20
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Susu
Menurut SNI, susu segar itu merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih yang diperoleh dari cara pemerahan yang benar serta
kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah suatu apapun dan belum dapat perlakuan apapun. Selain itu, susu segar merupakan susu dari sapi, kerbau, kuda,
kambing atau domba yang sehat dan tidak tercampur kolostrum. Susu segar juga tidak mengandung tambahan air, bahan tambahan pangan dan antibiotik serta
belum mengalami perubahan warna, bau dan kekentalan
4
. Susu pasteurisasi adalah susu segar yang dipanaskan dengan metode high
temperature short time atau dengan metode holding dan segera dikemas dalam
kemasan steril. Cita rasanya masih baik karena tidak melalui proses pemanasan yang tinggi. Masa simpan susu pasteurisasi selama 10 sampai 15 hari pada suhu
empat derajat celcius, atau pada lemari es
5
.
2.2 Definisi Merek dan Ekuitas Merek
Kotler 1997 mendefinisikan merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Menurut UU Merek No.15 tahun 2001
dalam Tjiptono 2005, merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur
4
www.google.comupaya penyelamatan gizi pada susu02 mei 2005
5
Loc.cit
21 tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa. Aaker 1991, menyatakan bahwa ekuitas merek adalah serangkaian aset
dan kewajiban merek yang terkait dengan sebuah merek nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa
kepada perusahaan dan atau pelanggan perusahaan tersebut.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian Irrawati 2007 menganalisa ekuitas merek susu high calcium Anlene kasus di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan dan kontribusi ekuitas merek dan usaha-usaha pemasaran terhadap pembentukan susu high calcium Anlene. Tujuan lainnya yaitu melihat ekuitas
merek secara keseluruhan dan merumuskan implikasi manajerial bagi perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan Irrawati 2007 dihasilkan bahwa dengan
analisis Structural Equation Modelling SEM menunjukkan bahwa dimensi kesan kualitas mempunyai kontribusi terendah terhadap pembentukan ekuitas merek
high calcium Anlene. Rendahnya konrtibusi kesan kualitas terhadap ekuitas merek
disebabkan oleh persepsi responden terhadap iklan. Berdasarkan model pengukuran dibentuk oleh indikator yang diteliti
dengan nilai indikator muatan lambda α sebesar 0,706. Hal ini menunjukan
bahwa secara umum responden mempersepsikan bahwa walaupun ada merek lain yang memberikan harga yang lebih murah, namun konsumen tetap tidak akan
berpindah ke merek tersebut. Alasannya karena konsumen menganggap bahwa harga yang murah belum tentu akan memberikan kualitas yang baik, sehingga
konsumen takut untuk mencoba merek lain dengan harga murah namun kualitas
22 diragukan. Hal ini memberikan implikasi kepada perusahaan untuk senantiasa
menjaga kualitas produk sesuai dengan harga yang telah ditetapkan perusahaan untuk konsumen susu high calcium Anlene.
Apriyadi 2007 menganalisis ekuitas merek produk beras pandan wangi kasus di Kota Cianjur. Tujuan dari penelitiannya adalah menganalisis ekuitas
merek yang meliputi brand awareness, brand association, brand perceived dan brand loyalty.
Penelitian ini dilakukan di Cianjur karena beras pandan wangi merupakan khas dari Cianjur dan hanya dapat diproduksi di Cianjur. Analisis
yang dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan uji reliabilitas Hoyt, analisis cocharn Test, Chi Square
Table, Importance Performance Analysis serta Brand Switching Pattern Matrix.
Hasil yang diperoleh pada penelitian Apriyadi 2007 adalah beras pandan wangi menempati posisi pertama brand recall, beras pandan wangi memiliki
brand image yang di dalamnya terkandung berbagai asosiasi. Beras pandan
wangi juga memperlihatkan persepsi kualitas yang cukup bagus dan memiliki pelanggan yang lebih loyal apabila dibandingkan dengan beras Setra Ramos tetapi
lebih rendah dari beras IR. Penelitian yang dilakukan oleh Susanti 2006 yaitu mengenai analisis
ekuitas merek mie instan di Kecamatan Bogor Barat. Tujuan penelitian tersebut adalah menganalisis brand awareness, brand association, preceived quality,
brand loyalty dan mengetahui merek mie instan yang memiliki ekuitas terkuat.
Untuk menganalisis penelitian tersebut, digunakan empat analisis yaitu uji reliabilitas, uji Cochran, diagram Performance-Importance, dan Brand Switching
Pattern Matrix . Data yang tidak diolah dengan alat analisis tersebut diolah dengan
23 analisis deskriptif. Penelitian tersebut melihat ekuitas merek pada produk
Indomie, Mie Sedap, Sarimi, dan Supermie. Responden yang diambil sebanyak 100 orang didapat dengan menggunakan rumus slovin. Hasil yang didapat yaitu
74 orang menyebutkan Indomie sebagai merek yang pertama kali diingat, 16 orang paling mengingat merek Mie Sedap, enam orang paling mengingat Sarimi,
sedangkan untuk merek Supermie hanya tiga orang yang menyebutkan merek ini ketika pertama kali ditanya. Sisanya satu orang menyebutkan merek lain diluar
merek-merek yang diteliti. Secara keseluruhan, Indomie memiliki keunggulan pada elemen kesadaran merek dan persepsi kualitas. Sementara Mie Sedap
memiliki keunggulan pada elemen loyalitas merek, Sarimi memiliki keunggulan pada elemen asosiasi merek, dan Supermie memiliki keungulan pada elemen
asosiasi merek dan persepsi kualitas. Informasi ini menunjukan bahwa Indomie dan Supermie adalah merek mie instan dengan ekuitas terkuat dibanding merek
Mie Sedap dan Sarimi. Eravany 2005 melakukan penelitian mengenai analisis ekuitas merek
kecap manis di wilayah Jakarta Pusat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis posisi suatu merek produk kecap, mengetahui kesan seseorang yang
terkait dengan produk kecap, menganalisis kesan kualitas produk kecap dan menganalisis tingkat kesetiaan merek serta mengetahui ekuitas merek secara
keseluruhan. Pengambilan sampel dilakukan terhadap ibu rumah tangga atau wanita yang sudah berkeluarga yang berada di delapan kecamatan di wilayah
Jakarta Pusat. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif
dengan menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan antara lain
24 metode spearman-brown, cocharn test, brand switching pattern matrix dan
mengukur pembeli yang bersifat kebiasaan. Dari metode tersebut diperoleh 100 orang responden dengan menggunakan rumus slovin. Hasil yang diperoleh dari
rumus tersebut yaitu 69 responden menyebutkan merek Bango sebagai merek yang pertama kali diingat, 24 responden mengingat merek ABC dan tiga
responden mengingat merek Indofood. Sedangkan untuk merek Maya hanya satu responden yang menyebutkan merek ini pada waktu pertama kali ditanya dan dua
orang sisanya menyebutkan merek lain diluar yang diteliti. Susanto 2003 menganalisis perbandingan elemen-elemen ekuitas merek
pada produk jamu kemasan di kota Semarang. Penelitian dilakukan pada tiga merek jamu kemasan yang paling banyak dikonsumsi oleh responden, yaitu
Nyonya Meneer, Sido Muncul dan Jamu Jago. Responden berjumlah 100 orang dengan teknik pemilihan sampel judgement sampling yang pemilihan sampel
dengan karakteristik konsumen berusia 20-25 tahun, berdomisili di Semarang, dan pernah menggunakan jamu kemasan bermerek serta mempunyai pengalaman
menggunakannya. Alat analisis yang digunakan adalah skala likert, median dan kuartil, analisis deskriptif, diagram Performance-Importance, dan analisis
proporsi. Hasil yang diperoleh adalah merek Nyonya Meneer yang bersaing kuat
dengan Sido Muncul. Nyonya Meneer lebih baik dalam elemen kesadaran merek, persepsi kualitas dan jumlah pengguna yang lebih banyak. Sido Muncul lebih baik
dalam elemen asosiasi dan loyalitas. Jamu Jago belum mempunyai kekuatan yang baik dibandingkan Nyonya Meneer dan Sido Muncul.
25 Perbedaan secara keseluruhan mengenai penelitian terdahulu dengan
penelitian yang dilakukan terletak pada komoditas yang diambil, yaitu penelitian pada susu cair Cimory, beberapa alat analisis, serta lokasi penelitian. Perbedaan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
26 Tabel 3 Penelitian Terdahulu Mengenai Ekuitas Merek
Nama Judul
Alat analisis Hasil
Irrawati2007 Analisis Ekuitas
Merek susu High Calcium
Anlene kasus di Kota Bogor
SEM Structural Equation Modelling
Anlene memiliki ekuitas merek dibenak
konsumen dari pada merek lain
Apriyadi2007 Analisis Ekuitas
Merek Produk Beras Pandan Wangi kasus
di Kota Cianjur Analisis deskriptif,
Uji Reliabilitas, Analisis Cochran,
Chi Square ,
Importance Performance
Analysis, Brand Switching
Beras Pandan Wangi menempati posisi
pertama dan memiliki Brand Image
yang baik, memiliki persepsi
kualitas dan loyalitas yang baik.
Susanti 2006 Analisis Ekuitas
Merek Mie Instan Di Kecamatan Bogor
Barat Uji Reliabilitas,
Analisis Cochran, Importance
Performance Analysis, Brand
Switching
Indomie unggul pada elemen kesadaran
merek dan persepsi kualitas. Mie Sedap
unggul pada elemen loyalitas merek,
Sarimi unggul pada elemen asosiasi
merek, dan Supermie unggul pada elemen
asosiasi merek.
Eravany 2005 Analisis Ekuitas
Merek Kecap Manis Di Wilayah Jakrta
Pusat Metode spearman-
browen , Cocharn
Test, Brand Switching Pattern Matrix
Merek Bango sebagai merek yang pertama
kali di ingat, yang kedua ABC dan yang
ketiga Indofood
Susanto 2003
Analisis Perbandingan
Elemen-Elemen Ekuitas Merek pada
Produk Jamu Kemasan di Kota
Semarang
Skala Likert, Median dan kuartil,
Analisis Deskriptif, diagram
Performance- Importance
, dan analisis proporsi.
Nyonya Meneer lebih baik dalam elemen
kesadaran merek, persepsi kualitas dan
jumlah pengguna yang lebih banyak. elemen
asosiasi dan loyalitas dimiliki Sido Muncul.
Jago belum memiliki kekuatan.
27
III. KERANGKA PEMIKIRAN