 3 kali pertemuan 5 jam pertemuan yakni
pada hari jumat tanggal 22 Mei 2015, hari senin 25 Mei 2015, dan hari rabu 27 Mei 2015.
1 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada jam pelajaran ke- 3 pada pukul 08:20 WIB sampai dengan pukul 09:00 WIB, kemudian diselingi
istirahat dan pelajaran dilanjutkan kembali pada pukul 09:15 WIB sampai dengan 09:55 WIB. Adapun rincian kegiatan pada pertemuan pertama adalah
sebagai berikut: a
Kegiatan Awal Pembelajaran Pada awal kegiatan peneliti memeriksa kesiapan belajar siswa
kemudian dilanjutkan dengan membagikan stiker kepada siswa sebagai tanda pengenal. Peneliti memberikan apersepsi dengan menanyakan
kepada siswa tentang hal-hal yang telah dibahas pada dua pertemuan sebelumnya. Siswa yang mencoba menjawab satu per satu mengangkat
tangan dan peneliti menuliskan jawaban para siswa pada papan tulis. Para siswa terlihat antusias dan hampir semua siswa mencatat ringksan dipapan
tulis. Kegiatan apersepsi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya. Selanjutnya peneliti menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. b
Kegiatan Inti Pembelajaran Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, peneliti memberikan
sebuah permasalahan kepada siswa peneliti menampilkan gambar kempompong dan menanyakan kepompong adalah salah satu tahap pada
proses apa dan bagaimana proses lengkapnya. Satu persatu siswa terlihat sangat bersemangat bergantian mengangkat tangan dan mencoba untuk
menjawab. Setelah itu peneliti mengklarifikasi jawaban dari para siswa. Selanjutnya, peneliti menjelaskan bahwa proses belajar mengajar masih
sama seperti pada pertemuan sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together hanya saja
pembagian kelompok peneliti yang menentukan berdasarkan hasil nilai postest pada siklus I.
Kegiatan selanjutnya peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dalam proses pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada pertemuan ini meliputi pembagian kelompok, pemberian nomor,
pembagian pertanyaan yang berupa LKS dan berfikir bersama dalam kelompok. Peneliti kemudian membagi para siswa kedalam 8 kelompok
dimana satu kelompok terdiri dari 3-4 orang. Ketika peneliti membacakan anggota pada masing-masing kelompok siswa jauh lebih tenang
dibandingkan pada pembagian kelompok pada siklus I. Namun ketika mereka diminta berkumpul dengan kelompoknya beberapa siswa masih
bingung siapa saja anggota kelompoknya, sehingga beberapa siswa masih menanyakan kembali pada peneliti. Keadaan tersebut yang akhirnya
membuat kondisi kelas sedikit ribut. Dengan bantuan guru mata pelajaran IPA siswa dengan tenang
kembali masuk kedalam kelompok yang telah dibagikan. Setelah siswa berkumpul bersama kelompoknya, kemudian peneliti membagi LKS dan
kartu nomor pada tiap krlompok. Kemudian peneliti kembali meminta siswa untuk mendiskusikan pertanyaan yang ada di LKS.
Peneliti mulai berkeliling pada kelompok mulai dengan kelompok 1 sampai dengan kelompok 8. Ketika berkeliling di kelompok peneliti
memastikan bahwa anggota kelompok sudah sesuai dengan yang dibagikan. Dalam kelompok peneliti menanyakan nama serta kartu nomor
yang didapat, hal tersebut dilakukan oleh peneliti sebagao langkah untuk dapat akrab dengan para sisiwa sehingga siswa tidak terlalu kaku dan
canggung ketika proses pembelajaran. Selain menanyakan beberapa hal tersebut peneliti juga membantu setiap kelompok yang masih menemui
masalah dalam memahami materi.
Gambar 4.5 Siswa Sedang Berdiskusi Mengerjakan LKS
Setelah para siswa selesai mengerjakan LKS dalam kelompok kemudian peneliti kembali melanjutkan dengan kegiatan presentasi dan
tanya jawab. Langkah-langkah dalam tanya jawab sama seperti pada siklus I. Peneliti mulai kegiatan dengan melakukan pengundian kartu nomor pada
satu kelompok. Siswa yang memiliki kartu nomor yang berhasil di undi diminta untuk maju kedepan kelas. Didepan kelas secara mandiri siswa
mengundi nomor soal yang harus dijawab. Setelah mengetahui nomor soal yang harus dijawab siswa diberi
waktu untuk memikirkan jawabannya dan kemudian di persilahkan untuk menjawab. Kegiatan tersebut dilakukan pada 8 kelompok diskusi dan
dilakukan secara berurutan dimulai dari kelompok 1 samapai dengan
kelompok 8. Dalam kegiatan tanya jawab siswa sudah lebih mandiri, semangat, dan antusias dalam menjawab pertanyaan. Mereka sudah tidak
lagi melihat rangkuman materi, bingung menjawab, atau harus bertanya kepada teman kelompoknya.
Setelah selesai dengan tanya jawab peneliti melakukan konfirmasi dengan jawaban siswa, peneliti kembali menanyakan kepada para siswa
soal-soal yang menjadi pertanyaan ketika kegiatan tanya jawab. Dalam kegiatan konfirmasi ini para siswa juga sangat antusias dan sangat
bersemangat sehingga suasana kelas sedikit tidak kondusif. Hal tersebut mengharuskan peneliti menegur siswa supaya bisa menjaga ketenangan
dan menyampaikan kembali cara ketika mereka ingin menyampaikan pendapat yaitu dengan mengangkat tangan.
c Kegiatan Akhir Pembelajaran
Setelah peneliti selesai dengan memberikan konfirmasi dan memastikan seluruh siswa telah memahami materi, peneliti dan para siswa
menyimpulkan bersam-sama
materi yang
dibahas. Pada
akhir pembelajaran peneliti memberitahukan bahwa akan ada postest kedua,
sehingga siswa diharapkan lebih giat lagi belajar dan lebih serius dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya. Kegiatan pembelajaran kemudian di
akhiri dengan doa. 2
Pelaksanaan Siklus II Pertemuan Kedua Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari senin tangaal 25
Mei 2015. Pebelajaran dimulai pada jam pertama sampai dengan jam kedua
yaitu pukul 08:00 WIB sampai dengan pukul 09:10 WIB. Adapun rincian kegiatan pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut:
a Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa dan dilanjutkan dengan presensi, selain itu peneliti kembali membagikan stiker kepada siswa
sebagai tanda pengenal. Peneliti kemudian melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada para siswa tentang hal-hal yang mereka pelajari
pada pertemuan sebelumnnya. Para siswa kemudian mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan yang diberikan. Peneliti kemudian menuliskan
jawaban dari beberapa siswa di papan tulis. Setelah itu peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b Kegiatan Inti Pembelajaran
Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, peneliti memberikan sebuah permasalahan kepada siswa peneliti menampilkan gambar zigot
dan menanyakan kepada siswa gambar apakah itu kempompong. Siswa terlihat sangat bersemangat dan bergantian mengangkat tangan dan
mencoba untuk menjawab. Setelah itu peneliti mengklarifikasi jawaban dari para siswa. Selanjutnya, peneliti menjelaskan bahwa proses belajar
mengajar masih sama seperti pada pertemuan sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together dengan pembagian kelompok yang sama dengan pertemuan
sebelumnya yaitu berdasarkan hasil nilai postest pada siklus I.
Kegiatan selanjutnya seperti pada pertemuan sebelumnya, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together pada pertemuan ini meliputi pembagian kelompok, pemberian nomor, pembagian pertanyaan yang
berupa LKS dan berfikir bersama dalam kelompok. Peneliti kemudian membagi para siswa kedalam 8 kelompok dimana satu kelompok terdiri
dari 3-4 orang. Setelah peneliti menyuruh membentuk kelompok sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelummnya para siswa langsung
bergegas menuju ke kelompok masing-masing. Suasana dikelas sangat kondusif karena siswa dengan tertib bergabung dengan kelompok mereka
masing-masing. Setelah siswa berkumpul bersama kelompoknya, kemudian peneliti
membagi LKS dan kartu nomor pada tiap krlompok. Kemudian peneliti kembali meminta siswa untuk mendiskusikan pertanyaan yang ada di LKS.
Peneliti mulai berkeliling pada kelompok mulai dengan kelompok 1 samapai dengan kelompok 8. Ketika berkeliling di kelompok peneliti
menanyakan kepada anggota kelompok kartu nomor yang didapat. Selain itu peneliti juga membantu setiap kelompok yang masih menemui masalah
dalam memahami materi. Setelah para siswa selesai mengerjakan LKS dalam kelompok kemudian peneliti kembali melanjutkan dengan kegiatan
presentasi dan tanya jawab.
Langkah-langkah dalam tanya jawab sama seperti pada pertemuan sebelummnya. Peneliti mulai kegiatan dengan melakukan pengundian
kartu nomor pada satu kelompok. Siswa yang memiliki kartu nomor yang berhasil di undi diminta untuk maju kedepan kelas. Didepan kelas secara
mandiri siswa mengundi nomor soal yang harus dijawab. Setelah mengetahui nomor soal yang harus dijawab siswa diberi waktu untuk
memikirkan jawabannya dan kemudian di persilahkan untuk menjawab. Kegiatan tersebut dilakukan pada 8 kelompok diskusi dan dilakukan secara
berurutan dimulai dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 8.
Gambar 4.6 Salah Satu Siswa Sedang Menjawab Sesuai Dengan Nomor Undian Soal
Dalam kegiatan tanya jawab siswa sangat antusias, hampir seluruh siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab. Mereka sudah tidak lagi melihat
rangkuman materi, bingung menjawab, atau harus bertanya kepada teman
kelompoknya. Setelah selesai dengan tanya jawab peneliti melakukan konfirmasi dengan jawaban siswa, peneliti kembali menanyakan kepada
para siswa soal-soal yang menjadi pertanyaan ketika kegiatan tanya jawab. Dalam kegiatan konfirmasi ini para siswa juga sangat antusias dan sangat
bersemangat sehingga suasana kelas sedikit tidak kondusif. Hal tersebut mengharuskan peneliti menegur siswa supaya bisa
menjaga ketenangan dan menyampaikan kembali cara ketika mereka ingin menyampaikan pendapat yaitu dengan mengangkat tangan. Setelah selesai
melaksanakan kegiatan presentasi dan tanya jawab, peneliti kemudian menjelaskan secara singkat mengenai materi yang dibahas melalui slide
pada power point. Para siswa mencermati apa yang dijelaskan oleh peneliti dan ada pula yang mencatat dari slide power point yang di tampilkan. Ada
beberapa siswa yang bertanya tentang materi yang di rasa kurang mereka pahami, peneliti kemudian kembali menjelaskan kepada siswa.
c Kegiatan Akhir Pembelajaran
Setelah peneliti selesai dengan memberikan materi dan memastikan seluruh siswa telah memahami materi, peneliti dan para siswa
menyimpulkan bersama-sama materi yang dibahas. Pada akhir pembelajaran peneliti memberitahukan bahwa akan ada postest kedua di
pertemuan selanjutnya. Peneliti juga kembali mengingatkan pada siswa untuk mengumpulkan data hasil pengamatan percobaan perkecambahan di
pertemuan selanjutnya. Kegiatan pembelajaran kemudian di akhiri dengan doa.
3 Pelaskanaan Siklus II Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga pada siklus II dilaksanakan pada hari rabu tanggal 27 Mei 2015 pada jam pelajaran pertama yaitu pada pukul 07:00-07:40. Pada
pertemuan ketiga pada siklus II hanya fokus untuk melaksanakan postest. Kegiatan diawali dengan berdoa, kemudian deilanjutkan dengan presensi.
Kemudian peneliti meminta siswa memasukan seluruh catatan, rangkuman materi, dan buku paket IPA kedalam tas masing-masing. Setelah seluruh siswa
siap peneliti dengan di bantu oleh para observer membagikan soal postest II kepada siswa.
Suasana kelas ketika para siswa mengerjakan postest tenang, meskipun sesekali ada beberapa siswa yang menyanyi sembari mengerjakan postest,
namun dengan sedikit teguran siswa dapat kembali tenang. Setelah siswa selesai mengerjakan postest selanjutnya peneliti meminta para siswa mengisi
lembar kuesioner terkait dengan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh peneliti. Peneliti kemudian meminta siswa untuk mengumpulkan laporan
pengamatan pada percobaan perkecambahan yang dilaksanakan pada pertemuan pertama siklus I. Pada akhir pertemuan peneliti memberikan
kenang-kenangan kepada siswa dan mengucapkan terima hasih karena telah membantu terlaksananya penelitian.
Gambar 4.7 Siswa Sedang Mengerjakan Soal Postest II
c. Observasi
Pada tahap observasi sama halnya pada siklus I dilakukan observasi terhadap motivasi siswa yang ditunjukan lewat aktivitas siswa selama prose
pembelajaran. d.
Refleksi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan lebih baik dibandingkan
dengan siklus I. Hal tersebut ditunjukan oleh peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa serta tercapainya target yang diharapkan dalam penelitian
ini dibandingkan dengan siklus I. Hasil tersebut dapat terlihat dari hasil belajar siswa dimana 100 siswa telah mencapai KKM pada postest siklus II.
Sedangkan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran 90 yang masuk dalam kategori tinggi dan motivasi belajar akhir siswa setelah penelitian
adalah 100 yang masuk dalam kategori tinggi.
Namun peneliti masih menemukan beberapa kekurangan-kekurangan pada siklus II ini yaitu masih ada siswa yang tidak memperhatikan dan berbicara
dengan teman yang lain ketika proses pembelajaran berlangsung. Disamping adanya kekurangan pelaksanaan siklus II juga memiliki kelebihan yaitu secara
umum siswa bersemangat dan bertanggung jawab melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Siswa sering menanyakan hal yang dirasa kurang jelas ketika
diskusi berlangsung guna memahami materi yang dipelajari. Hal yang lain yaitu ada beberapa siswa yang berani bertanya ketika peneliti sedang
menjelaskan materi.
B. Hasil Penelitian dan Analisis Data