commit to user 75
kepada satu siswa yang berkebutuhan khusus dan melaksanakan pengayaan untuk siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata kelas sebagai tindak lanjut.
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Selain aktivitas juga
diperoleh peningkatan kemampuan menjumlahkan dengan media realita pada siswa kelas I SDN Kadireso Kabupaten Boyolali.
Peningkatan aktivitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I dan Siklus II.
No Aspek yang diamati
Siklus I Siklus II
Skor Skor
1 2
3 1
2 3
1 Aktif memperhatikan
penjelasan guru √
√ 2
Aktif dalam menggunakan media
realita √
√ 3
Aktif menjawab pertanyaan guru
√ √
4 Keberanian waktu
mengerjakan didepan kelas
√ √
5 Aktif mengerjakan tugas
individu √
√
Jumlah 8
3 2
12 Total
11 14
Rata-rata 2,2
2,8 Banyak siswa yang
mendapat skor 3
13 7
10 13
Persentase 13
56,5 30,4
43,4 56,5
Melihat tabel 8 diatas maka diperoleh jumlah skor penilaian pada siklus I dan siklus II. Dapat dilihat pada siklus I keaktifan siswa dengan perolehan nilai
rata-rata yaitu 2,2 sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata yang mencapai 2,8 dengan demikian maka keaktifan siswa dalam pembelajaran sudah
ada peningkatan kenaikan aktifitas dengan tercapainya nilai rata-rata 2,8.
commit to user 76
Dilihat dari tabel 8 diatas pada siklus I diperoleh 7 siswa 30,4 dengan kriteria baik, sedangkan13 siswa 56,5 dengan kriteria cukup, serta 3 siswa
13 dengan kriteria kurang dari rata-rata untuk siklus I. Sedangkan pada siklus II diperoleh 13 siswa dengan kriteria baik dan 10 siswa dengan kriteria cukup
dengan rata-rata 2,8. Dilihat dari tabel 8, dengan demikian keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan sudah ada peningkatan kenaikan.
Setelah dilaksanakan penilaian keaktifan siswa maka keaktifan guru dalam melaksanakan pembelajaran juga dinilai dan dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Aktifitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus I dan Siklus II.
No Aspek yang diamati
Hasil Observasi Hasil
Observasi Siklus I
Siklus II 1
2 3
4 1 2
3 4
1 Persiapan pembelajaran
2 Membuka pelajaran
3 Kejelasan dan sistematika penyampaian materi
4 Kemampuan penggunaan media
5 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
6 Penggunaan beragai sumber
7 Ketepatan waktu sesuai perencanaan
8 Penuh perhatian kepada siswa
9 Memantau kemajuan siswa belajar selama
proses pembelajaran
10 Melakukan penilaian proses observasi
11 Melakukan penilaian hasil belajarevaluasi
12 Pemberian tindak lanjut
Jumlah skor 6
18 12 9
36 Total skor
36 45
Rata-rata skor Total skor : 12 3,0
3,75
Dilihat dari tabel 9 maka diperoleh jumlah skor penilaian pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I keaktifan guru dengan perolehan nilai rata-rata yaitu
3.0 sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata yang mencapai 3,75. Oleh karena demikian maka keaktifan dalam pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
sudah ada peningkatan yaitu keaktifan siswa dengan tercapainya nilai rata-rata 3,75.
commit to user 77
Dari tabel 8 dan 9, maka dapat diketahui peningkatan aktifitas siswa dan guru dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut:
a. Peningkatan aktifitas siswa:
1. Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru.
2. Siswa aktif dalam menggunakan media realita.
3. Siswa aktif menjawab pertanyaan guru.
4. Keberanian mengerjakan didepan kelas.
Aktifitas siswa yang belum meningkat adalah: mengerjakan tugas individu.
b. Peningkatan aktifitas guru:
1. Persiapan guru sebelum pembelajaran.
2. Kejelasan dan sistematika guru dalam penyampaian materi.
3. Kemampuan guru dalam menggunakan media.
4. Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media.
5. Guru lebih aktif menggunakan berbagai sumber.
6. Pemberian perhatian yang dilakukan guru dalam pembelajaran.
7. Guru memantau kemajuan belajarsiswaselama proses pembelajaran.
8. Guru melakukan penilaian observasi.
9. Guru melakukan penilaian hasil belajar evaluasi.
10. Pemberian tindak lanjut yang diberikan oleh guru.
Aktivfitas guru yang belum meningkat adalah; 1 membuka pelajaran, 2 ketepatan waktu sesuai dengan perencanaaan.
Dari lampiran 6 dan 8 serta tabel 8 diatas, maka dapat diketahui peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran yaitu antara lain:
c. Peningkatan aktivitas siswa:
1. Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru.
2. Siswa aktif dalam menggunakan media realita.
3. Siswa aktif menjawab pertanyaan guru.
4. Keberanian siswa untuk dalam mengerjakan di depan kelas.
Peningkatan kemampuan menjumlahkan siswa kelas I dapat dilihat dengan adanya peningkatan persentase siswa yang memperoleh nilai diatas 63
commit to user 78
serta tercapainya rata-rata kelas 80 atau lebih seperti yang tercantum dalam tabel frekuensi nilai kemampuan menjumlahkan siswa kelas I SDN Kadireso sebelum
tindakan, sesudah tindakan siklus I, dan sesudah tindakan siklus II. Secara lebih rinci perkembangan kemampuan menjumlahkan siswa kelas
I SDN Kadireso dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kelas Sebelum, Sesudah Tindakan Siklus I
dan Siklus II.
No Materi
Rata-rata Nilai Kelas Rata-rata Ketuntasan
Sebelum S
iklus I
Siklus I
I Sebelum
Siklus I
Siklus II
1 Penjumlahan
bilangan tanpa
teknik menyimpan dengan
cara bersusun
pendek dan panjang
53.69
63.80 80.10
34.78 65.21
78.26
Berdasarkan tabel 10, dapat dibuat nilai sebelum tindakan, siklus I, siklus II sebagai berikut:
Gambar 16. Grafik Rata-rata Nilai Kelas Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II.
20 40
60 80
100
Sebelum Siklus I
Siklus II
Rata-rata Nilai Kelas
Rata -rata
Kondisi
53.69 63.80
80.10
commit to user 79
Gambar 17. Grafik Rata-rataKetuntasan Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Dari tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan
media realita
yang dilaksanakan
oleh peneliti
sudah memperlihatkan peningkatan kemampuan menjumlahkan siswa pada bilangan dua
angka tanpa teknik menyimpan dengan cara pendek dan panjang. Hal ini secara klasikal dibuktikan dari perolehan rata-rata nilai kelas sebelumtindakan yang
semula 53 dengan rata-rata ketuntasan sebesar 35, sesudah diadakan tindakan siklus I diperolehpeningkatan rata-rata nilai kelasyaitu 63,80 dengan rata-rata
ketuntasan sebesar 65, kemudian tindakanpada siklus siklus II diperoleh peningkatan lagipada rata-rata nilai kelas yaitu 80 dengan rata-rata ketuntasan
sebesar 78. Hambatan-hambatan yang ditemui pada penelitian ini, diantaranya:
hambatan yang dijumpai yakni siswa belum familier atau belum pernah diajarkan dalam pembelajaran menggunakan media realita yang mungkin ada disekitarnya
serta cara penggunaan media realita dalam hal ini menggunakan sedotan untuk materi penjumlahan bilangan dua angka. Selain itu materi itu merupakan materi
yang baru untuk siswa kelas I jadi perlu adanya penerapan pembelajaran yang menyenangkan dan membuat tertarik siswa.
Dari keseluruhan tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan menjumlahkan siswa kelas I
SDN Kadireso dapat dilakukan melalui media realita. Hal ini nampak jelas dengan
20 40
60 80
Sebelum Siklus I
Siklus II
Rata-rata Ketuntasan
Rata -rata
Kondisi
35 65
78
commit to user 80
adanya peningkatan aktifitas siswa, dan peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap siklus sebagaimana terlihat pada tabel 8.
Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran dengan menggunakan media realita dapat meningkatkan kemampuan
menjumlahkan pada siswa kelas I SDN Kadireso Kabupaten Boyolali dan sekolah-sekolah dasar pada umumnya.
commit to user 81
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus selama 4 kali pertemuan dengan menerapkan pembelajaran
matematika materi penjumlahan dua angka bilangan bulat dengan menggunakan media realita pada siswa kelas I SDN Kadireso Kabupaten Boyolali dapat dibuat
kesimpulan sebagai berikut: Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan menjumlahkan dua angka bilangan bulat tanpa teknik menyimpan dengan ditandai meningkatnya hasil belajar matematika untuk materi
penjumlahan dua angka bilangan bulat tanpa teknik menyimpan dengan cara pendek dan cara panjang yang nilai rata-rata siswa mencapai 63,80 dengan
persentase siswa yang mencapai nilai diatas 63 adalah sebanyak 65,21 15siswa. Akan tetapi untuk materi menjumlahkan dua angka bilangan bulat
tanpa teknik menyimpan dengan cara panjang nilai rata-rata baru mencapai 61,52 dengan persentase siswa perolehan nilai siswa yang diatas 63 sebanyak 56,52
13 siswa sehingga untuk materi penjumlahan dua angka bilangan bulat tanpa teknik menyimpan dengan cara panjang harus diulang pada siklus II. Hasil pada
siklus II telah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, semula nilai rata-rata pada siklus I yaitu 63,80 dengan persentase 15 siswa yang mendapat nilai di atas
63 hanya 65,21, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata mencapai 80,10 dengan persentase siswa yang memperoleh nilai di atas 63 yaitu sebanyak 19
siswa 82,60. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2
siklus selama 4 kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali pertemuan pada siklus I dan 2 kali pertemuan pada siklus II tersebut diatas, artinya bahwa ternyata dengan
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media realita dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan menjumlahkan dua
angka bilangan bulat siswa dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas I