Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja

b. M.J. Herskovist: menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu. c. J.L. Gillin dan J.P. Gillin: mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil. d. S.R. Steinmetz: seorang sosiologi bangsa Belanda, mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur. e. Hasan Shadily: mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain. 23 Jadi, dapat dilihat bahwa masyarakat memiliki arti luas dan arti yang sempit. Dalam arti yang luas masyarakat dimaksud keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama tidak dibatasi oleh aspek tertentu atau kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dan dalam arti sempit masyarakat dimaksud sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek tertentu, misalnya bangsa, golongan, dan sebagainya. Di dalam kehidupan masyarakat terdapat syarat utama yang harus ada, yaitu adanya interaksi di antara anggota kelompok masyarakat tersebut. Jika tidak ada interaksi maka antara anggota kelompok tersebut tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Interaksi tersebut sangat ditentukan oleh berbagai sarana yang dimiliki oleh warga masyarakat tersebut dan sesuai dengan tingkat kemajuan serta kemampuan yang dimilikinya. Kehidupan bermasyarakat juga tidak 23 Abu Ahmadi, dkk, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991, cet. 2, h. 106. terlepas dari norma-norma yang diterapkan secara teratur agar terciptanya masyarakat yang tertib, sehingga membentuk suatu adat istiadat yang memiliki ciri khas tersendiri dan berbeda antara masyarakat satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, hal inilah yang menjadi dasar pada kehidupan sosial bermasyarakat. Selain itu, unsur lain yang dapat membentuk masyarakat pada umumnya adalah adanya identitas yang sama yang dimiliki oleh warga masyarakat itu sendiri, bahwa mereka memang merupakan suatu kesatuan khusus yang berbeda dengan kesatuan masyarakat lainnya. Kesamaan ini ditandai oleh unsur-unsur kesamaan budaya yang mereka miliki seperti kesamaan dibidang bahasa dalam berkomunikasi, kesamaan dalam hal cara berpakaian, dan sebagainya. Sehingga kesatuan khusus ini dapat memudahkan untuk masyarakat lain mengenal kebudayaan tersebut. Sebagai contoh, seperti masyarakat Baduy Dalam yang memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa Sunda untuk berkomunikasi, dan pakaian yang berbeda dengan masyarakat lain.

2. Masyarakat Betawi

“Betawi adalah suku bangsa yang berdiam di wilayah DKI Jakarta, dan wilayah sekitarnya yang termasuk wilayah Propinsi Jawa Barat. Suku bangsa ini biasa pula disebut „Orang Betawi‟, Melayu Betawi, atau „Orang Jakarta‟ atau Jakarte menurut logat setempat”. 24 Betawi berasal dari Batavia sebagai nama kota Jakarta yang didirikan oleh Gurbernur Jendral Jan Pieterszoon Coen. Batavia berasal dari nama suku bangsa Belanda zaman purba. Sebelum bernama Batavia, kota ini bernama Jayakarta. Yang sebelumnya lagi bernama Sunda Kelapa. Jayakarta didirikan tanggal 22 Juni 1527, oleh Fatahillah 24 Rosyadi, Profil Budaya Betawi, Bandung : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2006, h. 212. utusan kesultanan Demak yang diperintahkan menaklukkan Sunda Kelapa. 25 Dilihat dari segi kesukubangsaan, orang Betawi yang berdiam di Jakarta memiliki latar belakang sejarah yang melewati rentang waktu yang cukup panjang. Sejak lebih dari 400 tahun yang lalu, masyarakat Betawi yang kemudian menjadi masyarakat seperti yang dikenal sekarang merupakan hasil dari proses asimilasi. Masyarakat itu dengan budayanya merupakan hasil pembaruan berbagai unsur budaya berbagai bangsa dan suku-bangsa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. 26 Jakarta sebagai satu tempat yang terletak di pinggir pantai, dalam proses perjalanan sejarahnya, menjadi kota pelabuhan dan kota dagang. Kota ini kemudian menjadi pusat kota administrasi, politik, dan bahkan menjadi salah satu pusat untuk memperoleh pendidikan di Indonesia. sifat dan ciri kota Jakarta yang demikian itu telah memungkinkan menjadi arena pembauran berbagai etnik yang ada di Indonesia, dan bahkan berbagai bangsa yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Mereka datang dengan beragam kepentingan dan dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda pula. Pembauran itu telah melahirkan suatu masyarakat dan kebudayaan baru bagi penghuni kota Jakarta tadi, yang kemudian dikenal sebagai orang Betawi. 27 Pihak-pihak yang datang itu antara lain orang Portugis, Cina, Belanda, Arab, India, Inggris, dan Jerman. Sedangkan dari daerah di Indonesia antara lain Jawa, Melayu, Bali, Bugis, Sunda. Kemudian berpadu sebagai unsur budaya menjadi satu budaya yang disebut kebudayaan Betawi. 28 Perpaduan itu tercermin dalam bahasa, 25 Ridwan Saidi, Maman S. Mahyana, Ragam Budaya Betawi, Jakarta : Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, 2002, h. 9. 26 Rosyadi, Profil Budaya Betawi, Bandung : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2006, h. 212. 27 Ibid., h. 213. 28 Ibid., h. 213.