G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data
Dalam teknik pengecekan keabsahan data atau uji keabsahan data dalam penelitian, ditentukan pada uji validitas dan realibitas. Validitas
merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti, sedangkan
realibitas berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan yang ada dilapangan.
Dalam penelitian kualitatif terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal yang berkenaan dengan derajad akurasi
desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Jika dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja masyarakat Betawi, maka data yang
diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang etos kerja masyarakat Betawi.
Jadi, uji keabsahan data ini dilakukan dengan perpanjangan waktu penelitian dimaksudkan agar data-data yang diperoleh peneliti
memungkinkan adanya peningkatan derajat kepercayaan, sehingga dapat terbangun kepercayaan diri para responden terhadap kepercayaan diri
peneliti sendiri. Triangulasi data, ialah memeriksa keabsahan data melalui sumber,
metode penyidik teori. Triangulasi data dengan sumber yang digunakan untuk mencocokan hasil wawancara dengan data yang diperoleh dari hasil
pengamatan dan dokumentasi, membandingkan apa yang dikatakan informan dalam memberikan informasi data di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi. Mathinson mengemukakan bahwa nilai dari teknik pengumpulan
data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh meluas, tidak konsisten atau kontradiksi.
8
Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi, maka data yang diperoleh akan lebih
konsisten, tuntas, dan pasti.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta, 2012, cet. 15, h. 332.
Terakhir, pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh dalam proses pelaksanaan pengumpulannya. Pelaksanaannya dengan melihat serta
mencocokan semua catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dengan dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian kualitatif adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat diinterpretasikan temuannya
kepada orang lain.
9
Dalam penelitian kualitatif berdasarkan kurun waktunya, data dianalisis pada saat pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan
data. Pada waktu pengumpulan data di lapangan, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila peneliti merasa kurang
memuaskan, maka peneliti akan mengajukan pertanyaan lagi, sampai pada tahap
tertentu, diperoleh
data yang
dianggap kredibel.
Saat pelaksanaannya, data yang diperoleh berasal dari informasi lapangan,
dijadikan bentuk uraian, kemudian dikaitkan dengan data yang sudah ada untuk mendapatkan kejelasan atau kebenaran akan memperoleh gambaran
baru atau nguatkan gambaran yang sudah ada.
I. Refleksi Penelitian
Pada penelitian ini saat awal observasi peneliti mendatangi lingkungan jalan Kemiri RT 003RW 003 untuk melihat keadaan
masyarakat Betawi pada daerah ini. Peneliti merasa tertarik karena di daerah ini masyarakat Betawi terlihat dapat bersaing dengan masyarakat
pendatang, kehadiran masyarakat pendatang tak membuat mereka kehilangan kesempatan untuk tetap bekerja. Peneliti ingin mengetahui
9
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, cet. 3, h. 217
apakah masyarakat Betawi di daerah Pondok Cabe Udik ini memiliki etos kerja.
Setelah melakukan observasi pribadi melihat lingukngan sekitar, peneliti lalu membuat surat izin penelitian untuk memudahkan jalannya
penelitian ini dalam mencari informasi lebih mendalam lagi. Pada tanggal 15 Agustus 2014, orang pertama yang peneliti kunjungi untuk
diwawancarai ialah Bapak Sudirman yang merupakan sesepuh di Pondok Cabe Udik, di kediamannya peneliti banyak mendapatkan informasi
mengenai sejarah Pondok Cabe Udik. Bagaimana kondisi sosial, ekonomi, dan geografis pada zaman dulu, sampai mengapa daerah itu dinamakan
Pondok Cabe Udik. Setelah surat izin penelitian sudah berada ditangan peneliti, maka
peneliti mendatangi kediaman Bapak RT 003 pada tanggal 25 Agustus 2014 untuk meminta data penduduk sekaligus wawancara dengan Bapak
RT yang bernama Hasan sesuai dengan pedoman wawancara yang sudah dibuat. Saat di kediaman Bapak RT, peneliti bertemu dengan dua orang
masyarakat Betawi yang kebetulan memenuhi kriteria untuk diwawancarai juga. Maka peneliti mewawancarai Ibu Armah dan Bapak Amsar.
Selanjutnya setelah mendapatkan data dari Bapak RT, pada tanggal 27 Agustus 2014 peneliti mengunjungi kediaman Bapak RW 003 yang
bernama Bahrudin untuk melengkapi data dan informasi yang masih dirasa kurang. Peneliti juga mengunjungi Kelurahan Pondok Cabe Udik untuk
meminta data kependudukan RT 003RW 003 yang terletak di jalan Kemiri pada tanggal 27 Agustus 2014, pada hari itu peneliti langsung
bertemu dengan salah satu staf bagian kependudukan bernama Bapak Herwan. Waktu untuk melakukan wawancara diambil pada bulan Agustus
sampai September. Sampai peneliti mendapatkan data yang cukup dari para masyarakat Betawi yang terpilih untuk mewakili sebagai responden.
Di dalam penelitian ini memang terdapat suka maupun duka. Suka yang dirasakan peneliti adalah dapat berbaur akrab dengan masyarakat
Betawi khususnya yang menjadi responden, ikut dalam kegiatan pekerjaan
mereka selama peneliti turun ke lapangan langsung, dan mendapatkan banyak pelajaran hidup yang berharga dari mereka. Sedangkan dukanya
seperti sulit mendapatkan data kependudukan yang jelas di RT setempat karena pada periode ini ketua RT 003 baru menjabat, selain itu Kelurahan
juga tidak cukup lengkap memiliki data untuk deskripsi daerah penelitian.