Hasil Penelitian dan Analisis Data

Namun peneliti masih menemukan beberapa kekurangan-kekurangan pada siklus II ini yaitu masih ada siswa yang tidak memperhatikan dan berbicara dengan teman yang lain ketika proses pembelajaran berlangsung. Disamping adanya kekurangan pelaksanaan siklus II juga memiliki kelebihan yaitu secara umum siswa bersemangat dan bertanggung jawab melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Siswa sering menanyakan hal yang dirasa kurang jelas ketika diskusi berlangsung guna memahami materi yang dipelajari. Hal yang lain yaitu ada beberapa siswa yang berani bertanya ketika peneliti sedang menjelaskan materi.

B. Hasil Penelitian dan Analisis Data

1. Hasil belajar a. Aspek Kognitif Pada pelaksanaan penelitian ini salah satu yang ingin peneliti ukur adalah hasil belajar siswa aspek kognitif. Pelaksanaan siklus I yang diadakan sebanyak tiga kali pertemuan dan diakhiri pertemuan ketiga dengan postest siklus I. Adapun hasil analisis nilai postest siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil Nilai Postest Siklus I No Jenis Data Yang Diamati Hasil Yang Diperoleh 1 Nilai tertinggi 82,2 2 Nilai terendah 53,3 3 Jumlah siswa yang tuntas 17 4 Jumlah siswa yang belum tuntas 12 5 Rata-rata nilai 73,81 6 Persentasi pencapaian KKM 58,62 Nilai postest I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 41 Pada tabel 4.1, menunjukan hasil belajar siswa ranah kognitif yang dilaksanakan dalam bentuk postest. Dari tabel diatas tampak bahwa ada 17 siswa 58,62 yang memperoleh nilai diatas ≥ 75, dikatakan tuntas dan ada 12 siswa 41,37 yang memperoleh nilai ≤ 75, dikatakan belum tuntas. Pencapaian nilai tertinggi siswa adalah 82,2 dan nilai terendah adalah 53,3 dengan rata-rata nilai kelas 73,81. Demikian pula pada pelaksanaan siklus II diadakan pula postest siklus II pada pertemuan terakhir. Adapun hasil analisis postest siklus II dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil Nilai Postest Siklus I I No Jenis Data Yang Diamati Hasil Yang Diperoleh 1 Nilai tertinggi 93 2 Nilai terendah 76,7 3 Jumlah siswa yang tuntas 29 4 Jumlah siswa yang belum tuntas 5 Rata-rata nilai 83,1 6 Persentasi pencapaian KKM 100 Nilai postest II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 42 Pada siklus I pencapaian nilai tertinggi adalah 93 dan nilai terendah adalah 76,7 dengan rata-rata nilai kelas adalah 83,1 dan persentasi pencapaian KKM 100 . Dari hasil postest siklus II dari 29 siswa semua siswa telah tuntas artinya semua siswa telah mencapai KKM. b. Hasil Belajar Afektif Hasil belajar siswa dalam dalam aspek afektif dapat diketahui dari hasil observasi yang dilakukan observer. Dalam penelitian ini observer dilakukan oleh teman sejawat peneliti yang berasal dari mahasiswa. Observer bertugas untuk mengisi data lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Berikut merupakan data hasil observasi. 1 Siklus I Tabel 4.3 Hasil Observasi Siswa Pertemuan 1 No Jenis data yang diamati Hasil yang di peroleh 1 Jumlah siswa dalam kategori tinggi 0 orang 2 Jumlah siswa dalam kategori sedang 29 orang 3 Jumlah siswa dalam kategori rendah 0 orang 4 Persentase kelas Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Pertemuan 2 No Jenis data yang diamati Hasil yang di peroleh 1 Jumlah siswa dalam kategori tinggi 11 orang 2 Jumlah siswa dalam kategori sedang 18 orang 3 Jumlah siswa dalam kategori rendah 0 orang 4 Rata-rata skor 17,03 5 Rata-rata nilai 48,5 6 Persentase kelas 37,93 Hasil lembar observasi pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 43 Pada observasi aspek afektif siswa siklus I pertemuan pertama terdapat 29 siswa mempunyai kategori sedang, artinya seluruh siswa mempunyai motivasi sedang dengan rata-rata skor sebesar 17,03 dan rata-rata nilai sebesar 48,5. Pada pertemuan kedua terdapat 11 siswa yang mempunyai kategori tinggi dan 18 siswa mempunyai kategori sedang dengan rata-rata skor sebesar 20,6 dan rata-rata nilai sebesar 59. Rata-rata skor dan rata-rata nilai yang rendah pada pertemuan pertama disebabkan karena pada pertemuan pertama sebagian besar kegiatan inti diisi dengan melakukan percobaan perkecambahan, pada kegiatan tersebut siswa sibuk melakukan percobaan sehingga ada beberapa aspek yang tidak terpenuhi oleh siswa. Pada pertemuan kedua ketika diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together aspek- aspek pada lembar observasi sudah mulai terlihat dari aktivitas siswa. Tetapi pada pertemuan kedua masih banyak siswa yang belum aktif mereka masih sering berbicara dengan teman ketika ada temannya yang presentasi di depan kelas mereka tidak mendengar apa yang dijawab oleh siswa yang presentasi sehingga dalam kegiatan tanya jawab hanya beberapa siswa yang aktif bertanya. 2 Siklus II Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 3 No Jenis data yang diamati Hasil yang di peroleh 1 Jumlah siswa dalam kategori tinggi 23 orang 2 Jumlah siswa dalam kategori sedang 6 orang 3 Jumlah siswa dalam kategori rendah 0 orang 4 Rata-rata skor 23,4 5 Rata-rata nilai 66,8 6 Persentase kelas 79,3 Tabel 4.6 Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 4 No Jenis data yang diamati Hasil yang di peroleh 1 Jumlah siswa dalam kategori tinggi 29 orang 2 Jumlah siswa dalam kategori sedang 0 orang 3 Jumlah siswa dalam kategori rendah 0 orang 4 Rata-rata skor 27,3 5 Rata-rata nilai 78,1 6 Persentase kelas 100 Hasil lembar pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 44 Pada siklus II pertemuan pertemuan pertama terdapat 23 siswa yang memiliki kategori tinggi, dan 6 siswa yang termasuk kategori sedang, dengan rata-rata skor sebesar 23,4 dan rata-rata nilai sebesar 66,8. Sedangkan pada siklus pertemuan kedua semua siswa sudah termausik dalam kategori tinggi dengan rata-rata skor sebesar 27,3 dan rata-rata nilai 78,1. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada siklus II ini sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dikategorikan baik. 2. Motivasi Belajar Siswa Lembar kuesioner diisi oleh para siswa sebanyak dua kali. Pertama diisi di awal sebelum penelitian dan di akhir setelah penelitian. Hasil dari lembar kuesioner adalah data tambahan untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Berikut adalah tebael hasil analisis lembar kuesioner motivasi awal siswa. Tabel 4..7 Hasil Analisis Lembar Kuesioner Motivasi Awal Siswa No Jenis Data Yang Diamati Hasil Yang Di Peroleh 1 Persentase tertinggi 83 2 Persentase terendah 55 3 Jumlah siswa dalam kategori sangat baik 81- 100 4 4 Jumlah siswa dalam kategori baik 61 - 80 19 5 Jumlah siswa dalam kategori cukup 41 - 60 6 6 Jumlah siswa dalam kategori kurang 21 - 40 7 Jumlah siswa dalam kategori sangat kurang 0 - 20 8 Persentasi kelas 80 Data kuesioner motivasi awal siswa selengkapnya dapat pada dilihat pada lampiran 45 Dari data yang diperoleh di dapat hasil kuesioner motivasi awal terdapat 4 siswa kategori sangat baik, 19 siswa kategori baik, dan 6 siswa kategori cukup. Sehingga dapat disimpulkan 80 siswa kelas VII E SMP Joannes Bosco Yogyakarta memiliki motivasi yang baik terhadap mata pelajaran IPA. Pada akhir pertemuan kedua siklus II siswa kembali mengisi lembar kuesioner. Berikut adalah tabel hasil analisis dari lembar koesioner akhir Tabel 4.8 Hasil Analisis Lembar Kuesioner Motivasi Akhir Siswa No Jenis Data Yang Diamati Hasil Yang Di Peroleh 1 Persentase tertinggi 95 2 Persentase terendah 77 3 Jumlah siswa dalam kategori sangat baik 81-100 17 4 Jumlah siswa dalam kategori baik 61 - 80 12 5 Jumlah siswa dalam kategori cukup 41 - 60 6 Jumlah siswa dalam kategori kurang 21 - 40 7 Jumlah siswa dalam kategori sangat kurang 0 - 20 8 Persentasi kelas 100 Data kuesioner motivasi akhir siswa selengkapnya dapat pada dilihat pada lampiran 46 Berdasarkan tabel 4.6, dari hasil kuesioner motivasi akhir siswa di peroleh hasil bahwa persentase motivasi akhir belajar siswa secara klasikal setelah pelaksaan penelitian adalah 100 , dan telah memenuhi target 80 .

C. Pembahasan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEDUNG ADEM BOJONEGORO

0 3 1

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 45

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi segitiga kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2012/201

0 2 225

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi segitiga kelas

0 8 223

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 19

Efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan jajargenjang dan belah ketupat di kelas VII Freedom SMP Joannes Bosco Yogyakarta - USD Repository

0 2 319

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan pada materi gerak tumbuhan - USD Repository

0 2 222