Bisnis Ritel Landasan Teori

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Bisnis Ritel

Banyak orang berfikir bahwa ritel adalah suatu bentuk usaha yang menjual barang disebuah toko saja. Ada beberapa pengertian mengenai usaha ritel ini. Salah satunya adalah bahwa ritel merupakan bentuk usaha yang memberikan nilai tambah kepada produk atau jasa yang dijual pada konsumen Sugiarta, 2011. Banyak usaha yang bisa kita masukkan ke dalam bentuk usaha ritel ini, misalnya toko buku, toko pakaian bayi, toko elektronik, tempat potong rambut, restoran, jasa penjualan tiket musik, supermarket, dan departement store. Berman dan Evans dalam Sujana 2005 mendefinisikan kata ritel dalam kaitan retailmanagement sebagai ”those business activities involved in the sale of goods and services to consumers for their personal, family, or household use”. Artinya keseluruhan aktivitas bisnis yang menyangkut penjualan barang dan jasa kepada konsumen untuk digunakan oleh mereka sendiri, keluarga, atau rumah tangganya. Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan tentang bisnis ritel, yang patut digaris bawahi antara lain : 1 penjualan kepada end user konsumen akhir, dan 2 motivasi pembelian konsumen adalah untuk kepentingan sendiri termasuk keluarganya dan tidak untuk dijual kembali, atau paling tidak lebih Universitas Sumatera Utara 9 dari separuh penjualannya adalah kepada konsumen untuk kepentingannya sendiri. Berman dan Evans dalam Sujana 2005 menyebutkan karakteristik- karakteristik suatu bisnis ritel yang membedakannya dengan entitas bisnis lainnya, yaitu : 1 Small enough quantity, yaitu partai kecil, dalam jumlah secukupnya untuk dikonsumsi sendiri dalam periode waktu tertentu. 2 Impulse buying, yaitu kondisi yang tercipta dari ketersediaan barang dalam jumlah dan jenis yang sangat variatif sehingga menimbulkan banyaknya pilihan dalam proses belanja konsumen. 3 Store condition, yaitu kondisi lingkungan dan interior dalam toko. Adapun fungsi dari bisnis ritel menurut Sugiarta 2011 adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan barang dan jasa Retailer menyediakan variasi merek, ukuran, warna, dan cita rasa dalam satu tempat penjualan serta pilihan harga atas setiap variasi produk yang dijual, sehingga konsumen memiliki sejumlah alternatif pilihan yang disesuaikan dengan kebutuhannya. 2. Menjual barang dalam eceranpecahan Hal ini berarti retailer menjual dalam bentuk pecahan terkecil. Pabrikan memproduksi, lalu mengepak barang dalam karton sebelum mendistribusikannya kepada wholesaler kemudian meneruskannya kepada Universitas Sumatera Utara 10 retailer. Retailer selanjutnya memecahkan karton tersebut ke dalam satuan sehingga memudahkan konsumen membeli sesuai kebutuhannya. 3. Menyediakan stok inventory Retailer harus selau menjaga ketesediaan stok barang dagangan, sehingga pada saat konsumen butuh barang selalu tersedia. Untuk itu, retailer harus benar-benar memahami kapan saatnya built up stock atau menaikkan stok dan kapan waktunya melakukan permintaan barang kepada distributor. 4. Pelayanan Retailer harus memberikan pelayanan yang optimal kepada konsumen, yang memudahkan mereka membeli dan memanfaatkan produk yang dijual retailer. Memberikan pelayanan dalam hal ini bukan hanya melayani konsumen yang berbelanja ditoko, melainkan juga memberikan pelayanan yang bersifat tidak langsung, misalnya display yang memudahkan konsumen mencari barang yang dibutuhkan, kejelasan dan kesesuaian harga dirak dan pos, kebersihan lingkungan toko, penjelasan mengenai manfaat produk, bahkan kegesitan menghitung transaksi di kasir.

2.1.2 Ritel Modern