Hutan Lindung Angke Kapuk Suaka Margasatwa Muara Angke

tahun 2000 mencapai 1.913,8 mm, suhu udara di Muara Angke cukup tinggi suhu maksimum udara berkisar 31,4 C pada siang hari dan suhu minimum udara berkisar 25,4 C pada malam hari, dengan kelembaban rata-rata 7 knots per jam, sedangkan arah angin selalu berubah-ubah sesuai musim pada setiap tahunnya.

4.3. Kondisi Mangrove

Hutan mangrove Muara Angke adalah bagian dari kawasan hutan mangrove bakau Tegal Alur - Angke Kapuk di pantai utara Jakarta. Pada mulanya kelompok hutan ini seluas 1.114 ha, namun karena kegiatan pembangunan luasnya menurun menjadi 327,7 ha. Pembangunan Kawasan Kapuk-Angke digagas oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta, sesuai arahan RUTR DKI 1965-1985 bertujuan untuk mengembangkan areal tambak dan “eks-hutan” Angke-Kapuk yang terbengkalai, untuk perumahan dan fungsi perkotaan lainnya. Keinginan ini mendapat tanggapan dari kelompok usaha PT. Metropolitan Kencana, sebagaimana tertuang dalam surat perusahaan tersebut kepada Direktur Jenderal Kehutanan, selaku pihak yang memiliki kewenangan legal-formal atas kawasan itu Nomor. 652MKV81 tertanggal 22 Mei 1981.

4.3.1. Hutan Lindung Angke Kapuk

Jenis pohon yang mendominasi Hutan Lindung Angke Kapuk adalah api-api Avicennia marina yang tumbuh secara alami, selain itu terdapat Rhizophora mucronata yang segaja ditanam oleh manusia. Jenis lain yang tumbuh di hutan lindung tersebut dalam jumlah kecil dan tersebar adalah Excoecaria agallocha buta- buta, Thespesia populnea waru laut, Acacia auriculiformis akasia dan Leucaena glauca lamtorogung jenis akasia dan lamtorogung merupakan pohon tanaman Dinas Kehutanan DKI Jakarta dan Fahutan IPB, 1996. Mengenai jenis api-api merupakan jenis dominan yang tumbuh merata diseluruh areal hutan lindung, maka dapat dikatakan bahwa secara floristik tipe hutan yang terdapat di hutan lindung tersebut termasuk hutan api-api Dinas Kehutanan DKI Jakarta dan Fahutan IPB, 1996.

4.3.2. Suaka Margasatwa Muara Angke

Jenis pohon yang terdapat di Suaka Margasatwa Muara Angke antara lain jenis Sonneratia alba ± 100 pohon, Avicennia marina ± 10 pohon, Excoecaria agallocha ± 5 pohon dan Rhizophora mucronata. Jenis Rhizophora mucranata terdapat di dekat muara berbatasan dengan hutan lindung dengan jumlah yang cukup banyak, namun banyak yang kering atau mati. Pohon-pohon yang umumnya terdapat di bagian barat, disekitar saluran air yang memanjang dari Selatan ke Utara. Pohon bakau, api-api dan bakau mempunyai diameter batang 5 – 30 cm, tinggi 4 – 15 m, sedangkan waru laut lebih kecil yaitu berdiameter 3 –12 cm dan tinggi 3 – 7 m. Di bagian tengah sampai selatan dari areal tersebut di dominasi oleh enceng gondok Eichornia crassipes yang tumbuh murni, Derris heterophylla Ki tower dan gelagah Sacharum spontaneum. Gelagah terutama mendominasi di bagian timur. Di bagian Tenggara didominasi oleh Mimosa pigra. Dibagian Barat berdekatan dengan jalur pedada Sonneratia alba terdapat nipah Nypa fructicans yang cukup banyak pada kelompok vegetasi tersebut banyak ditemukan monyet ekor panjang Macaca fascicularis. Kegiatan penanaman untuk merehabilitasi kawasan ini telah banyak dilakukan baik oleh instansi pemerintah, LSM LPP Mangrove dan swasta. Kegiatan ini telah banyak merubah kondisi vegetasi yang terdapat di kawasan ini. Jenis yang banyak ditanam di dalam kawasan ini adalah Sonneratia caseolaris. 4.4. Fasilitas dan Kegiatan di Muara Angke 4.4.1.