Untuk pengetahuan mengenai pelayanan yang merupakan tanggung jawab atas pelayanan puskesmas sebagian besar menjawab 2-3 jawaban dan 3 jawaban yaitu
masing-masing 40,0 dan 20,0 menjawab 2 jawaban. Sesuai dengan pendapat Dwiyanto 2006 yang menyatakan bahwa kejelasan
dan kepastian tentang tata cara, rincian biaya layanan dan cara pembayarannya, jadwal waktu penyelesaian layanan, dan unit kerja atau pejabat yang berwenang dan
bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa responden menjawab unsur kejelasan
dan kepastian pada pelayanan prima sudah baik, sesuai dengan keadaan pelayanan di puskesmas yang cukup jelas dan pasti.
5.2.4. Pengetahuan dalam Hal Pelayanan Prima pada Unsur Keamanan
Dari tabel 4.11. dapat dilihat pengetahuan pelayanan prima pada unsur keamanan sebagian besar menjawab pertanyaan keamanan 1 jawaban yaitu 48,0,
28,0 menjawab 3 jawaban dan 24,0 menjawab 2 jawaban. Untuk pengetahuan mengenai keadaan peralatan medis di puskesmas sebagian
besar menjawab 1 jawaban yaitu 44,0, 36,0 menjawab 3 jawaban dan 20,0 menjawab 2 jawaban.
Untuk pengetahuan mengenai keadaan apotik di puskesmas sebagian besar menjawab 2 jawaban yaitu 48,0, 32,0 menjawab 3 jawaban dan 20,0
menjawab 2-3 jawaban.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pengetahuan mengenai keadaan ruang periksa puskesmas sebagian besar menjawab 3 jawaban yaitu 56,0, 28,0 menjawab 2 jawaban dan 16,0
menjawab 2-3 jawaban. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwiyanto 2006 yang menyatakan keamanan,
yaitu usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas pada pelanggan dari adanya bahaya, resiko, dan keragu-raguan.
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa responden menjawab unsur keamanan pada pelayanan prima masih kurang, sesuai dengan keadaan fasilitas pelayanan di
puskesmas yang masih kurang. Pengetahuan terhadap keadaan ruang periksa puskesmas dikategorikan baik, sementara keadaan peralatan medis dan apotik
dikategorikan buruk. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan 2008 yang menyatakan bahwa sebesar 40,3 responden menilai kelengkapan
peralatan Puskesmas Rantauprapat kurang baik kurang lengkap. Lapau 1997 menyatakan faktor sistem pelayanan kesehatan, yaitu fasilitas medis berpengaruh
terhadap penggunaan pelayanan kesehatan.
5.2.5. Pengetahuan dalam Hal Pelayanan Prima pada Unsur Keterbukaan
Dari tabel 4.12. dapat dilihat pengetahuan pelayanan prima pada unsur keterbukaan sebagian besar menjawab pertanyaan pengunjung 2 jawaban yaitu
52,0, 32,0 menjawab 2-3 jawaban dan 16,0 menjawab 3 jawaban. Untuk pengetahuan mengenai petugas apotikobat di puskesmas sebagian besar
menjawab 3 jawaban yaitu 36,0, dan masing-masing 32,0 menjawab 1 dan 2 jawaban.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pengetahuan mengenai dokter di puskesmas sebagian besar menjawab 1 dan 2 jawaban yaitu masing-masing 40,0 dan 20,0 menjawab 3 jawaban.
Sesuai dengan pendapat Dwiyanto 2006 yang menyatakan keterbukaan, yaitu bahwa pelanggan dapat mengetahui seluruh informasi yang mereka butuhkan secara
mudah dan jelas, yang meliputi informasi, tata cara, persyaratan, waktu penyelesaian, biaya, dan lain-lain.
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa responden menjawab unsur keterbukaan pada pelayanan prima masih kurang, sesuai dengan keadaan dokter di puskesmas
yang masih kurang berempati. Azwar 1996 menyatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas untuk memenuhi
kebutuhan pasien, komunikasi yang baik antar petugas dan pasien, keprihatinan dan keramahtamahan petugas dalam melayani pasien, dan keyakinan pasien pada
pelayanan tersebut. Dalam hal ini, dokter diharapkan berempati kepada setiap pengunjung puskesmas. Pelayan kesehatan yang baik dari segi pelayanan kedokteran
maupun pelayan kesehatan masyarakat harus memiliki syarat pokok kesehatan yaitu tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dengan wajar, mudah dicapai, mudah
dijangkau dan bermutu.
5.2.6. Pengetahuan dalam Hal Pelayanan Prima pada Unsur Efisien