Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

2 banyak faktor yang mempengaruhi itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern dari dalam diri si subyek belajar dan faktor ekstern dari luar si subyek belajar. Faktor internal ini menyangkut faktor-faktor fisiologis dan faktor psikologis. Tetapi relevan dengan persoalan reinforcement, maka tinjauan mengenai faktor-faktor intern akan dikhususkan pada faktor-faktor psikologis. Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal, sebaliknya tanpa kehadiran faktor psikologis secara optimal bisa jadi memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam belajar. Faktor-faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan penting itu, dapat dipandang sebagai cara-cara berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian, sebagaimana dikatakan oleh Sardiman bahwa “proses belajar mengajar itu akan berhasil baik, kalau didukung oleh faktor-faktor psikologis dari si pelajar. Salah satu faktor psikologis adalah minat. 2 Minat dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya minat yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya minat, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Di dalam kegiatan belajar mengajar, peranan minat baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan minat, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara dalam melakukan kegiatan belajar. 2 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, Cet. II, h. 39-40 3 Minat merupakan faktor dominan yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar, kebutuhan berprestasi menggerakkan dan mengarahkan perbuatan, menopang tingkah laku dan menyeleksi perbuatan individu yang berorientasi kepada keberhasilan. Untuk itu guru harus berupaya menimbulkan dan mempertahankan perhatian dan dorongan siswa melakukan kegiatan belajar. Upaya memberikan perhatian dan dorongan belajar kepada siswa dilakukan guru sebelum mengajar dimulai, dan waktunya menurut Nana Sudjana yaitu “saat berlangsungnya proses belajar mengajar terutama pada saat siswa melakukan kegiatan belajar dan pada saat kondisi belajar mengalami kemunduran.” 3 Kepiawaian guru dalam penguasaan strategi pembelajaran merupakan salah satu variabel yang patut dipertimbangkan. Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan pribadi. Sebagai contoh di lapangan kadang- kadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran sangat menarik perhatian dan jelas. Sementara ada guru lain yang walaupun menggunakan strategi pembelajaran yang sama dengan guru yang tadi, akan tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan cenderung membosankan. Hal ini terjadi mungkin karena guru yang pertama tadi memiliki kelebihan dalam hal seni mengajar. Untuk belajar sangat diperlukan adanya minat. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada minat. Semakin kuat minat yang dimiliki, akan semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi minat akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Sudah disadari baik oleh guru, siswa dan orang tua, bahwa dalam belajar di sekolah intelegensi kemampuan intelektual memainkan peranan penting, khususnya berpengaruh kuat terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin besar peluangnya untuk berprestasi. Sebaliknya, semakin 3 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995, Cet. III, h. 160 4 rendah kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh prestasi. Meskipun peranan intelegensi sedemikian besar, namun perlu diingat bahwa faktor-faktor lain pun tetap berpengaruh. Di antara faktor- faktor tersebut adalah “minat”. Dalam belajar, minat berperan sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat sikapnya senang terhadap pelajaran dan akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar. Sedangkan siswa yang kurang mempunyai minat sikapnya hanya menerima pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus bisa tekun karena tidak ada pendorongnya. Ada beberapa hal yang mendasari pentingnya membahas minat dalam hubungannya dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Al- Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang. Pertama, bahwa pelajaran Al- Qur’an Hadits merupakan salah satu pelajaran ilmu agama Islam yang diajarkan oleh guru di setiap Madrasah Tsanawiyah, khususnya di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi. Masalahnya pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Al- Qur’an Hadits di madrasah tersebut dinilai berjalan kurang efektif dengan adanya berbagai alasan, sehingga hasil prestasi belajar kurang maksimal. Kedua, bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, minat merupakan faktor yang sangat penting, karena bagi siswa yang memiliki minat yang kuat akan mempunyai energi untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kurangnya minat, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat minat yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam menumbuhkan minat yang mampu membangkitkan semangat dalam kegiatan siswa untuk belajar. Adapun kenyataan yang ada di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al- Mubtadi, tidak semua siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap mata 5 pelajaran Al- Qur’an Hadits dengan berbagai alasan dan latar belakang, sehingga hasil prestasi belajar mereka pun berbeda-beda, tergantung seberapa besar kadar minat belajar mereka terhadap pelajaran tersebut. Ketiga, bahwa di dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang- kadang tepat, dan kadang-kadang juga kurang sesuai. Oleh karena itu, guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik. Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak menguntungkan perkembangan belajar siswa. Kurangnya atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat intrinsik maupun yang bersifat ekstrinsik, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Keempat, bahwa kepiawaian guru dalam penguasaan strategi pembelajaran merupakan salah satu variabel yang patut dipertimbangkan. Sebab setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan pribadi masing- masing. Sebagai contoh di MTs Ta’lim Al-Mubtadi, kadang-kadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran sangat menarik perhatian dan jelas. Sementara ada guru lain yang walaupun menggunakan strategi pembelajaran yang sama dengan guru yang tadi, akan tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan cenderung membosankan. Hal ini terjadi mungkin karena guru yang pertama tadi memiliki kelebihan dalam hal seni mengajar. Kelima, bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. “Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap 6 kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa”. 4 Sebagai contoh: kebiasaan yang diterapkan orang tua siswa dalam mengelola keluarga yang keliru, seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan ia cenderung berperilaku menyimpang. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih dalam lagi dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan mengambil judul: “KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AL- QUR’AN HADITS DI MADRASAH TSANAWIYAH TA’LIM AL-MUBTADI”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. 2. Kurangnya motivasi dari guru untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajara Al- Qur’an Hadits. 3. Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs Ta’lim Al-Mubtadi kurang efektif. 4. Kurangnya fasilitas pembelajaran yang tersedia, sehingga guru tidak dapat menumbuhkan minat belajar kepada siswa dengan maksimal. 5. Ketidaktepatan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran Al- Qur’an Hadits, sehingga berpengaruh terhadap minat belajar siswa. 6. Lingkungan yang kurang mendukung, baik dari orang tua keluarga atau lingkungan pergaulan di luar rumah. 7. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits belum memuaskan. 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, cet. III, h. 138 7

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan masalah dalam skripsi ini, dan agar pembahasannya terarah maka penulis memberikan batasan- batasan yaitu pada masalah: 1. Minat belajar siswa MTs Ta’lim Al-Mubtadi, hasil angket yang disebar pada siswasiswi MTs Ta’lim Al-Mubtadi 2. Prestasi belajar siswa MTs Ta’lim Al-Mubtadi, hasil belajar siswa yang diambil dari nilai raport.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas ada yang signifikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana minat siswa dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits? 2. Bagaimana prestasi siswa dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits? 3. Adakah hubungan antara minat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi dengan prestasi hasil belajar Al- Qur’an Hadits mereka?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar minat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi terhadap mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. 2. Untuk mengetahui seberapa besar prestasi minat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi terhadap mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. 3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara minat siswa terhadap mata pelajaran Al- Qur’an Hadits dengan prestasi belajar siswa.

F. Kegunaan Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi rekan- rekan agar menjadi bahan bacaan yang akan lebih disempurnakan

Dokumen yang terkait

Hubungan antara pengelolaan kelas dengan prestasi belajar siswa : studi korelasi pada sistem full day school di Madrasah Tsanawiyah Al-Kautsar Depok

0 9 91

Hubungan antara hafalan al-qur'an dengan prestasi belajara al-qur'an hadits siswa MTS Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang

12 74 104

Korelasi minat belajar al-Qur'an Hadis dengan prestasi belajar siswa MTS al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan

0 3 108

Korelasi antara pemahaman terhadap al-Quran dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-qur'an hadits di MTS al-Khairiyah kelas VII Mampang Jakarta Selatan

0 41 80

Strategi Guru Al-Qur’an Hadits Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPA di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Jakarta

1 7 106

Peranan tadarus al-Qur'an dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas xii pada mata pelajaran al-Qur'an hadits di Madrasah aliyah Miftahul Umam Pondok Labu jakarta Selatan

12 67 97

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

PENGARUH MINAT MEMBACA AL- QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS KELAS VIII DI SMP WACHID HASYIM 1 SURABAYA.

0 1 150

KORELASI KEMAMPUAN TAHFIDZ AL-QUR’AN DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS MI AL MA’ARIF KARANGSARI TANGGAMUS TAHUN AJARAN 20182019 (Studi pada Peserta Didik Kelas IV Semester Ganjil Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di MI Al Ma

0 2 91

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS SISWA KELAS VII di MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) AL- IKHLAS KARANG ANYAR KECAMATAN PANGURAGAN KABUPATEN CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 27