Winkel dalam Suryono 2011 menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Fokus belajar pada penelitian ini adalah aspek kognitif dan aspek afektif.
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan belajar adalah suatu kegiatan yang membentuk terjadinya
perubahan pada diri individu dan merupakan hak setiap manusia. Akan tetapi, kegiatan belajar antar individu cenderung menghasilkan aktivitas belajar yang
tidak sama. Perbedaan inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan siswa. sehingga menimbulkan kesulitan belajar. Hal ini di
karenakan masing-masing siswa memiliki aktivitas belajar yang berbeda- beda.
B. Pembelajaraan Kooperatif
1. Pengertian pembelajaran kooperatif
Slavin dalam Isjoni, 2009 mengemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana dalam sistem belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa
dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari
sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif di antara anggota kelompok.
Menurut pendapat Lie 2008 bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar
pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model
cooperative learning dengan benar-benar akan memungkinkan pendidik
mengelola kelas dengan lebih efektif. Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai
suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri
dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning
juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok Solihatin dan Rahardjo,
2007 .
Menurut Salvin 2010 pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan
kelompok-kelompok kecil yang terdiri 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran dengan seting kelompok-kelompok kecil dengan
memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman
sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber
bagi teman yang lain. Jadi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1 untuk menuntaskan
materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif, 2 kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah, 3 jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan
agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan 4 penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari
perorangan. 2.
Tujuan pembelajaran kooperatif Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional
yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari
pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya Slavin,
2005. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting.
Menurut Depdiknas tujuan pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam
tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi narasumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang
sama. Sedangkan tujuan yang kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting dari
pembelajaran kooperatif ialah untuk mengembangkan keteramoilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
C. Model Pembelajaran Tipe Numbered Heads Together