Indikator Kinerja METODOLOGI PENELITIAN

commit to user 44

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilankeefektifan penelitian. Indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu: apabila nilai kemampuan menjumlahkan siswa kelas I SD Negeri Kadireso Kabupaten Boyolali baik siklus I dan siklus II mengalami peningkatan nilai lebih dari atau sama dengan KKM 63 sebanyak 80 18siswa dari 23 siswa serta tercapainya rata-rata kelas 80.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai denganperubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya kemampuan berhitung pada palajaran matematika siswa kelas I SDN Kadireso dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan observasi dan temuan-temuan dikelas, maka peneliti mengambil langkah yang paling tepat untuk meningkatkan kemampuan menjumlahkan adalah dengan penanaman konsep melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasai oleh siswa. Sehubungan hal tersebut, maka tindakan yang diduga paling tepat adalah dengan penerapan menggunakan media benda realita dalam menjelaskan konsep menjumlahkan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan bersusun pendek dan panjang dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian diatas, maka prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mencakup: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalm setiap siklus. Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam uraian sebagai berikut: SIKLUS I 1. Tahap perencanaan commit to user 45 a. Mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan observasi beserta lembar observasinya. b. Merencanakan skenario pembelajaran dengan cara membuat rencana pembelajaran RPP. c. Merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media realita. d. Menyiapkan media realita berupa sedotan atau kelereng. e. Menyiapkan soal tes untuk tes proses dan akhir. f. Menyiapkan lembar penilaian. 2. Tahap pelaksanaan tindakan a. Memberikan materi pembelajaran tentang menjumlahkan. Menerangkan materi tentang menjumlahkan dengan menjelaskan penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan dengan cara bersusun pendek dan panjang. Dengan menerangkan menjumlahkan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan bersusun pendek, maka siswa mempunyai gambaran tentang konsep menjumlahkan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan bersusun pendek danpanjang. b. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media realita. Setelah guru menerangkan konsep menjumlahkan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan bersusun pendek, kemudian guru menerapkan atau mendemonstrasikan penggunaan media realita, supaya siswa lebih paham tentang cara menggunakan media realita dalam menjumlahkan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan bersusun pendek dan panjang. Dalam demonstrasi penggunaan media realita yang dilaksanakan oleh guru dengan melibatkan sebagian siswa diajak lansung menggunakan media realita dan pemberian soal-soal untuk dikerjakan. c. Siswa belajar dengan menggunakan media realita Setelah guru mendemonstrasikan penggunaan media realita, kemudian siswa melaksanakan pembelajaran matematika tentang konsep menjumlahkan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan bersusun pendek dan panjang dengan media realita. Setelah siswa sudah mampu menggunakan media realita dengan benar, kemudian guru memberikan soal commit to user 46 tentang konsep menjumlahkan dengan pemecahan menggunakan media realita. d. Membantu siswa jika menemui kesulitan Dengan memantau siswa jika ada yang terlihat dan mengalami kesulitan dalam menggunakan media untuk mengerjakan soal. Kemudian guru membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa. e. Menilai hasil dari kemampuan siswa menggunakan media realita Melaksanakan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menggunakan media realita dari pelaksanaan mengerjakan soal matematika tentang konsep menjumlahkan. 3. Tahap observasi a. Melakukan pengamatan pada proses pembelajaran Melaksanakan pengamatan ketika siswa menggunakan media realita dalam mengerjakan soal. Pada saat melaksanakan pengamatan guru menyimpulkan bahwa siswa sudah tepat atau belum dalam menggunakan media realita serta mengamati proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru apakah sudah sesuai dengan rencana pembelajaran. b. Mengarahkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Memberikan pengarahan kepada semua siswa ketika mengalami kesulitan dalam menerapkan media realita. Dengan pengarahan guru, siswa melanjutan menggunakan media realita dalam mengerjakan soal. c. Mengobservasi hasil penilaian. 4. Tahap refleksi Mengadakan refleksi dan evaluasi dari pembelajaran, bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menjumlahkan tanpa teknik meminjam dengan cara bersusun pendek dan panjang pada siswa kelas I tidak perlu dilanjutkan ke siklus II. Akan tetapi apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan menjumlahkan baik dengan cara pendek dan panjang maka dilanjutkan ke siklus II yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan commit to user 47 tindakan, tahap observasi. Selanjutnya sampai mendapati kemampuan menjumlahkan matematika meningkat. SIKLUS II 1. Tahap perencanaan a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan masalah pada siklus I. b. Mengumpulkan data yang mungkin masih kurang pada siklus I kemarin melalui observasi disertai lembar observasi. c. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang didasarkan pada kekurangan yang ditemukan pada siklus I. d. Menyiapkan media realita yang akan digunakan yaitu sedotan atau kelereng. e. Menyiapkan soal tes untuk dilaksanakan setelah pembelajaran. f. Menyiapkan lembar penilaian. 2. Tahap pelaksanaan tindakan a. Pada bagian ini guru memberikan materi pembelajaran tentang penjumlahan. Dengan media realita guru menjelaskan kepada siswa tentang menjumlahkan dengan cara panjang dan memberikan apersepsi dengan mengingat kembali materi penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan cara panjang. b. Seperti minggu kemarin guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media realita tentang konsep menjumlahkan cara panjang, kemudian guru menerapkan atau mendemonstrasikan penggunaan media realita supaya siswa lebih menguasai tentang cara penggunaan media realita ditambah dengan mengerjakan lebih banyak soal-soal latihan untuk dikerjakan. c. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media realita.Guru mendemonstrasikan penggunakan media realita, kemudian siswa melaksanakan pembelajaran matematika tentang menjumlahkan dengan menggunakan media realita sampai siswa paham dan mampu melaksanakan pembelajaran dengan media realita. Setelah itu guru commit to user 48 memberikan soal tentang konsep menjumlahkan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam dengan cara panjang. d. Membantu siswa jika ada yang menemui kesulitan dengan cara mendekati siswa jika ada yang mengalami kesulitan dalam menggunakan media untuk mengerjakan soal, kemudian guru membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa. e. Menilai hasil dari kemampuan siswa menggunakan media realita dan melaksanakan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menggunakan media realita dari pelaksanaan mengerjakan soal matematika tentang menjumlahkan bilangan dua angka cara panjang. 3. Tahap observasi a. Melakukan pengamatan pada proses pembelajaran Melaksanakan pengamatan kepada siswa ketika siswa menggunakan media benda realita dalam mengerjakan soal. Saat melaksanakan pengamatan guru menyimpulkan bahwa siswa sudah tepat atau belum dalam menggunakan media realita dan juga mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru apakah sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. b. Mengarahkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Memberikan pengarahan kepada semua siswa ketika siswa mengalami kesulitan dalammenerapkanmedia realita. Dengan pengarahan dari guru, siswa melanjutkan media realita dalam mengerjakan soal. c. Mengobservasi hasil penilaian. 4. Tahap refleksi Mengadakan refleksi dan evaluasi dari pembelajaran, bila hasil refleksi dan evaluasi siklus II menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menjumlahkan, maka siswa kelas I tidak perlu dilanjutkan ke siklus II. Akan tetapi apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan menjumlahkan baik dengan cara pendek atau panjang maka dilanjutkan ke siklus III yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan commit to user 49 tindakan, tahap observasi. Selanjutnya sampai mendapati kemampuan menjumlahkan matematika meningkat. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dapat digambarkan sebagai berikut pada gambar 4. Gambar 4. Alur Penelitian Tindakan Kelas Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, 2008: 74 Permasalahan Permasalahan baru hasil refleksi Apabila permasalahan belum terselesaikan Perencanaan Tindakan I Perencanaan Tindakan II Refleksi I Refleksi II Dilanjutkan ke siklus berikutnya Pelaksanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan I Pengamatan Pengumpulan data I Pengamatan Pengumpulan data II Siklus I Siklus II commit to user 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MANIK MANIK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 05 BANTARBOLANG TAHUN PELAJARAN 2009 2010

13 106 102

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA MANIK MANIK PADA SISWA KELAS IV SD N BALANGAN TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

1 16 79

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN I KARANGDUREN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 12 132

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN ENGKLEK SISWA KELAS IV Peningkatan Kemampuan Menjumlahkan dan Mengurangkan Bilangan Bulat Melalui Permainan Engklek Siswa Kelas IV SD Negeri Geneng 1 Semester 1 Kabupate

0 5 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN ENGKLEK SISWA KELAS IV Peningkatan Kemampuan Menjumlahkan dan Mengurangkan Bilangan Bulat Melalui Permainan Engklek Siswa Kelas IV SD Negeri Geneng 1 Semester 1 Kabupat

0 5 17

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KONKRET Peningkatan keaktifan belajar siswa dalam operasi hitung bilangan bulat melalui media konkret pada siswa kelas I SD Negeri Wungwung Tahun 2014/2015.

0 3 14

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KONKRET Peningkatan keaktifan belajar siswa dalam operasi hitung bilangan bulat melalui media konkret pada siswa kelas I SD Negeri Wungwung Tahun 2014/2015.

0 2 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL P PEMBELAJARAN EMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

2 23 95

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGURUTKAN BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN SUDOKU PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Ketrampilan Mengurutkan Bilangan Bulat Melalui Permainan Sudoku pada Siswa Kelas IV SD Negeri Udanwuh 92 Kaliwungu Semarang Tahun Ajaran 2011/20

0 0 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGURANGKAN BILANGAN BULAT DENGAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SELODOKO KECAMATAN AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012.

0 0 17