Rangkuman Releksi Uji Kompetensi

190 Kelas X SMA MA SMK MAK kelebihan dan kekurangan kita yang dianugrahi Tuhan, berupa; pikir, tubuh, suara, kehalusan rasa, kekayaan seni, budaya dan lingkungan sosial yang menyertainya sudah sepantasnya untuk menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk pencitraan bangsa dan negara dengan cara bekerja sama, bersikap simpati dan empati terhadap sesama mahluk dan ciptaan Tuhan.

H. Uji Kompetensi

Kegiatan akhir pembelajaran pemeranan perlu kiranya dilakukan evaluasi berupa uji kompetensi terhadap kamu, baik teori maupun praktik. Setelah mempelajari lingkup pemeranan dan mengetahui langkah- langkah kreativitas dalam pemeranan atau seni peran, coba presentasikan konsep dan praktik pemeranan kamu secara kelompok dengan lisan dan tulisan sesuai watak tokoh dari naskah yang kamu tampilkan 191 Seni Budaya Bab 8 Berkarya Teater 192 Kelas X SMA MA SMK MAK Setelah mempelajari Bab 8 peserta didik diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan karya teater 2. Membandingkan jenis karya teater. 3. Mengidentiikasi unsur-unsur karya teater. 4. Mengidentiikasi symbol karya teater. 5. Mengidentiikasi nilai estetis karya teater. 6. Mencipta karya teater melalui simbol, jenis, dan nilai estetis. 7. Menyajikan karya teater sesuai naskah dengan lisan, tulisan dan praktik. 8. Memaknai pembelajaran berkarya teater. 193 Seni Budaya Pengantar Terkait pembelajaran seni teater di kelas X, pada bab. 7, kamu telah belajar tentang pemeranan sebagai tahapan dan unsur penting dalam pembelajaran seni teater. Tahap pembelajaran selanjutnya, pada bab.8 kamu akan diajak untuk berkarya teater. Teater merupakan salah satu cabang seni pertunjukan. Keberadaannya di Indonesia, menyebar hingga pelosok negeri sebagai tanda bahwa teater memberikan manfaat terhadap masyarakat pemilik seni pelaku seni, seniman dan masyarakat pendukung seni penonton dan penggiat seni. Teater sebagai karya seni diciptakan dengan cita, rasa dan karsa manusia, keberadaannya tidak dapat lepas dari kehidupan manusia dengan lingkup sosial yang menyertainya. Gambaran ungkap tentang kehidupan yang dialaminya masyarakat diwujudkan dalam bentuk; simbol , tanda-tanda, lambang-lambang dengan pemaknaannya. Simbol, dan makna seni yang terkandung di dalamnya bersifat khas dan unik, berlaku dalam lingkungan masyarakat tertentu dengan fungsi dan tujuan tertentu pula. Pemahaman kehidupan di dalam seni yang diekspresikan melalui simbol, tanda-tanda dan lambang-lambang bersifat khas dan unik, termasuk di dalamnya seni teater. Kehadiran simbol di dalam seni menjadi dasar pembeda dengan kehidupan nyata bersifat kesehariaan yang kita alami. Kehidupan nyata bersifat kongkrit, keseharian dan teramati. Kehidupan dalam dunia seni bersifat khayali, imajinatif, abstrak, dan tidak nyata. Oleh karena itu, menempatkan seni teater sebagai ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan umat manusia. Seni Teater yang dimaksud adalah teater yang sarat dengan pemaknaan hidup dan memiliki unsur fungsi bagi masyarakat pemiliknya. Contoh, Topeng Banjet, Topeng Cisalak, Mamanda, Lenong, dst. Teater hadir bersifat komunal kemasyarakatan dalam menjaga keharmonisan hidup. Teater melalui bahasa simbol memiliki hubungan yang erat dengan masyarakat pemilik atau penontonnya. antara lain; pelaku seni pelaku seni teater, karya seni karya teater, dan masyarakat pemilik seni penonton teater. Karya teater agar terjadi komunikasi dengan penontonnya, diperlukan beberapa prasyarat. Prasyarat sebagai unsur penting di dalam komunikasi teater adanya unsur: Pelaku seniman Teater – Karya Teater – Penonton Tseater. Kreativitas karya Teater, baik teater tradisional, non tradisional atau produk broadcast televisi, radio, dan ilm merupakan hasil konstruksi atau susunan antara hubungan yang dipilih dengan unsur-unsur seni didalamnya. Oleh karena itu, tidaklah heran bahwa Teater dalam proses penciptaannya tidak dapat berdiri sendiri, melainkan bersifat kolektif, bekerjasama, dan Kolaboratif, dilakukan secara bersama. 194 Kelas X SMA MA SMK MAK Perlu diingat dan diperhatikan bahwa Seni Teater memiliki perbedaan dengan karya seni pertunjukan yang lain yakni lebih menekankan pada unsur dramatik yang dijalin oleh alur cerita dalam suatu lakon atau naskah. Naskah yang dimaksud harus diupayakan mengandung kekuatan konlik atau pertentangan yang dialami tokoh cerita yang bernilai dramatis. Kamu perhatikan gambar di atas dengan cermat, kemudian jawablah pertanyaan berikut ini Ketika kamu menyaksikan karya teater; di panggung, media televisi, layar perak bioskop, unsur penting apa saja yang dapat kamu pahami dan rasakan ? Coba kamu amati gambar di bawah ini, untuk mengidentiikasi karya teater berdasarkan jenis, bentuk dan unsur penting di dalamnya 195 Seni Budaya 1. Gambar manakah yang menunjukkan karya teater yang kamu kenali? 2. Apa perbedaan yang menonjol dari sudut pandang unsur -unsur karya teater? 3. Adakah persamaan dalam setiap ragam jenis dan bentuk karya teater tersebut? 4. Bagaimanakah unsur rias dan busana melalui contoh gambar tersebut? 5. Dapatkah kamu merancang karya teater bersumber ragam jenis dan bentuk karya teater dari contoh gambar tersebut? Berdasarkan pengamatan melalui gambar, sekarang kamu kelompokan dan isilah tabel di bawah ini sesuai dengan unsur-unsur dalam karya teater: No Gambar Jenis Teater Bentuk Teater Unsur Teater Uraian Naskah TertulisTidak Tertulis Penokohan Rias Busana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Setelah kamu mengisi kolom tentang karya teater tersebut, kemudian diskusikan dengan teman dan isilah kolom di bawah ini 196 Kelas X SMA MA SMK MAK Format Diskusi Hasil Pengamatan Nama Siswa : NIS : HariTanggal Pengamatan : No. Unsur Pengamatan Uraian Hasil Pengamatan 1 Jenis dan Bentuk Teater 2 Lakon Naskah 3 Penokohan 4 Watak Tokoh 5 Rias Busana Tokoh 6 Properi Tokoh 7 Tata Pentas Agar kamu lebih mudah memahami, bacalah dan pelajari lebih mendalam tentang lingkup teater. Selanjutnya, kamu bisa mengamati lebih lanjut dengan melihat pertunjukan langsung ataupun melihat tayangan dari video, media jejaring sosial, televisi atau menonton ilm di gedung bioskop serta membaca referensi dari berbagi sumber belajar yang lain 197 Seni Budaya

A. Pengertian Teater

Kata Teater secara etimologis berasal dari bahasa Inggris “Theatre” dan bahasa Yunani “Theaomai” yang berarti dengan takjub melihat dan mendengar. Kemudian kata teater ini berubah menjadi “Theatron” yang mengandung pengertian : a. Gedung Pertunjukan atau Pentas pada zaman Thucydides, 471-395 SM. dan zaman Plato, 428-424 SM. b. Publik Auditorium atau tempat penonton pada zaman Herodotus, 490480-424 SM. Dalam pengertian yang lajim Teater dapat dibagi dalam pengertian umum dan sempit. Teater dalam pengertian umum atau lajim adalah suatu kegiatan manusia dalam menggunakan tubuh atau benda-benda yang dapat digerakan, di mana suara, musik dan tarian sebagai media utamanya untuk mengekspresikan cita, rasa, dan karsa seni. Teater dalam arti luas adalah segala tontonan yang dipertunjukan di depan orang banyak, misalnya : Sendratari, Dramatari, Teater Tari, Opera, Operet, Kabaret, Wayang Golek, Wayang Kulit, Wayang Orang, Ketoprak, Ludruk, Srandul, Randai, Lonser, Dagelan, Sulapan, Akrobatik, Sepak Bola, berbagai pertunjukan musik atau Karawitan, Karnaval Seni, dst. Sedangkan dalam arti sempit Teater adalah Drama.

1. Drama

Istilah Drama dalam bahasa Yunani “Dran” atau “Draomai” yang berarti beraksi, berbuat, bertindak, berlaku. Dalam istilah yang lazim Drama adalah salah satu bentuk teater yang memakai lakon dengan cara bercakap-cakap atau gerak-gerik di atas pentas yang ditunjang oleh beberapa unsur artistik pertunjukan. Inti atau dasar dari Drama itu sendiri adalah konlik atau pertentangan, antara : Tokoh, dengan dirinya sendiri, dengan masyarakat atau lingkungan. Drama adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang di ceritakan di atas pentas, disaksikan oleh orang banyak penonton dengan media: percakapan, gerak dan laku dengan tata pentas atau dekor layar dst. didasarkan pada naskah tertulis dengan atau tanpa musik, nyanyian, dan tarian. Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 8.1 Adegan Pertunjukan Drama sebagai Teater NonTradisional 198 Kelas X SMA MA SMK MAK

2. Sandiwara

Pertunjukan Teater pada zaman pendudukan Jepang disebut “Sandiwara”. Kata Sandiwara bahasa Jawa terbentuk dari dua kata yaitu “ Sandi “ berarti samar-samar, rahasia dan “Wara” adalah berita, pengajaran atau anjuran. Jadi Sandiwara menurut Ki Hajar Dewantara adalah ajaran, nasihat, atau anjuran melalui perlambangan. Istilah ini mula-mula dipergunakan oleh P.K.G. Mangkunegara VII sebagai pengganti Toneel.

3. Tonil

Istilah Tonil atau “Toneel” sebagaimana telah disebutkan tidak lain adalah Sandiwara atau Pertunjukan atau Teater di zaman pendukung Belanda, tepatnya ditahun-tahun tearakhir penjajahan Belanda, ketika muncul sebuah rombongan Sandiwara bernama “Dardanella “.

B. Jenis Teater

Di Indonesia jenis-jenis teater dapat dibagi menjadi dua bentuk sajian. Keduanya hidup berdampingan bahkan saling mempengaruhi dan merupakan sumber penciptaan yang satu terhadap yang lainnya. Dua bentuk sajian teater tersebut dikenal dengan sebutan Teater Tradisional dan Teater NonTradisional Teater Modern. Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 8.2 Poster Toneel Mis Ribut, Sandiwara Zaman Belanda Setelah kamu belajar tentang pengertian teater, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini 1. Apa yang dimaksud dengan teater? 2. Apa yang harus kamu lakukan agar seni teater dapat bermanfaat bagi kehidupan? Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 8.3 Wayang Golek Teater Boneka Indonesia