389
Seni Budaya
2. Materi Pergelaran Teater
Syarat kedua sebagai unsur penting di dalam pergelaran Teater adanya unsur materi seni atau karya teater. Materi pergelaran yang dimaksud adalah
wujud karya teater yang dibangun melalui proses kreatif melalui tahapan dengan menggunakan medium tertentu bersifat kolektif bekerja bersama
dengan wilayah kerja dan tanggungjawab secara bersama kolaborasi. Unsur penting berikutnya di dalam pergelaran teater adalah hadirnya
penonton
3. Penonton
Penonton adalah orang-orang atau sekelompok manusia yang sengaja datang untuk menyaksikan
tontonan. Penonton dapat juga dikatakan sebagai apresiator, penikmat, penilai, dst. terhadap materi
seni seni teater yang di pergelarkan. Oleh karena itu, kehadiran penonton dalam suatu pergelaran
adalah bersifat mutlak. Tanpa penonton, pergelaran teater adalah kesia-siaan atau kegiatan
mubazir. Karena pergelaran teater membutuhkan suatu penilaian, penghargaan atau kritikan dari
orang lain dalam rangka menciptakan peristiwa seni sebagai peristiwa budaya.
Menonton, mengapresiasi adalah sikap menerima, menghargai dan sekaligus mengkritisi pesan yang disampaikan pergelaran karya seni. Penilaian
terhadap pergelaran seni untuk setiap penonton sangatlah berbeda dan bersifat relative. Oleh karena itu, berpijak pada keragaman latarbelakang
penonton dan pengalaman seni, penonton dalam hubungan pergelaran seni Teater dapat dibedakan dalam tiga golongan, yakni penonton: awam,
tanggap dan kritis. a.
Penonton awam adalah penonton penikmat seni dengan kecenderungan kurang atau tidak dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman seni.
Dalam hal ini wawasan dan pengalaman seni Teater. b.
Penonton tanggap, artinya penonton bersikap responsif dengan kecenderungan memiliki wawasan dan pengalaman seni, tetapi tidak
ditindaklanjuti untuk mengulas terhadap apa yang pergelaran yang ditontonnya cukup untuk dipahami dan dinikmati sendiri.
c. Penonton kritis, adalah penonton dengan bekal keilmuan dan pengalaman seni kemudian melakukan ulasan atau menulis kritik pergelaran dan
dipublikasikan dalam forum ilmiah, diskusi sampai media cetak dan elektronik.
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 7.4 Penonton sebagai Apresiator Teater
390
Kelas X SMA MA SMK MAK
C. Teknik Pergelaran Teater
Teknik adalah cara, upaya, strategi dan metode untuk memudahkan kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Terkait teknik dalam pergelaran
Teater dapat dipahami sebagai suatu cara dan upaya kamu bersama teman- teman satu kelas atau kelompok yang dibentuk untuk terlibat dalam
merencanakan, mempersiapkan, mempergelarkan karya Teater yang kamu ciptakan.
Karya Teater yang Kamu ciptakan merupakan hasil dari proses kreatif yang dilakukan bersama kolektif. Karena itu di dalam mencipta karya Teater perlu
dibangun etos kerja yang optimal dan saling percaya, Teknik pergelaran Teater yang dapat Kamu lakukan bersama-sama teman Kamu dalam
pergelaran dapat dibagi dalam dua wilayah kegiatan. Wilayah kegiatan artistik dan non artistik. Kegiatan wilayah artistik bertugas untuk menyiapkan materi
produk Seni Teater. Wilayah non artistik bertugas sebagai penyelenggara pergelaran.
Pelaksana wilayah kegiatan artistik dan non artistik dalam pergelaran Teater dapat dilakukan secara bersama-sama dan bekerjasama dengan cara
membentuk panitia pergelaran. Wilayah kerja bagian artistik dapat ditanggungjawabi oleh Kamu, Teman Kamu, Guru atau Instruktur Teater yang
mampu untuk mewujudkan karya Teater. Selanjutnya, untuk wilayah bagian non artistik dapat dilakukan dengan cara mengangkat Kamu atau Teman
Kamu sebagai Ketua pelaksana produksi dengan sebutan popular “ Pimpinan Produksi “.
Dengan demikian, secara teknis pergelaran Teater adalah suatu kegiatan yang tidak dapat lepas dari kegiatan manajemen dengan memfungsikan
sumber-sumber yang ada, meliputi; siswa, guru dan orang tua; keuangan; metode; mesinteknologi; bahan dan alat; sampai pada pemasaran jika
Setelah kamu belajar tentang teknik pergelaran teater, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini
1. Apa saja yang termasuk unsur penting dalam pergelaran
teater? 2.
Jelaskan hubungan unsur pergelaran dalam menciptakan peristiwa teater