Berdasarkan analisis hasil tes berpikir kreatif B-17 dan analisis data wawancara B-17 dapat disimpulkan bahwa B-17 memenuhi aspek kelancaran dan
keluwesan. Tabel 4.18 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif B-17
Subjek Penelitian
Kelancaran Keluwesan
Keaslian Elaborasi
B-17 √
√ ─
─
3. Subjek Penelitian Siswa Impulsif B-23
Analisis kemampuan berpikir kreatif subjek impulsif B-23 meliputi hasil tes berpikir kreatif dan wawancara. Hasil tes berpikir kreatif dan wawancara
dijadikan acuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif siswa dan diambil kesimpulan dengan cara triangulasi. Berikut ini analisis data subjek B-23
terhadap data tes tertulis, wawancara, dan hasil triangulasi. 1 Data Tes Tertulis
Berdasarkan hasil tes berpikir kreatif, B-23 menunjukkan ciri-ciri kriteria komponen kreatif yang tercantum pada Tabel 4.19 berikut.
Tabel 4.19 Ciri-ciri Komponen Kreatif Subjek Impulsif B-23
No Indikator
dan Komponen
Kreatif Keterangan
AlasanPenjelasan
1. Kelancaran Lancar
Karena dapat memberikan jawaban yang beragam, yaitu dapat menemukan volume
dengan beberapa cara penyelesaian dan hasilnya benar.
2. Keluwesan
Luwes Dapat merancang bangun ruang lain dan
menentukan ukuran-ukurannya sehingga volumenya sama dengan volume balok dan
kubus.
3. Keaslian
Diragukan Karena ketika merancang bangun ruang
lain yang volumenya sama dengan volume balok, lalu merancang prisma dan limas
yang volumenya sama dengan volume kubus, terdapat
dari jumlah siswa memiliki jawaban yang sama.
4. Elaborasi
Belum jelas Meskipun mampu menemukan volume
dengan beberapa cara, namun masih umum dipelajari di kelas.
Hasil tes berpikir kreatif B-23 memperlihatkan bahwa B-23 lancar dalam menentukan volume dengan cara yang beragam, B-23 juga dapat membuat
bangun ruang sisi datar lain luwes, B-23 belum memenuhi aspek keaslian, dan elaborasi B-23 belum jelas karena cara yang digunakan merupakan cara yang
biasa dipejari di kelas. 2 Data Hasil Wawancara
Dalam cuplikan wawancara ini didapat bahwa B-23 memenuhi kriteria kelancaran dan keluwesan. B-23 dapat menyelesaikan masalah dengan beberapa
cara mulai dari merancang bangun lain yang volumenya sama dengan volume balok, serta merancang prisma dan limas yang volumenya sama dengan volume
kubus. Selain itu B-23 dapat menentukan volume dengan berbagai cara. B-23 tidak memenuhi aspek keaslian karena B-23 berkata bahwa jawabannya mengikuti
teman. B-23 tidak memenuhi aspek kebaruan karena tidak bisa menyelesaikan soal dengan cara yang berbeda dari yang telah diajarkan ketika pembelajaran di
kelas. Hasil wawancara dapat dilihat pada Lampiran 73 halaman 348. 3 Triangulasi
Setelah didapat analisis hasil tes berpikir kreatif B-23 dan analisis data wawancara B-23, selanjutnya dilakukan perbandingan untuk mengetahui valid
tidaknya data yang diperoleh. Berdasarkan hasil analisis tes berpikir kreatif B-23 memenuhi aspek kelancaran dan keluwesan, sedangkan aspek keaslian dan
elaborasi belum terpenuhi. Berdasarkan hasil analisis data wawancara B-23 diperoleh hasil bahwa B-23 memenuhi aspek kelancaran dan keluwesan saja.
Berdasarkan analisis hasil tes berpikir kreatif B-23 dan analisis data wawancara B-23 dapat disimpulkan bahwa B-23 memenuhi aspek kelancaran dan
keluwesan. Tabel 4.20 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif B-23
Subjek Penelitian
Kelancaran Keluwesan
Keaslian Elaborasi
B-23 √
√ ─
─
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Data Kuantitatif
Berdasarkan hasil analisis data awal kemampuan berpikir kreatif diperoleh bahwa kedua kelompok sampel berdistribusi normal, mempunyai varians
homogen, dan tidak ada perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok. Hal ini berarti bahwa sampel berasal dari keadaan atau kondisi yang sama.
Hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa diukur menggunakan hasil tes akhir. Berdasarkan analisis data akhir diperoleh bahwa pada kelas ekperimen
terdapat 29 dari 32 siswa medapat nilai . Berdasarkan hasil uji hipotesis 1
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen mencapai ketuntasan klasikal berdasarkan KKM, yaitu siswa yang memperoleh
nilai mencapai lebih dari 75. Pada kelas kontrol siswa yang memproleh
nilai kurang dari 75 dari keseluruhan jumlah siswa pada kelas kontrol,
artinya kelas kontrol belum mencapai ketuntasan secara klasikal. Pada uji hipotesis 2 diperoleh bahwa rata-rata hasil tes kemampuan
berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata hasil tes