2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan  deskripsi  teoritik  dan  kerangka  berpikir  yang  telah dikemukakan  sebelumnya,  maka  hipotesis  yang  diuji  dalam  penelitian  ini  adalah
sebagai berikut.
1 Kemampuan  berpikir  kreatif  siswa  pada  materi  bangun  ruang  sisi  datar
menggunakan  model  Somatic  Auditory  Visualization  Intellectually  SAVI dengan pendekatan saintifik mencapai ketuntasan klasikal.
2 Kemampuan  berpikir  kreatif  siswa  yang  memperoleh  materi  bangun  ruang
sisi datar menggunakan model pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intellectually  SAVI  dengan  pendekatan  saintifik  lebih  baik  daripada
kemampuan  berpikir  kreatif  siswa  yang  memperoleh  materi  bangun  ruang sisi datar menggunakan model pembelajaran konvensional.
42
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  metode  mixed methods.  Penelitian  ini  merupakan  suatu  langkah  penelitian  dengan
menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Menurut  pendapat  Sugiyono  2010:  39  menyatakan  bahwa “metode
penelitian  tidak  dapat  digabungkan  karena  paradigmanya  berbeda.  Tetapi  dalam penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan teknik pengumpulan data
bukan metodenya, seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif ”.
3.2 Desain Penelitian
Menurut  Creswell  sebagaimana  dikutip  oleh  Sugiyono  2015:  407, metode kombinasi mixed method diklasifikasikan sebagai berikut:
1.  Model sequential kombinasi berurutan merupakan suatu prosedur penelitian dimana  peneliti  mengembangkan  hasil  penelitian  dari  satu  metode  dengan
metode  yang  lain.  Metode  ini  dikatakan  sequential  karena  penggunaan metode dikombinasikan secara berurutan. Model sequential ada tiga yaitu:
a.  Sequential explanatory design Metode  penelitian  kombinasi  model  sequential  explanatory  dicirikan
dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama,
dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap ke dua,  guna  memperkuat  hasil  penelitian  kuantitatif  yang  dilakukan  pada
tahap pertama. b.  Sequential exploratory design
Metode  ini  sama  dengan  metode  sequential  explanatory,  hanya  dibalik, dimana  pada  metode  ini  pada  tahap  awal  menggunakan  metode  kualitatif
dan tahap berikutnya menggunakan metode kuantitatif. c.  Sequential transformative strategy
Model  ini  dilakukan  dsalam  dua  tahap  dengan  dipandu  oleh  teori  lensa gender,  ras,  ilmu  sosial  pada  setiap  prosedur  penelitiannya.  Tahap
pertama  bisa  menggunakan  metode  kuantitatif  atau  kualitatif  dan dilanjutkan  pada  tahap  berikutnya  dengan  metode  kualitatif  atau
kuantitatif. 2.  Model  concurrent,  penggabungan  metode  dilakukan  dengan  cara  dicampur
dalam  waktu  yang  sama.  Dalam  hal  ini  metode  kuantitatifkombinasi digunakan  untuk  menjawab  satu  jenis  rumusan  masalah  atau  satu  jenis
pertanyaan penelitian. Model concurrent ada tiga yaitu: a.  Concurrent triangulation strategy
Dalam  model  ini  peneliti  menggunakan  metode  kuantitatif  dan  kualitatif secara  bersama-sama,  baik  dalam  pengumpulan  data  maupun  analisisnya,
kemudian  membandingkan  data  yang  diperoleh,  untuk  kemudian  dapat ditemukan  mana  data  yang  dapat  digabungkan,  dan  dibedakan.  Bobot
antara  metode  kuantitatif  dan  kualitatif  yang  digunakan  dalam  penelitian mestinya seimbang.
b.  Concurrent embedded strategy Merupakan  metode  penelitian  yang  mengkombinasikan  penggunaan
metode  penelitian  kuantitatif  dan  kualitatif  secara  simultanbersama-sama atau  sebaliknya,  tetapi  bobot  metodenya  berbeda.  Pada  model  ini  ada
metode  yang  primer  dan  metode  sekunder.  Metode  primer  digunakan untuk  memperoleh  data  yang  utama,  dan  metode  sekunder  digunakan
untuk memperoleh data guna mendukung data yang diperoleh dari metode primer.
c.  Concurrent transformatif strategy Merupakan  gabungan  antara  model  triangulation  dan  embedded.  Dua
metode  pengumpulan  data  dilakukan  pada  satu  tahapfase  penelitian  dan pada  waktu  yang  sama.  Bobot  metode  bisa  sama  dan  bisa  tidak  sama.
Penggabungan  data  dapat  dilakukan  dengan  merging,  connecting  atau embeddeding  mencampur  dengan  bobot  sama,  menyambung,  dan
mencampur dengan bobot tidak sama. Dalam  penelitian  ini  menggunakan  model  sequential  terutama  sequential
explanatory design. Dalam penelitian ini pada tahap pertama mengumpulkan dan menganalisis  data  kuantitatif  dalam  menjawab  rumusan  masalah  pertama  yaitu
apakah  model  Somatic  Auditory  Visualization  Intellectually  SAVI  dengan pendekatan  saintifik  efektif  dalam  meningkatkan  kemampuan  berpikir  kreatif
siswa SMP kelas VIII. Kemudian diikuti oleh pengumpulan dan menganalisis data
kualitatif  yang  dibangun  berdasarkan  hasil  awal  kuantitatif  dalam  menjawab rumusan masalah kedua yaitu bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa SMP
kelas  VIII  berdasarkan  gaya  kognitif  pada  pembelajaran  matematika menggunakan model Somatic Auditory Visualization Intellectually SAVI dengan
pendekatan  saintifik.  Data  kualitatif  ini  didapatkan  melalui  wawancara  secara mendalam dengan partisipan.
3.3 Latar Penelitian