Konsep Komunitas Komunitas Nelayan

menimbulkan konflik antara pihak-pihak yang berkepentingan. Implementasi partisipatif dalam pembangunan adalah penerapan prinsip pembangunan yang berpusat pada rakyat, yang secara tegas menempatkan masyarakat menjadi pelaku utama dalam pembangunan Sumardjo dan Saharuddin, 2004. Seorang akan berpartisipasi menurut Sumardjo dan Saharuddin 2004 apabila terpenuhi prasyarat untuk berpartisipasi yang meliputi 3 tiga hal yaitu : 1 adanya kesempatan, yaitu suasana atau kondisi lingkungan yang didasari oleh orang tersebut bahwa ia berpeluang untuk berartisipasi, 2 kemauan, yaitu sesuatu yang mendorongmenumbuhkan minat dan sikap mereka untuk termotivasi berpartisipasi, dan 3 kemampuan, yaitu kesadaran atau keyakinan pada dirinya bahwa ia mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi, yang dapat berupa pikiran, tenagawaktu atau sarana dan material lainnya. Hal ini diperkuat oleh pandangan Agusta dalam Laporan Bappenas 2003 yang menyatakan tindakan partisipasi yang tumbuh dari dalam diri seseorang minimal menandakan kemandirian dan kemampuan dalam mengambil keputusan serta bersedia menanggung resiko. Meskipun demikian terdapat pandangan mengenai kesulitan menumbuhkan pola partisipasi yang hakiki secara terencana atau bentuk rekayasa sosial. Disamping itu ada kesulitan lain untuk melepaskan partisipasi dari mobilisasi. Fenomena program pemberdayaan akhir-akhir ini menunjukkan batas antara mobilisasi dan partisipasi yang semakin kabur, yang bersumber dari kehalusan pesan yang melekat pada program itu sendiri, yang tidak mudah disadari oleh pembawa dan pemanfaat program pemberdayaan Bappenas, 2003.

2.3. Konsep Komunitas

Komunitas diartikan sebagai kumpulan warga yang tinggal dalam suatu wilayah yang terbatas luasnya dan mempunyai kepentingan yang sama berkenaan dengan wilayah tempat tinggalnya itu Sumarti dan Tonny, 2002; Adi dalam Gunardi, dkk, 2004. Selanjutnya Park dalam Tonny dan Kolopaking 2004, memberikan pengertian yang dianggap sangat relevan mengenai komintas sebagai “bukan hanya kumpulan dari orang, tetapi kumpulan dari institusi “A community is not only a collection of people, but is a collection of institutions. Not people, but institutions, are final and decisive in distinguishing the community from other social constellations”. Ife dalam Tonny dan Kolopaking 2004, berpandangan bahwa komunitas community dalam prespektif Sosiologi adalah warga setempat yang dapat dibedakan dari masyarakat lebih luas society melalui kedalaman perhatian bersama atau tingkat interaksi yang tinggi, dimana anggota komunitas yang mempunyai kebutuhan yang sama common needs dan jika tidak ada kebutuhan bersama tersebut maka itu bukan suatu komunitas. Tonny dan Kolopaking 2004, mengemukakan tentang unsur-unsur perasaan komunitas community sentiment yang terdiri dari seperasaan, sepenanggungan dan saling memerlukan. Ketika unsur tersebut merupakan suatu dasar dari adanya komunitas sesuai konsep komunitas yang ada. Adi 2001, mengemukakan bahwa dalam intervensi komunitas, maka pengertian komunitas dapat pula mengacu pada komunitas fungsional, yaitu komunitas yang disatukan oleh bidang pekerjaan mereka bukan sekedar pada lokalitasnya saja.

2.4. Komunitas Nelayan

Berangkat dari defenisi komunitas di atas, maka secara umum komunitas nelayan diartikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu terutama pesisir, yang bermata pencaharian sebagai penangkap ikan atau pekerjaan yang berhubungan dengan perikanan lainnya Ditjen P3K, DKP, 2003 Komunitas nelayan sangat berbeda dengan komunitas lain, karena adanya sistem kekerabatan, system pengelolaan ekonomi lokal, tipe lapisan sosial yang relaitf berbeda dengan komunitas yang ada di sekitarnya Kusnadi, 2000. Kondisi ini diperkuat oleh Pollnack dalam Satria 2001 yang mengemukakan bahwa komunitas nelayan dihadapkan pada situasi ekologis yang sulit dikontrol produknya mengingat perikanan tangkap bersifat open access sehingga nelayan harus berpindah-pindah dan memikul elemen resiko yang lebih besar dibandingkan komunitas lain, misalnya petani. Selain itu nelayan harus juga berhadapan dengan kehidupan laut yang keras, sehingga mereka umumnya bersikap tegas, keras dan terbuka untuk membedakannya dengan petani. Tindjabate 2002, mengemukakan secara singkat perbedaan karakteristik pekerjaan nelayan dan petani Tabel 1. Table 1. Perbedaan karakteristik pekerjaan petani dan nelayan NELAYAN PETANI 1. Lebih tergantung pada alam 2. Luas lahan dan hak garapan tidak jelas 3. Perencanaan dan periode produksi lebih singkat 4. Produksi per periode tidak menentu dan sulit diatur 5. Semakin maju cenderung untuk berpindah-pindah mempunyai home base lebih dari satu 6. Istri nelayan tidak ikut ke laut tidak turut bekerja 1. Beberapa alam telah dapat ditanggulangi sendiri atau secara bersama-sama oleh petani 2. Luas dan hak garapan lebih jelas 3. Perencanaan dan periode produksi relative lebih lama 4. Produksi per periode relative dapat diukur 5. Semakin maju, cenderung untuk menetap 6. Istri petani ikut ke lahan turut bekerja Komunitas nelayan memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan komunitas lainnya. Komunitas secara sosiologis memiliki arti yang berbeda dengan masyarakat, karena komunitas yang bersifat homogen dengan diferensiasi sosial yang rendah, serta memiliki ikatan kesadaran kolektif yang masih besar yang biasanya berbentuk itakatan tradisi, agama, suku, ras, dan sebagainya. Nelayan sebagai komunitas berarti membicarakan kesadaran kolektif apa yang mengikat para nelayan dalam komunitas tersebut. Komunitas nelayan terbentuk karena ikatan kesadaran kolektif dalam bentuk kesamaan sejarah dan orientasi nilai budaya, serta status sosial selaku nelayan. Sebagai elayan mereka berciri sama yaitu mandiri independent, percaya diri self-reliance, bebas dari aturan yang kaku freedom for regimentation, mobil baik secara geografis dan kadang-kadang secara ekonomi dan kuat secara fisik. Itu semua adalah konsekwensi dari pekerjaan nelayan yang memang sangat menantang dan beresiko tinggi Satria, 2001 Menurut Satria 2001, mengemukakan pandangan bahwa dalam mengkaji nelayan dan permasalahannya, penting sekali untuk membedakan sejelas mungkin antara 1 nelayan sebagai status pekerjaan occupational status dan 2 nelayan sebagai komunitas. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka diambil suatu kesimpulan, bahwa yang dimaksudkan dengan komunitas nelayan adalah sebagai berikut : a. Tinggal secara mengelompok di pinggiran pantaiwilayah pesisir. b. Memiliki sistem kekerabatan, sistem pengelolaan ekonomi lokal dan tipe pelapisan sosial yang berbeda dari kebanyakan komunitas yang ada. c. Pada umumnya bersifat lebih terbuka disbanding dengan komunitas lainnya. d. Beban resiko atas pekerjaannya relatif lebih besar dibandingkan dengan jenis pekerjaan lainnya. e. Memiliki aturan bersama mengenai pengelolaan dan pemanfaatan wilayah penangkapan yang biasanya tidak tertulis tetapi disepakati bersama.

2.5. Pemberdayaan Komunitas Nelayan