Hasil Belajar KAJIAN PUSTAKA

E. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Pendapat lain menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar atau achievement merupakan hasil realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Menurut Winkel 1987 hasil belajar adalah suatu aktivitas mental psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman aspek kognitif, keterampilan psikomotorik, dan nilai sikap afektif. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Hasil belajar yang dituju, boleh jadi merupakan kemampuan baru, boleh juga merupakan penyempurnaan atau pengembangan dari suatu kemampuan yang telah dimiliki. Jenis-jenis hasil belajar menurut Benyamin S. Bloom dalam Mustaqin 2008 membedakan menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Khusus pada ranah kognitif, Anderson dan Krathwohl dalam Gunawan 2013 merevisi taksonomi Bloom yang sudah lama digunakan menjadi: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. a. Ranah kognitif 1 Mengingat Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna meaningful learning dan pemecahan masalah problem solving . Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali dan memanggil kembali. 2 Memahami mengerti Memahami mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan, dan komunikasi. Memahami. Mengerti berkaitan dengan aktivitas mengkasifikasikan dan membandingkan. 3 Menerapkan Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural. Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur dan mengimplementasikan. 4 Menganalisis Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaiman keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut dan mengorganisasikan. 5 Mengevaluasi Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Evaluasi meliputi mengecek dan mengkritisi. Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. 6 Menciptakan Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan disini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh siswa. menciptakan meliputi menggeneralisasikan dan memproduksi. Menggeneralisasikan merupakan kegiatan merepresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang diperlukan. Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen yang merupakan inti dari berpikir kreatif. Memproduksi berkaitan erat dengan dimensi pengetahuan yang lain yaitu pengetahan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognisi. b. Ranah psikomotorik Melalui bidang belajar psikomotorik, anak memperoleh keterampilan- keterampilan yang melibatkan otot-otot, urat serta persendian tubuh motorik dan alat-alat indera seperti mata dan telinga. c. Ranah afektif Melalui bidang afektif, anak memperoleh berbagai sikap dan perasaan yang ikut menentukan tindakan-tindakan yang diambil; sikap dan perasaan tersebut memberikan energi psikis dan semangat melalui rasa- rasa tertentu yang meresapi tingkah lakunya. Untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai, perlu adanya suatu evaluasi. Ranah afektif menurut Bloom dalam Winkel, 1987 meliputi beberapa aspek yaitu: 1 Peneriman, mencakup kepekaan akan adanya suatu stimulan rangsangan ini berupa materi dan buku pelajaean atau penjelasan dari guru. Kesediaan ini dinyatakan dalam sikap memperhatikan sesuatu, misalnya dengan mendengarkan jawaban teman, memperhatikan penjelasan guru 2 Partisipasi, mencakup kesediaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan berupa suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan. Contohnya dalah dengan membaca dengan nyaring bacaan yang diminta, dan menyampaikan argumentasi. 3 Penilaian penentuan sikap, mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Pada tingkat ini mulai dibentuk suaatu sikap; menerima, menolak atau mengabaikan, sikap ini dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin. Perkataan atau tindakan itu tidak hanya sekali, tetapi diulang saat kesempatan timbul, misalnya dengan kerapkali mempersiapkan pertanyaan secara tertulis, atau berpartisipasi aktif mengajukan pertanyaan selama belajar dan menjawab pertanyaan. 4 Organisasi, mencakup kemampuan beroganisasi dalam kelompok misalnya bekerja sama dalam kelompok, merefleksikan hasil diskusi dan menerima pendapat teman saat bersdiskusi. 5 Karakteristik atau internalisasi nilai Kemampuan siswa dalam menerapkan nilai, norma atau etika yang diyakini ke dalam kehidupannya sehari-hari. Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, yang diperoleh siswa setelah berinteraksi selama pembelajaran. Semua yang diperoleh siswa meruapakan hal baru, bukan apa yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Hasil belajar juga berbentuk kinerja yang ditampilkan seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar yang dapat dilihat melalui aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif dilihat dari nilai postest siswa dan aspek afektif dilihat dari aktivitas belajar siswa di kelas meliputi mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyampaikan argumentasi, menerima pendapat, merefleksikan hasil diskusi, memperhatikan pengarahan guru, dan bekerja sama dengan kelompok diskusi. Hasil belajar yang diperoleh ini akan ditindak lanjuti dengan evaluasi hasil belajar. Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup a evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas, b evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta sisik terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran Sudjana 2011. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar atau prestasi belajar. Orangtua pun perlu untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar pada anak mereka, sehingga orangtua dapat mengenali penyebab dan pendukung anak dalam berprestasi. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan yaitu: a Faktor dari dalam diri 1 Jasmani Apabila jasmani kesehatan anak terganggu dengan sering sakit kepala, pilek, deman dan lain-lain, maka hal ini dapat membuat anak tidak bergairah untuk mau belajar. Secara psikologi, gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik juga dapat mempengaruhi proses belajar. 2 Intelegensi Faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar anak. Menurut Gardner dalam teori Multiple Intellegence , intelegensi memiliki tujuh dimensi yang semiotonom, yaitu linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kinestetik fisik, sosial interpersonal dan intrapersonal. 3 Minat dan motivasi Minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar lingkungan. b Faktor dari luar 1 Keluarga Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua dan saudara, bimbingan orangtua, dukungan orangtua, sangat mempengaruhi prestasi belajar anak. 2 Sekolah Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi teman sekolah, rasio jumlah murid per kelas, juga mempengaruhi anak dalam proses belajar. 3 Masyarakat Apabila masyarakat sekitar adalah masyarakat yang berpendidikan dan moral yang baik, terutama anak-anak mereka. Hal ini dapat sebagai pemicu anak untuk lebih giat belajar. 4 Lingkungan sekitar Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan iklim juga dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar. Dari sekian banyak faktor yang harus diperhatikan, tentu tidak ada situasi 100 yang dapat dilakukan secara keseluruhan dan sempurna. Tetapi berusaha untuk memenuhinya sesempurna mungkin bukanlah faktor yang mustahil untuk dilakukan. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor yang mempengarui hasil belajar adalah faktor yang dapat membuat siswa lebih giat belajar sehingga hasil belajar siswa meningkat. Faktor belajar yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah motivasi siswa untuk belajar. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak maupun dari luar lingkungan. F. Materi Pertumbuhan Dan Perkembangan Materi pertumbuhan dan perkembangan menurut KTSP disajikan di kelas VIII semester II. Materi pertumbuhan dan perkembangan termasuk dalam Standar Kompetensi 1 yaitu memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi pada KD 1.1 yaitu menganalisis pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pada mahkluk hidup dan KD 1.2 yaitu mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia. Karakteristik dari materi pertumbuhan dan perkembangan adalah untuk dapat mempelajari materi ini siswa dapat secara langsung melihat dan mengamati objek yang dipelajari. Materi pertumbuhan dan perkembangan meliputi: 1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan 3. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan 4. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan 5. Metagenesis 6. Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia.

G. Hasil Penelitian Yang Relevan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEDUNG ADEM BOJONEGORO

0 3 1

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 45

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi segitiga kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2012/201

0 2 225

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi segitiga kelas

0 8 223

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 19

Efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan jajargenjang dan belah ketupat di kelas VII Freedom SMP Joannes Bosco Yogyakarta - USD Repository

0 2 319

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan pada materi gerak tumbuhan - USD Repository

0 2 222