impulsif cenderung memiliki tingkat berpikir kreatif yang rendah, tidak berpikir mendalam berpikir cepat, siswa impulsif memiliki tingkat ingin tahu yang biasa
saja untuk menyelesaikan masalah berpikir kreatif. Mereka memberikan jawaban yang sederhana sesuai dengan permintaan soal. Pemikiran salah satu siswa
impulsif berbeda dengan siswa lain dalam menyelesaikannya masalah, rasa ingin tahu, dan keaktifan yang sangat tinggi melebihi subyek reflektif.
Penelitian Carito, et al. 2013 tentang penerapan pendekatan SAVI untuk meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran matematika volume bangun ruang.
Dalam penelitian ini disebutkan bahwa penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika volume bangun
ruang. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika materi volume bangun ruang
kubus dan balok pada setiap siklusnya.
2.3 Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran matematika, kreativitas siswa sangat diperlukan terutama dalam menyelesaikan soal-soal yang melibatkan siswa untuk berpikir
kreatif. Berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan atau membangun gagasan yang baru. Kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar
terdiri dari 4 kemampuan yakni: 1 kelancaran fluency, menghasilkan banyak gagasanjawaban yang relevan dan arus pemikiran yang lancar; 2 keluwesan
flexibility, menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam, mampu mengubah cara atau pendekatan dan arah pemikiran berbeda; 3 keaslian originality,
memberikan jawaban yang tidak lazim, yang dari yang lain, yang diberikan
jawaban orang lain; 4 elaborasi elaboration, mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif dan cara
mengukurnya menjadi salah satu fokus pembelajaran matematika. Salah satu cara mengukur kemampuan berpikir kreatif adalah dengan pemecahan masalah.
Dalam menyelesaikan pemecahan masalah, siswa menggunakan berbagai macam strategi. Strategi pemecahan masalah tersebut banyak dipengaruhi oleh gaya
kognitif. Ketika siswa memiliki gaya kognitif yang berbeda maka cara menyelesaikan masalah juga berbeda, sehingga perbedaan itu juga memicu
perbedaan berpikir kreatif mereka. Perbedaan gaya kognitif itu ada anak yang memiliki karakteristik cepat
dalam menjawab masalah, tetapi tidak atau kurang cermat, sehingga jawaban cenderung salah, disebut anak yang bergaya kognitif impulsif. Anak yang
memiliki karakteristik lambat dalam menjawab masalah, tetapi cermat atau teliti, sehingga jawaban cenderung benar disebut anak gaya kognitif reflektif.
Masih digunakannya model pembelajaran konvensional mendorong peneliti untuk menggunakan model yang lebih aktual. Berdasarkan teori-teori
belajar yang telah dijelaskan di atas, model pembelajaran SAVI dengan pendekatan saintifik membantu dalam memecahkan masalah dan menggali siswa
agar kreatif. Pada model pembelajaran ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil atas 4 siswa. Belajar dalam kelompok kecil menggunakan model SAVI
dengan pendekatan saintifik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk menggabungkan antara tindakan, berbicara dan mendengarkan, melihat dan
menggambarkan, serta memecahkan masalah dan berpikir.
Berdasarkan alasan yang telah diungkapkan di atas, penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan
masalah matematika berdasarkan gaya kognitif reflektif dan impulsif. Hal ini diharapkan bisa mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan
gaya kognitif melalui pembelajaran SAVI dengan pendekatan saintifik dan mengetahui keefektifan model SAVI dengan pendekatan saintifik.
Kerangka berpikir yang telah dikemukakan peneliti di atas disajikan pada Gambar 2.6
Adanya perbedaan kemampuan berpikir kreatif, perbedaan gaya kognitif, dan masih digunakannya
model pembelajaran konvensional di sekolah Analisis gaya kognitif siswa
Gaya kognitif reflektif Gaya kognitif impulsif
Model Pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intellectually SAVI dengan pendekatan saintifik
Analisis kemampuan berpikir kreatif
Menganalisis kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gaya kognitif
reflektif dan gaya kognitif impulsif melalui model pembelajaran Somatic
Auditory Visualization Intellectually SAVI dengan pendekatan saintifik
Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berpikir Menguji keefektifan model
Pembelajaran Somatic Auditory Visualization
Intellectually SAVI dengan pendekatan saintifik
2.4 Hipotesis Penelitian