3. Cukup adequacy, mengukur pencapaian hasil yang diharapkan dengan sumberdaya yang ada.
4. Adil equity, mengukur hubungan dengan penyebaran atau pembagian hasil dan ongkos atau pengorbanan diantara berbagai pihak dalam masyarakat.
5. Terjawab responsiveness, dapat memenuhi kebutuhan atau dapat menjawab permasalahan tertentu dalam masyarakat.
6. Tepat apropriateness, merupakan kombinasi dari kriteria yang disebutkan sebelumnya.
2.10. Analisis AHP
Untuk mendapatkan skenario optimal dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di Muara Angke maka digunakan pendekatan AHP. Analisis hirarki proses AHP
merupakan metoda yang memodelkan permasalahan yang tidak terstruktur seperti dalam bidang ekologi, ekonomi dan sosial. Pada dasarnya, AHP ini didesain untuk
menangkap secara rasional persepsi orang yang berhubungan sangat erat dengan permasalahan tertentu melaui suatu prosedur yang didesain untuk sampai pada suatu
skala preferensi diantara berbagai set alternatif. Saaty dalam Eriyatno dan Sofyar 2007 menyatakan bahwa Proses Hirarki Analitik adalah model luwes yang
memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefenisikan persoalan dengan cara membuat asumsi dan
memperoleh pemecahan yang diinginkan. Menurut Saaty dalam Eriyatno dan Sofyar 2007, metode AHP memasukkan
faktor kualitatif dan kuantitatif pikiran manusia. Aspek kualitatif mendefinisikan persoalan dan hirarkinya dan aspek kuantitatif mengekspresikan penilaian dan
preferensi secara ringkas dan padat. Proses ini dengan jelas menunjukkan bahwa demi pengambilan keputusan yang sehat dalam situasi yang komplek diperlukan
penetapan prioritas dan melakukan perimbangan. AHP adalah mengidentifikasi, memahami, dan menilai interaksi-interaksi suatu sistem sebagai suatu keseluruhan.
Data yang dianalisis meliputi data struktur hirarki keputusan berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner dengan pendekatan AHP yang menggunakan analisis
komparasi berpasangan. Untuk menggambarkan Perbandingan berpasangan berpengaruh relatif atau berpengaruh pada setiap elemen terhadap masing-masing
tujuan yang setingkat diatasnya dilakukan perbandingan berdasarkan judgement dari para pengambil keputusan, dengan melakukan penilaian terhadap tingkat kepentingan
antara satu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya, maka digunakan pembobotan berdasarkan skala prioritas AHP. Pendekatan AHP menggunakan skala
Saaty mulai dari bobot 1 sampai dengan 9. Nilai bobot 1 menggambarkan “sama penting”, ini berarti atribut yang sama skalanya, nilai bobotnya 1, sedangkan nilai
bobot 9 menggambarkan kasus atribut yang “penting absolut” dibandingkan dengan yang lainnya. Jika hasil perhitungan menunjukkan nilai consisten ratio CR 0,10
artinya penilaian pada pengisian kuesioner tergolong konsisten, sehingga nilai bobotnya dapat digunakan. Untuk menganalisis data ini digunakan computer dengan
bantuan program expert choice 2000. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Skala banding secara berpasangan dalam AHP
Tingkat Kepentingan
Keterangan Penjelasan
1
3
5
7
9
2,4,6,8 kebalikan
Kedua elemen sama pentingnya
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada
elemen yang lain Elemen yang satu lebih
penting daripada elemen yang lain
Elemen yang satu jelas lebih penting
Penting dari pada elemen
yang lain Elemen yang satu mutlak
lebih penting dari pada elemen yang lain
Nilai-nilai antara dua nilai
pertimbangan yang berdekatan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila
dibandingkan dengan aktifitas j, maka j
mempunyai nilai kebalikannya bila
dibandingkan dengan i. Dua elemen mempunyai
pengaruh yang sama terhadap tujuan
Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu
elemen dibandingkan elemen lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu
elemen dibandingkan elemen lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu
elemen dibandingkan dengan elemen lainnya
Satu elem dengan kuat didukung dan dominan
terlihat dalam praktek Bukti yang mendukung
elemen yang satu terhadap elemen yang lain memiliki
tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua
pilihan
III. METODE PENELITIAN 3.1
Waktu dan Lokasi
Penelitian ini telah dilakukan di Muara Angke, Jakarta Utara. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja purposive sampling. Waktu penelitian dari bulan Mei
sampai Juli 2009.
3.2 Metode Pengumpulan Data