Pengetahuan dalam Hal Pelayanan Prima pada Unsur Efisien Pengetahuan dalam Hal Pelayanan Prima pada Unsur Ekonomis

Untuk pengetahuan mengenai dokter di puskesmas sebagian besar menjawab 1 dan 2 jawaban yaitu masing-masing 40,0 dan 20,0 menjawab 3 jawaban. Sesuai dengan pendapat Dwiyanto 2006 yang menyatakan keterbukaan, yaitu bahwa pelanggan dapat mengetahui seluruh informasi yang mereka butuhkan secara mudah dan jelas, yang meliputi informasi, tata cara, persyaratan, waktu penyelesaian, biaya, dan lain-lain. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa responden menjawab unsur keterbukaan pada pelayanan prima masih kurang, sesuai dengan keadaan dokter di puskesmas yang masih kurang berempati. Azwar 1996 menyatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas untuk memenuhi kebutuhan pasien, komunikasi yang baik antar petugas dan pasien, keprihatinan dan keramahtamahan petugas dalam melayani pasien, dan keyakinan pasien pada pelayanan tersebut. Dalam hal ini, dokter diharapkan berempati kepada setiap pengunjung puskesmas. Pelayan kesehatan yang baik dari segi pelayanan kedokteran maupun pelayan kesehatan masyarakat harus memiliki syarat pokok kesehatan yaitu tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dengan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau dan bermutu.

5.2.6. Pengetahuan dalam Hal Pelayanan Prima pada Unsur Efisien

Dari tabel 4.13. dapat dilihat pengetahuan pelayanan prima pada unsur efisien sebagian besar menjawab pertanyaan puskesmas efisien 2 jawaban yaitu 64,0, 20,0 menjawab 2-3 jawaban dan 16,0 menjawab 3 jawaban. Universitas Sumatera Utara Untuk pengetahuan mengenai keadaan dokter di puskesmas sebagian besar menjawab 1 jawaban yaitu 52,0, 36,0 menjawab 3 jawaban dan 12,0 menjawab 2 jawaban. Untuk pengetahuan mengenai keadaan perawat di puskesmas sebagian besar menjawab 3 jawaban yaitu 44,0 dan 28,0 masing-masing menjawab 1 dan 2 jawaban. Sesuai dengan pendapat Dwiyanto 2006 yang menyatakan efisien, yaitu persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dan produk pelayanan publik yang diberikan. Di samping itu, juga harus dicegah adanya pengulangan di dalam pemenuhan kelengkapan persyaratan, yaitu mempersyaratkan kelengkapan persyaratan dari satuan kerja atau instansi pemerintah lain yang terkait. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa responden menjawab unsur efisien pada pelayanan prima sudah baik, sesuai dengan perawat di puskesmas yang terdidik, mampu melayani pasien dan mampu membantu dokter. Akan tetapi, hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitepu 2011 yang menyatakan bahwa 25,0 perawat pada tingkat ragu-ragu untuk mampu memberikan pelayanan di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang. Konsep Reformasi Puskesmas 2001 menyebutkan bahwa tenaga perawat merupakan orang yang lebih erat hubungannya dengan pasien, oleh karena itu kualitas perawat sangat menentukan mutu pelayanan perawatan pasien di puskesmas. Universitas Sumatera Utara

5.2.7. Pengetahuan dalam Hal Pelayanan Prima pada Unsur Ekonomis

Dari tabel 4.14. dapat dilihat pengetahuan responden tentang hal-hal ekonomis sebagian besar bisa menjawab benar 2 jawaban yaitu 60,0 dan 20,0 masing- masing menjawab benar 2-3 dan 3 jawaban. Sebanyak 20,0 responden menjawab 3 jawaban, yang mengatakan bahwa hal-hal ekonomis di puskesmas meliputi masih dalam keadaan wajar, memperhatikan nilai baran, berupa obat, memperhatikan nilai jasa, berupa pemeriksaan, dan kemampuan pasien untuk membayar. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwiyanto 2006 yang menyatakan ekonomis agar pengenaan biaya pelayanan ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan nilai barangjasa dan kemampuan pelanggan untuk membayar. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa responden menjawab unsur efisien pada pelayanan prima masih kurang, dikarenakan pemahaman responden terhadap unsur ekonomis pelayanan prima yang kurang.

5.2.8. Pengetahuan dalam Hal Pelayanan Prima pada Unsur Keadilan yang Merata