Motivasi Belajar KAJIAN PUSTAKA

Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together 1. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi, sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah 2. Pengelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu yang cukup lama 3. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

D. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak move. Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku pilihan, intensitas perilaku usaha, berkelanjutan, dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya. Menurut Santrock 2012, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan motivasi yang dilandasi tujuan tertentu. Korelasi ini menguatkan urgensitas motivasi belajar. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. 2. Fungsi Motivasi Pembelajaran akan berhasil jika siswa memiliki motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, menumbuhkan motivasi belajar siswa merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab guru. Guru yang baik dalam mengajar, selamanya akan berusaha mendorong siswa untuk beraktivitas mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sadirman 2006 hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pembelajaran itu. Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut Sadirman 2006 mengemukakan ada tiga fungsi motivasi yakni: a. Mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong atau motor dari setiap kegiatan belajar b. Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan belajar yang hendak dicapai. Motivasi belajar memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran. c. Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan- kegiatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran dengan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. 3. Macam- macam Motivasi Menurut Sadirman 2006 terdapat dua macam motivasi yakni, motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik: a. Motivasi instrinsik Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri tiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh, seseorang yang senang membaca tidak perlu ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Akan tetapi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya misalnya kegiatan belajar, maka yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh, seorang siswa melakukan belajar karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif. Itulah sebabnya motivasi instrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang teridik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai yang baik. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahi sesuatu tetapi ingin mendapatkan bilai yang baik. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa motivasi adalah proses yang memberi semangat atau daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Dengan adanya motivasi dari dalam diri maupun lingkungan sekitar dapat membuat siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Motivasi belajar siswa yang dapat dilihat dalam penelitian ini meliputi rasa suka atau ketertarikan, keseriusan dalam melakukan aktivitas, kesiapan siswa, partisipasi dalam kelas, perhatian siswa, semangat siswa untuk melakukan tugas belajar, dan pengusana siswa terhadap materi. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Pada proses pembelajaran siswa tidak selalu memiliki motivasi dari dalam diri mereka. Sanjaya 2008 menyatakan bahwa munculnya motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik dapat di pengaruhi beberapa faktor, seperti: a. Tingkat kesadaran siswa terhadap kebutuhan yang mendorong tingkah laku dan kesadaran akan tujuan belajar yang hendak dicapai. b. Sikap guru terhadap kelas, yaitu perhatian dan tindakan guru untuk mengarahkan munculnya motivasi instrinsik maupun ekstrinsik. c. Pengaruh kelompok siswa. d. Suasana kelas, yaitu kondisi pembelajaran yang diarahkan untuk memunculkan motivasi instrinsik atau motivasi eksterinsik. Dari pendapat ahli diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dalam penelitian ini adalah kesadaran dari dalam diri siswa sendiri untuk belajar, kondisi kelas yang nyaman sehingga membuat siswa merasa nyaman untuk belajar di kelas, sikap guru terhadap siswa artinya guru lebih memperhatikan para siswa dengan menjalin komunikasi yang baik dengan siswa sehingga siswa menjadi dekat dengan guru dan pada akhirnya siswa dapat aktif di dalam pembelajaran di kelas tanpa merasa takut dan malu. 5. Indikator Motivasi Belajar Dalam kamu besar bahasa indonesia, indikator adalah alat pemantau sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan Depdikbud, 1991. Ada beberapa indikator siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, hal ini dapat dikenali melalui proses belajar di kelas maupun di rumah. Indikator motivasi menurut Slameto 2010 adalah: a. Rasa suka atau rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. b. Keseriusan dalam melakukan aktivitas di kelas c. Adanya kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran di kelas d. penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. e. Partisipasi siswa dalam suatu aktivitas Indikator motivasi belajar siswa menurut Sudjana 2002 dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Perhatian siswa terhadap pelajaran b. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya c. Tanggung jawab siswa dalam melakukan tugas-tugas belajaranya. d. Reaksi yang di tunjuk siswa terhadap stimulus yang di berikan guru. e. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang di berikan. f. Penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan b. Kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran di kelas c. Rasa suka atau ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. d. Keseriusan siswa dlam melakukan aktivitas pelajaran di kelas e. Partisipasi siswa dalam suatu aktivitas.

E. Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEDUNG ADEM BOJONEGORO

0 3 1

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 45

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi segitiga kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2012/201

0 2 225

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi segitiga kelas

0 8 223

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 19

Efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan jajargenjang dan belah ketupat di kelas VII Freedom SMP Joannes Bosco Yogyakarta - USD Repository

0 2 319

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan pada materi gerak tumbuhan - USD Repository

0 2 222