Rangkuman Impact of the Development of Estate Crops on Economic Jambi Provinces

bagi pertumbuhan sektor perekonomian non pertanian melalui transfer tenaga kerja, 4 meningkatkan laju pemupukan modal, 5 membantu perbaikan neraca pembayaran, dan 6 memperluas atau memekarkan pasar dalam negeri.

3.1.2. Teori Penawaran dan Produksi

Dengan asumsi struktur pasar adalah bersaing sempurna serta perusahaan bertujuan memaksimumkan keuntungan, fungsi penawaran produk perusahaan dapat diturunkan dari fungsi keuntungan, dengan memperhatikan fungsi produksi perusahaan. Dalam proses produksi diasumsikan produsen rasional, dimana produsen selalu memaksimumkan keuntungan pada tingkat harga tertentu. Suatu fungsi penawaran perusahaan yang memaksimumkan keuntungan dapat diturunkan dari fungsi keuntungan yang dicapai melalui dua syarat yaitu syarat orde satu first order condition dan syarat orde dua second order condition . Menurut syarat pertama, fungsi keuntungan akan maksimum jika turunan pertama dari fungsi tersebut sama dengan nol, berarti nilai produk marginal masing-masing faktor harus sama dengan harga masing-masing faktor yang digunakan. Syarat kedua terpenuhi jika turunan kedua dari fungsi tersebut lebih kecil dari nol atau jika Hessian Determinan lebih besar dari nol, berarti fungsi produksi cembung kearah titik origin Henderson and Quant, 1980. Dalam analisis penawaran komoditas pertanian terdapat berbagai karakteristik yang berbeda dari komoditas non pertanian. Secara teoritis dapat dikemukakan bahwa tingkat produksi akan dipengaruhi oleh: 1 harga produk itu sendiri, 2 harga produk lain yang saling berkompetisi terhadap input yang sama, dan 3 harga input. Teknologi dan berbagai faktor non ekonomi juga akan berpengaruh terhadap tingkat produksi pertanian seperti cuaca dan iklim. Faktor tujuan perusahaan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputusan produksi dari perusahaan. Penawaran pasar dari suatu komoditas adalah merupakan fungsi dari harga komoditas itu sendiri dengan koefisien arah slope yang positif. Artinya, bila terjadi kenaikan harga komoditas tersebut maka akan bertambah jumlah komoditas itu yang ditawarkan di pasar. Sebaliknya kalau harga komoditas bersangkutan turun, maka jumlah komoditas tersebut yang ditawarkan di pasar akan berkurang. Sedangkan pengaruh perubahan harga-harga faktor produksi, harga komoditas saingan, teknologi dan tujuan perusahaan adalah merupakan faktor yang menggeser fungsi penawaran. Meningkatnya harga-harga input akan menggeser kurva penawaran ke sebelah kiri dari kurva penawaran semula, sedangkan bila harga-harga faktor produksi menurun akan menggeser kurva penawaran ke sebelah kanan kurva penawaran semula. Artinya, bila harga faktor produksi naik, untuk tingkat harga output yang sama maka akan berkurang jumlah komoditas bersangkutan yang ditawarkan di pasar atau sebaliknya. Peningkatan harga komoditas saingan akan menggeser kurva penawaran komoditas bersangkutan ke kiri, sebaliknya menurunkan harga komoditas saingan akan menggeser kurva penawaran ke kanan. Artinya, bahwa bila harga komoditas saingan meningkat maka akan berkurang jumlah komoditas bersangkutan yang ditawarkan di pasar untuk tingkat harga yang sama. Adanya peningkatan kemajuan teknologi akan menggeser kurva penawaran ke sebelah kanan, artinya akan lebih banyak komoditas bersangkutan yang akan ditawarkan pada tingkat harga yang sama.

3.1.3. Konsep Fungsi Produksi

Tanaman perkebunan termasuk golongan tanaman tahunan, dengan karakteristik adanya tenggang waktu yang cukup panjang antara saat tanam dengan saat pertama kali tanaman perkebunan tersebut berproduksi, yaitu mencapai beberapa tahun. Oleh karena itu berbagai hubungan yang dirancang untuk menjelaskan perilaku tersebut secara ideal haruslah mempertimbangkan tenggang waktu antara saat tanam dan saat panen pertama, termasuk penanaman dan penggantian tanaman Labys, 1973. Kendala yang dihadapi biasanya kurang lengkap atau tidak tersedianya data, terutama untuk penggantian tanaman. Untuk itu dilakukanlah pendekatan yang lebih sederhana namun cukup representatif. Hasil produksi tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, Kelapa Dalam dan kopi suatu daerah tertentu pada suatu periode waktu merupakan perkalian antara luas areal dengan hasil produksi persatuan luasnya produktivitas, atau secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: QKP = AKP YKP .................................................................................3.1 dimana: QKP = Produksi komoditas tanaman pekebunan tertentu AKP = Luas areal komoditas tanaman pekebunan tertentu YKP = Produktivitas komoditas tanaman pekebunan tertentu Luas areal tanaman perkebunan karet, kelapa sawit, Kelapa Dalam dan kopi diduga dipengaruhi oleh luas areal tanaman, dimana luas areal yang ditanam juga dipengaruhi oleh harga komoditas perkebunan tersebut pada saat tanam dan pada saat panen. Hal ini merupakan pencerminan jenis fungsi penyesuaian parsial Nerlove yang melibatkan variabel bedakala lag peubah harga yang cukup panjang Hallam, 1990, dan dilengkapi dengan menyertakan peubah kecenderungan waktu time trend untuk menangkap pengaruh perubahan faktor teknologi dan kelembagaan. Perluasan areal tanam tidak terlepas dari kebutuhan modal kerja terutama untuk keperluan pembelian input faktor dan pembayaran upah tenaga kerja. Keperluan modal ini bisa didapatkan oleh produsen dengan meminjam kredit dengan suku bunga tertentu. Oleh karena itu di duga bahwa tingkat suku bunga uang yang terjadi berpengaruh terhadap keputusan pengembangan luas areal tanaman perkebunan. Pelaksanaan penanaman baru, pemeliharaan tanaman, dan peremajaan tanaman di perkebunan rakyat tidak lagi hanya dilakukan dengan tenaga kerja dari dalam keluarga. Sebagian besar tenaga untuk perluasan tanaman berasal dari luar keluarga yang merupakan tenaga kerja upahan. Keterbatasan modal yang dimiliki petani akan membatasi penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga bila upah tenaga kerja semakin tinggi. Dengan demikian dari penjelasan di atas dapat dihipotesakan luas areal panen untuk masing-masing komoditas perkebunan merupakan fungsi dari harga komoditas perkebunan yang bersangkutan, luas areal komoditas pesaingnya dalam penggunaan lahan, harga pupuk, upah tenaga kerja, tingkat suku bunga dan peubah beda kala lag dari luas areal, yang dapat dirumuskan: AKP = f HKP, AP, UTK, LAKP ...........................................................3.2 dimana: AKP = Luas areal tanaman komoditas tanaman perkebunan HKP = Harga komoditas tanaman perkebunan di tingkat petani AP = Areal pesaing UTK = Upah tenaga kerja LAKP = Peubah beda kala Lag dari AKP