Analisis Kebijakan Alternatif kebijakan pemberdayaan masyarakat nelayan berwawasan lingkungan di Muara Angke, Jakarta Utara:

berkelanjutan merupakan suatu pandangan, dalam arti pandangan terhadap lingkungan yang merupakan suatu usaha tentang pendayagunaan lingkungan dengan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan, serta kelestarian fungsi dan kemampuannya sehingga dapat menunjang prinsip keadilan antar generasi sekarang dan generasi masa datang. Selain itu Soemarwoto dalam Handono 2009 juga mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah perubahan positif sosial ekonomi yang tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial masyarakat bergantung kepadanya. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan proses pembelajaran sosial yang terpadu, viabilita politiknya tergantung pada dukungan penuh masyarakat melalui pemerintahnya, kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia usahanya. Menurut Susilo dalam Handono 2009 mengemukakan laju pembangunan harus dikendalikan sebab jika tidak, pembangunan tidak lagi sebagai cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun justru memproduksi kerusakan-kerusakan bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

2.9. Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan adalah suatu bentuk analisis yang menghasilkan dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga dapat memberi landasan dari para pembuat kebijakan dalam membuat keputusan Quade dalam Dunn, 2003. Menurut Anderson, kebijakan adalah arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu perubahan Winarno dalam Tangkilisan, 2005 Membuat atau merumuskan suatu kebijakan, yaitu kebijakan pemerintah tidaklah mudah, banyak faktor berpengaruh terhadap proses pembuatannya. Proses pembentukan kebijakan pemerintah yang rumit dan sulit harus diantisipasikan sehingga akan mudah dan berhasil saat diimplementasikan Tangkilisan, 2004. Dalam hal ini para pembuat kebijakan harus menentukan identitas permasalahan kebijakan. Dengan cara mengidentifikasi problem yang timbul kemudian merumuskannya. Dalam perumusan kebijakan pemerintah, yaitu kegiatan menyusun dan mengembangkan serangkaian tindakan untuk memecahkan masalah. Analisis kebijakan diambil dari berbagai macam disiplin dan profesi yang tujuannya bersifat deskriptif, evaluatif dan prospektif. Selanjutnya analisis kebijakan adalah sebuah disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang ada hubungannya dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik dalam rangka memecahkan masalah-masalah kebijakan Dunn, 2003. Davis et al. 1993 mengatakan bahwa kebijakan bukanlah berdiri sendiri singel decision dalam proses kebijakan dalam sistem politik, tetapi bagian dari proses antar hubungan, sehingga kebijakan dapat dikatakan sebagai suatu alat pemerintah untuk mencapai tujuan dan sasaran. Analisis kebijakan adalah salah satu diantara sejumlah banyak faktor lainnya didalam sistem kebijakan. Suatu sistem kebijakan policy system atau seluruh pola institusional dimana didalamnya kebijakan dibuat, mencakup hubungan timbal balik antara tiga unsur, yaitu : kebijakan publik, pelaku kebijakan, dan lingkungan kebijakan Gambar 1. Sistem kebijakan adalah produk manusia yang subjektif yang diciptakan melalui pilihan-pilihan yang sadar oleh para pelaku kebijakan. Gambar hubungan tiga elemen penting di dalam suatu sistem kebijakan Dyen dalam Dunn, 2003 dapat dilihat pada Gambar 2. PELAKU KEBIJAKAN LINGKUNGAN KEBIJAKAN KEBIJAKAN PUBLIK Gambar 2. Tiga elemen sistem kebijakan Dyen dalam Dunn, 2003 Kebijakan publik public policies merupakan rangkaian pilihan yang kurang lebih saling berhubungan termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak yang dibuat oleh badan dan pejabat pemerintah, yang diformulasikan didalam berbagai bidang, termasuk lingkungan hidup. Definisi dari masalah kebijakan tergantung pula pada pola keterlibatan pelaku kebijakan policy stakeholder yang khusus, yaitu para individu atau kelompok individu yang mempunyai andil didalam kebijakan karena mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keputusan pemerintah. Selanjutnya lingkungan kebijakan policy environment yaitu konteks khusus dimana kejadian-kejadian disekelilingi isu kebijakan terjadi, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pembuat kebijakan dan kebijakan publik. Kebijakan operasional dari suatu lembaga adalah didasarkan pada suatu pijakan landasan kerja. Landasan kerja inilah yang merupakan dasar dari kebijakan yang ditempuh atau dengan kata lain kebijakan merupakan dasar bagi pelaksanaan kegiatan atau pengambilan keputusan. Menurut Wahab dalam Tangkilisan 2005 faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kebijakan adalah a Organisasi atau kelembagaan; b Kemampuan politik dari penguasa; c Pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang; d Kebijakan pemerintah yang bersifat tak remental; e Proses perumusan kebijakan pemerintah yang baik; f Aparatur evaluasi yang bersih dan berwibawa serta profesional; g Biaya untuk melakukan evaluasi; h Tersedianya data dan informasi sosial ekonomi yang siap dimanfaatkan oleh penilai kebijakan. Dalam pelaksanaan suatu kebijakan formal sangat tergantung pada bagaimana kebijakan itu diimplementasikan dan diberlakukan keputusan tersebut kepada masyarakat. Pengimplementasian penyususnan suatu kebijakan sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah 1 seberapa jauh wewenang yang diberikan oleh badan eksekutif, 2 karakteristik dan badan eksekutif, 3 metode yang digunakan untuk menggunakan sumberdaya alam dan peraturan yang digunakan untuk memanfaatkan sumberdaya alam tersebut, dengan adanya faktor-faktor tersebut sehingga membuat kebijakan menjadi dinamis. Prinsip –prinsip pembuatan kebijakan yang ideal mempunyai tahapan-tahapan tersendiri seperti pada Gambar 3. Rees 1990 mengatakan bahwa suatu kebijakan terlihat irasional, karena kebijakan yang diterima oleh suatu masyarakat belum tentu dapat diterima oleh masyarakat lainnya. Sehingga kebijakan itu harus diformulasikan sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya sebagai pengarah, penyedia dan sekaligus sebagai kontrol kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pelaku kebijakan. Sistem informasi Formulasi kebijakan Perundang-undangan dan peraturan Penetapan tujuan-tujuan secara detai Menetapkan metode yang tepat Membentuk oerganisasiinstitusi yang tepat Operasional rutin Pelaksanaan rencana Analisis hasil Uji berdasarkan sasaran yang dicapai Gambar 3. Penetapan kebijakan yang ideal dan proses implementasi Ress, 1990 Pemilihan dalam pengambilan kebijakan yang baik dan tepat dapat dipenuhi dengan menggunakan beberapa kriteria kebijakan, menurut Abidin 2000 ada beberapa kriteria kebijakan yang bisa digunakan diantaranya adalah : 1. Efektifitas efectiveness, mengukur apakah suatu pemilihan sasaran yang dicapai dengan satu alternatif kebijakan dapat menghasilkan tujuan akhir yang diinginkan. Jadi satu strategi kebijakan dipilih dan lihat dari kapasitasnya untuk memenuhi tujuan dalam rangka memecahkan permasalahan masyarakat. 2. Efisiensi economic rationality, mengukur besarnya pengorbanan atau ongkos yang harus dikeluarkan untuk mencapai tujuan atau efektifitas tertentu. 3. Cukup adequacy, mengukur pencapaian hasil yang diharapkan dengan sumberdaya yang ada. 4. Adil equity, mengukur hubungan dengan penyebaran atau pembagian hasil dan ongkos atau pengorbanan diantara berbagai pihak dalam masyarakat. 5. Terjawab responsiveness, dapat memenuhi kebutuhan atau dapat menjawab permasalahan tertentu dalam masyarakat. 6. Tepat apropriateness, merupakan kombinasi dari kriteria yang disebutkan sebelumnya.

2.10. Analisis AHP