Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi

kecenderungan waktu time trend untuk menangkap pengaruh perubahan faktor teknologi dan kelembagaan. Perluasan areal tanam tidak terlepas dari kebutuhan modal kerja terutama untuk keperluan pembelian input faktor dan pembayaran upah tenaga kerja. Keperluan modal ini bisa didapatkan oleh produsen dengan meminjam kredit dengan suku bunga tertentu. Oleh karena itu di duga bahwa tingkat suku bunga uang yang terjadi berpengaruh terhadap keputusan pengembangan luas areal tanaman perkebunan. Pelaksanaan penanaman baru, pemeliharaan tanaman, dan peremajaan tanaman di perkebunan rakyat tidak lagi hanya dilakukan dengan tenaga kerja dari dalam keluarga. Sebagian besar tenaga untuk perluasan tanaman berasal dari luar keluarga yang merupakan tenaga kerja upahan. Keterbatasan modal yang dimiliki petani akan membatasi penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga bila upah tenaga kerja semakin tinggi. Dengan demikian dari penjelasan di atas dapat dihipotesakan luas areal panen untuk masing-masing komoditas perkebunan merupakan fungsi dari harga komoditas perkebunan yang bersangkutan, luas areal komoditas pesaingnya dalam penggunaan lahan, harga pupuk, upah tenaga kerja, tingkat suku bunga dan peubah beda kala lag dari luas areal, yang dapat dirumuskan: AKP = f HKP, AP, UTK, LAKP ...........................................................3.2 dimana: AKP = Luas areal tanaman komoditas tanaman perkebunan HKP = Harga komoditas tanaman perkebunan di tingkat petani AP = Areal pesaing UTK = Upah tenaga kerja LAKP = Peubah beda kala Lag dari AKP Selanjutnya, produktivitas masing-masing tanaman perkebunan yaitu karet, kelapa sawit, Kelapa Dalam, dan kopi akan ditentukan oleh luas daerah tanam, jumlah tenaga kerja perkebunan pada komoditas tersebut, keadaan curah hujan, harga pupuk, tingkat suku bunga dan produktivitas komoditas tersebut pada tahun sebelumnya. Dengan rumusan sebagai berikut: YKP = fAKP, JTK, CH, SB, LYKP ................................................3.3 dimana: JTK = Jumlah tenaga kerja CH = Curah hujan mmtahun LYKP = Peubah beda kala Lag dari YKP

3.1.4. Penawaran Ekspor

Secara umum, ekspor komoditas dari suatu negara wilayah merupakan kelebihan penawaran domestik atau produksi komoditas itu yang tidak dibeli konsumen negara wilayah tersebut atau tidak disimpan dalam bentuk stok Labys, 1973, karena adanya ransangan harga dunia yang lebih tinggi dari harga domestik. Dengan demikian kurva kelebihan penawaran dari negara tersebut merupakan kurva penawaran ekspor di pasar internasional Kindlerberger dan Lindert, 1982. Dapat dikatakan juga bahwa penawaran ekspor suatu negara merupakan penawaran produsen melebihi permintaan konsumen negara tersebut. Analisis mengenai penawaran ekspor dapat dilakukan secara sederhana dengan menggunakan konsep dasar fungsi penawaran dan permintaan domestik dengan suatu komoditas tertentu. Pada Gambar 1 menunjukkan bagaimana kurva penawaran ekspor diturunkan. Misalkan penawaran ekspor dilakukan oleh negara domestik. Pada saat harga P 1 , penawaran produsen domestik sebesar S 1 , sementara itu permintaan konsumen domestik hanya sebesar D 1 .