Peningkatan Areal Karet, Kelapa Sawit dan Kopi

peningkatan masing-masing sebesar 0.6584 persen dan 0.0580 persen. Terlepas dari adanya peningkatan produksi, peningkatan ekspor tersebut terutama terjadi akibat langsung dari penurunan suku bunga. Pada sebagian eksportir yang mempunyai modal terbatas, akses pinjaman kredit dapat mengurangi modal kerja mereka untuk membeli karet dari petani atau pedagang lokal untuk tujuan ekspor. Dimana dengan menurunnya suku bunga, kemampuan mereka mengumpulkan karet untuk tujuan ekspor menjadi meningkat. Pada komoditas kelapa sawit Jambi, penurunan suku bunga juga mengakibatkan terjadinya peningkatan produksi CPO Jambi sebesar 27.6545 persen. Disebabkan terjadinya peningkatan pada areal kelapa sawit Jambi sebesar 16.5938 persen, yang kemudian diikuti oleh peningkatan produktivitas CPO Jambi sebesar 14.1752 persen. Peningkatan produksi CPO yang disebabkan penurunan suku bunga, akan mengakibatkan ekspor CPO Jambi dan ekspor CPO Indonesia mengalami peningkatan masing-masing sebesar 8.3578 persen dan 0.0496 persen. Sama halnya dengan komoditas karet, terlepas dari adanya peningkatan produksi, peningkatan ekspor tersebut lebih disebabkan akibat langsung oleh penurunan suku bunga. Apalagi bagi eksportir CPO yang modalnya terbatas, maka penurunan suku bunga akan menyebabkan peningkatan modal kerja untuk membeli kelapa sawit dari petani, sehingga ekspor CPO menjadi meningkat. Peningkatan produksi CPO mengakibatkan harga CPO Jambi menurun sebesar 0.0044 persen. Penurunan suku bunga akan mengakibatkan peningkatan areal Kelapa Dalam sebesar 5.2721 persen, yang kemudian diikuti oleh peningkatan produksi dan produktivitas Kelapa Dalam masing-masing sebesar 5.2516 dan 0.2621 persen. Peningkatan produksi Kelapa Dalam mengakibatkan peningkatan ekspor Kelapa Dalam sebesar 0.0005 persen. Penurunan suku bunga sebesar 5 persen juga akan meningkatkan areal kopi Jambi sebesar 4.4451 persen, yang kemudian diikuti dengan peningkatan produksi dan produktivitas kopi Jambi masing-masing sebesar 32.6343 dan 146.2215 persen. Peningkatan produksi kopi mengakibatkan peningkatan terhadap ekspor kopi Jambi sebesar 0.0191 persen. Penurunan suku bunga bank yang mengakibatkan peningkatan produksi pada komoditas karet, CPO, dan kopi Jambi akan mengakibatkan peningkatkan PDRB subsektor perkebunan sebesar 2.6894 persen. VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan areal karet dan areal kelapa sawit Jambi, adalah harga karet dan harga CPO. Areal Kelapa Dalam dan areal kopi Jambi tidak dipengaruhi secara nyata oleh harga masing-masing komoditasnya. 2. Produktivitas karet, CPO, Kelapa Dalam, dan kopi Jambi dipengaruhi secara signifikan oleh areal masing-masing komoditasnya. 3. Ekspor karet, CPO, Kelapa Dalam dan kopi Jambi dipengaruhi secara nyata oleh harga dunia masing-masingnya. 4. Harga karet, harga CPO, harga Kelapa Dalam dan harga kopi Jambi secara berturut-turut dipengaruhi oleh harga karet dunia, harga CPO dunia, harga kopra dunia dan harga kopi dunia. 5. Peningkatan areal karet Jambi, areal kelapa sawit Jambi dan areal kopi Jambi dapat meningkatkan PDRB subsektor perkebunan Jambi. Namun peningkatan areal Kelapa Dalam menyebabkan penurunan terhadap PDRB subsektor perkebunan Jambi. 6. Peningkatan areal karet lebih besar kontribusinya terhadap PDRB subsektor perkebunan, dibandingkan dengan peningkatan areal kelapa sawit dan kopi Jambi. Hal ini mengindikasikan bahwa komoditas karet adalah komoditas yang paling besar kontribusinya terhadap PDRB subsektor perkebunan Jambi.