Kerangka Pemikiran Alternatif kebijakan pemberdayaan masyarakat nelayan berwawasan lingkungan di Muara Angke, Jakarta Utara:

Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Pasal 63, ayat 1, yang berbunyi: pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya serta ayat 2, yang berbunyi pemerintah wajib mendorong kegiatan usaha masyarakat melalui berbagai kegiatan di bidang Pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang berdaya guna dan berhasil guna. Usaha pemberdayaan, menurut Haque, et al. dalam Nikijuluw 2000 adalah pembangunan. Selanjutnya dikatakan bahwa pembangunan adalah collective action yang berdampak pada individual welfare. Dengan kata lain maka membangun adalah memberdayakan individu dan masyarakat. Memberdayakan berarti bahwa keseluruhan personalitas seseorang ditingkatkan. Jadi pemberdayaan masyarakat berarti membangun collective personality of a society. Memberdayakan masyarakat nelayan Muara Angke perlu mengadopsi keinginan semua stakeholders yang terkait didalamnya seperti, nelayan itu sendiri, pemerintah, tokoh masyarakat, dan industri yang berada di wilayah itu karena berbagai program yang telah dicanangkan hingga kini belum memperlihatkan hasil yang optimal, hal ini terlihat dari kondisi kesejahteraan masyarakat nelayan yang belum membaik. Terkait dengan kondisi tersebut di atas maka, perlu dicari informasi apa yang sebenarnya diinginkan oleh masyarakat nelayan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya, sehingga dapat dibuat alternatif kebijakan pemberdayaan masyarakat nelayan berwawasan lingkungan di Muara Angke.

1.2. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini didasarkan pada kegiatan yang dilakukan oleh nelayan untuk memanfaatkan sumberdaya alam laut di sekitar kawasan Muara Angke akan tetapi pada kenyataannya tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di Muara Angke masih di bawah standar sejahtera. Rendahnya tingkat kesejahteraan di Muara Angke tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri atas sosial pendidikan, keterampilan, dan kesehatan, ekonomi pendapatan, modal, sarana dan prasarana dan budaya etnis, sedang faktor eksternal terdiri atas ekologi pencemaran air dan musim. Kondisi perekonomian yang rendah membuat para nelayan memanfaatkan sumberdaya hutan mangrove yang menyebabkan degradasi lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap faktor internal dan faktor eksternal serta melihat kerusakan mangrove. Agar tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di Muara Angke menjadi lebih baik, maka dibutuhkan alternative kebijakan pemberdayaan masyarakat nelayan berwawasan lingkungan di Muara Angke. Kebijakan pemberdayaan masyarakat nelayan yang selama ini telah ada diantaranya organisasi dalam masyarakat nelayan baik formal maupun informal seperti perangkat pemerintah dan organisasi keagamaan, sampai saat ini belum dapat memecahkan masalah-masalah sosial yang ada diantaranya pemerataan pembangunan yang berdampak pada perubahan kualitas hidup, peningkatan kegiatan usaha, perbaikan kesejahteraan, kondisi kesehatan lingkungan yang memadai, merupakan fenomena dalam kehidupan masyarakat nelayan. Selain itu beberapa program pemerintah baik pusat maupun daerah yang telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan tidak berhasil, yang ditengarai akibat pendekatan yang tidak tepat dengan karakter masyarakat pesisir serta tidak sesuai dengan kebutuhan sebenarnya dari masyarakat nelayan sendiri Yayasan LP2SPPMP, 2002. Penelitian terdahulu yang telah dilakukan di Muara Angke, diantaranya mengenai Analisis Kelayakan Kebijakan Pengawasan Kapal Ikan Studi Kasus Pengawasan Kapal Ikan di PPN Pekalongan dan PPI Muara Angke, Jakarta Utara oleh Mikron 2002, Kajian Beberapa Aspek Program Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Pengolahan Muara Angke DKI Jakarta Utara oleh Faiza 2002 dan Strategi Kebijakan Pengelolaan Kualitas Air Di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara oleh Dhona 2007. Namun penelitian tentang Alternatif kebijakan pemberdayaan masyarakat nelayan berwawasan lingkungan di Muara Angke, Jakarta Utara belum pernah dilakukan, sehingga perlu dilakukan penelitian ini. Untuk lebih jelasnya kerangka penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Kerangka pemikiran strategi kebijakan pemberdayaan nelayan berwawasan lingkungan di Muara Angke Alternatif kebijakan pemberdayaan nelayan berwawasan lingkungan di Muara Angke SDA laut Tingkat kesejahteraan nelayan rendah Ekologi : - kualitas air Sosial : - Pendidikan - Keterampilan - Kesehatan Faktor eksternal Faktor internal Musim Ekonomi : - Pendapatan - Modal Budaya ; - Etnis - Sarana prasarana Hutan mangrove Nelayan Muara Angke Degradasi lingkungan

1.3. Perumusan Masalah