Oleh karena itu, sebagai upaya merepresentasikan time lag di dalam model yang menggunakan pendekatan ekonometrika adalah mendistribusikan peubah lag
endogen dan atau peubah lag eksogen diantara peubah –peubah penjelas.
Koutsoyiannis 1977 menyebutnya sebagai model distribusi lag. Model distribusi lag adalah model yang memasukkan nilai lag peubah eksogen dan atau nilai lag
peubah endogen diantara peubah –peubah penjelasnya.
Peubah lag sangat penting dalam permodelan karena sangat menentukan kepekaan penyesuaian peubah endogen terhadap perubahan peubah
–peubah penjelas, melalui nilai elastisitas jangka pendek maupun jangka panjang.
Selanjutnya, arah kebijaksanaan implikasi kebijakan dapat diidentifikasikan dari nilai elastisitasnya.
Kepekaan respon produksi terhadap perubahan faktor –faktor yang
mempengaruhi terjadi pada selang waktu sebelumnya. Misalnya pada tanaman karet yang ditanam pada tahun t akan berproduksi pada waktu t+4 atau t+5.
Dengan demikian jika lahan karet sebagai peubah bebas dan produksi sebagai peubah tak bebas, maka pengaruh peubah bebas tidak terjadi atau tidak akan
terlihat pada saat yang sama, akan tetapi didistribusikan pada waktu t+4 atau t+5 dimasa yang akan datang.
3.1.7. Pendapatan Domestik Regional Bruto Subsektor Perkebunan Jambi
Pendekatan produksi dapat digunakan untuk melihat peranan subsektor perkebunan dalam perekonomian suatu daerah. Nilai tambah subsektor
perkebunan merupakan salah satu komponen dalam penentuan Pendapatan Domestik Regional Bruto.
Berdasarkan pendekatan produksi, bahwa PDRB diperoleh dari penjumlahan nilai tambah dalam produksi barang dan jasa dari berbagai sektor
dalam perekonomian nasional BPS Jambi, 2010. Perekonomian Jambi terdiri dari beberapa sektor, dan subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor di
sektor pertanian. Oleh sebab itu PDRB subsektor perkebunan diperkirakan tergantung pada produksi masing-masing komoditas perkebunan dan PDRB
subsektor perkebunan pada tahun sebelumnya. Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan perilaku PDRB subsektor perkebunan Jambi sebagai berikut:
PDRBSSPBJ = f QKJ, QCPOJ, QKDJ, QKOJ, LPDRBSSPBJ .......3.7
dimana: PDRBSSPBJ = PDRB Subsektor Perkebunan Jambi
QKJ = Produksi Karet Jambi
QCPOJ = Produksi CPO Jambi
QKDJ = Produksi Kelapa Dalam Jambi
QKOJ = Produksi Kopi Jambi
3.2. Kerangka Operasional
Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi sentra perkebunan yang ada di Indonesia. Lebih dari 22 persen dari jumlah penduduk Jambi bergantung hidup
pada komoditas perkebunan. Komoditas unggulan perkebunan di Provinsi Jambi adalah karet, kelapa sawit, Kelapa Dalam, dan kopi. Perkebunan adalah bagian
dari sektor pertanian yang merupakan sub sektor andalan yang menjadi penopang keberlanjutan pembangunan di Provinsi Jambi.
PDRB dari sub sektor perkebunan menempati urutan teratas dari seluruh sektor pertanian dan kehutanan. Hal ini memperlihatkan bahwa subsektor
perkebunan memegang peranan penting bagi perekonomian provinsi Jambi.
Peranan penting subsektor perkebunan lainnya adalah sebagai penghasil devisa bagi provinsi Jambi. Karena salah satu ciri komoditas perkebunan
Indonesia termasuk provinsi Jambi adalah produk yang dihasilkan berorientasi ekspor Ditjenbun,2010.
Strategi dan kebijakan pembangunan provinsi Jambi diarahkan pada pemanfaatan lahan untuk sektor pertanian, sejalan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah RPJM Provinsi Jambi Tahun 2006-2010 yaitu pembangunan dalam bidang pertanian menjadi salah satu prioritas, termasuk sub sektor
perkebunan Disbun Jambi, 2010. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jambi ini dituangkan
kembali dalam Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jambi dan sejalan dengan Peraturan
Menteri Pertanian
No.33PermentanOT.14072006 tentang
Pengembangan Perkebunan Melalui Program Revitalisasi Perkebunan. Program Revitalisasi Perkebunan adalah upaya percepatan pengembangan
perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi perbankan dan subsidi bunga oleh
pemerintah dengan melibatkan perusahaan dibidang usaha perkebunan sebagai mitra pengembangan dalam pembangunan kebun, pengolahan dan pemasaran
akhir. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dampak kebijakan
pengembangan komoditas perkebunan terhadap perekonomian provinsi Jambi, yang terkait dengan perubahan luas areal, produktivitas, produksi, harga
komoditas unggulan, dan volume ekspor komoditas unggulan. Untuk lebih jelasnya maka kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian
Perubahan Luas Areal
Perubahan Produksi
Perubahan Produktivitas
Perubahan Ekspor Karet, Kelapa Sawit, Kelapa Dalam dan Kopi Jambi Perubahan Penawaran Karet, Kelapa Sawit, Kelapa Dalam dan Kopi
Jambi Kebijakan Pengembangan Komoditas Perkebunan
Perubahan Harga Karet, Kelapa Sawit,
Kelapa Dalam dan Kopi Jambi
Perubahan Penerimaan Devisa Provinsi Jambi
Perubahan Perekonomian
Provinsi Jambi
Perubahan Harga
Pupuk Perubahan
Upah Tenaga
Kerja Perubahan
Jumlah Tenaga Kerja