2.7. Tipologi Ruang Terbuka Publik
Menurut Carmona et al. 2003 ruang terbuka publik public open space terdiri dari dua tipe yaitu ‘street’ dan ‘square’. Pada prinsipnya ‘streets
‘merupakan ruang yang dinamis dan penuh pergerakan, sedangkan ‘squares’ merupakan ruang statis dengan sedikit pergerakan. Pengertiannya secara rinci
akan dijelaskan di bawah ini : 1. Streets adalah ruang tiga dimensi yang dibatasidilingkupi oleh bangunan-
bangunan disepanjangdisampingnya yang didalamnya dapat berisi jalan road ataupun tidak. Bentuk street dapat dianalisis berdasarkan kualitas
polarnya, sebagai kombinasi yang memberikan keberagaman yang kuat, seperti visual yang dinamis visually dynamic atau visual yang statis visually
static; tertutup enclosed atau terbuka open; panjang long atau pendek short; lebar wide atau sempit narrow; lurus straight lurus atau
lengkung curved; formal formallity or informal informality. Karakter street ditentukan oleh elemen-elemen yang terdiri dari lantai floorscape dan
atap skyline. Menurut Jacobs 1993, streets yang memiliki karakter fisik yang kuat adalah yang memiliki volume dengan bentuk yang positif dan
memberikan perasaan yang kuat. Kontinuitas dari dinding bangunan continuity of the street wall dan rasio antara lebar dengan ketinggian juga
menentukan perasaan terhadap ruang terbuka sense of enclosure. Ruang yang memiliki rasio antara lebar dengan tingginya adalah 4:1 atau lebih, maka
akan memberikan perasaan terhadap ruang sense of enclosure yang lemah, rasio 2:1 sampai 2,5:1 memberikan perasaan terhadap ruang sense of
enclosure yang baik, sedangkan 1:1 adalah rasio optimum kenyamanan yang dapat dirasakan pada sebuah street Gambar 6.
Gambar 6. Rasio Lebar-Tinggi pada Street WH1,5
WH1-1,5 WH1
Keterangan : WH = width to height
W H
2. Squares adalah ruang yang dibatasi oleh bangunan-bangunan di sekelilingnya. Menurut Zuckers 1959 terdapat lima tipe square yaitu :
a. Closed square, ruang yang dibatasi hanya oleh jalan di sekelilingnya. b. Dominated square, ruang yang dibentuk, diarahkan dan didominasi oleh
sebuah bangunan atau beberapa bangunan di sekelilingnya. c.
Nuclear square, ruang yang terbentuk di pusat. d.
Grouphed square, ruang terbuka yang terbentuk dari integrasi beberapa ruang terbuka.
e. Amorphous square, ruang terbuka yang tidak memiliki bentuk tertentu
tidak beraturan. Menurut Collins and Collins 1965 terdapat beberapa prinsip artistik yang
menentukan kualitas visual dan estetika pada public square yaitu 1 enclosure sebagai sebuah perasaan yang muncul pada ruang dengan batas di sekelilingnya,
2 freestading sclupture mass sebagai sebuah prinsip estetika bangunan yang tercermin melalui fasadenya, 2 shape yang didefinisikan melalui proporsi antara
kedalaman dan lebarnya, 4 monument sebagai pusat atau fokus dari ruang terbuka. Menurut Carmona et al. 2003 streets dan squares memiliki karakteristik
yang terdiri dari formal dan informal. Karakter formal memiliki sense of enclosure yang kuat. Karakter tersebut dicerminkan dari desain lantai dan street
furniture yang tertib dengan pola yang simetris. Karakter informal terasa lebih rileks dengan variasi arsitektur yang lebih bebas dan beragam serta memiliki pola
yang asimetris. Menurut Kostof 1992 berdasarkan bentuknya, ruang terbuka
terdiri dari dua jenis, yaitu : 1 ruang terbuka memanjang linier misal : ruang
terbuka jalan dan sungai, 2 ruang terbuka membulat square, circle, oval, triangle, organic.
Dharmawan 2005 berpendapat bahwa tipologi ruang publik dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan bentuk variasi dan karakternya sejalan dengan
kebutuhan manusia, yaitu: 1. Taman Umum Public Park
Ruang terbuka yang termasuk taman ini adalah taman dengan skala nasional yang biasanya sebagai landmark tingkat nasional kota seperti Monumen
Nasional Monas. Selain itu juga berupa taman pusat kota downtown parks
yang berada di kawasan pusat kota, berbentuk lapangan hijau yang dikelilingi pohon-pohon peneduh atau berupa hutan kota dengan pola tradisional atau
dapat pula dengan menggunakan desain pengembangan baru Gambar 7.
a Monumen Nasional, Jakarta b Gwacheon Central Park, Korea
Gambar 7. Contoh Tipe Taman Umum Sumber : Dharmawan, 2005 Taman Lingkungan neighborhood park juga merupakan ruang terbuka
untuk kegiatan umum yang dikembangkan di lingkungan perumahan seperti bermain anak-anak, olah raga dan bersantai bagi masyarakat di sekitarnya.
Taman kecil mini park merupakan taman berukuran kecil yang dikelilingi oleh bangunan, termasuk air mancur yang digunakan untuk mendukung
suasana taman tersebut, seperti taman-taman di pojok-pojok lingkungansetback bangunan Gambar 8.
a Guangjangdong Hyundai Parkvill, Korea b Yongin Suji LG Village, Korea
Gambar 8. Contoh Tipe Taman Lingkungan Sumber : Dharmawan, 2005
2. Lapangan dan Plasa Squares and Plaza Lapangan Pusat Kota Central square ini merupakan bagian pengembangan
sejarah yang berlokasi di pusat kota dan sering digunakan untuk kegiatan kegiatan formal seperti upacara peringatan hari nasional. Sedangkan plasa
pengikat Corporate Plaza berfungsi sebagai pengikat dari bangunan- bangunan komersial atau perkantoran, berlokasi di pusat kota dan
pengelolaannya dilakukan oleh pemilik kantor Gambar 9.
a Simpang Lima, Semarang b Hua Wei Technologies Training Centre, Korea
Gambar 9. Contoh Lapangan dan Plaza Sumber: Dharmawan, 2005
3 . R uang Peringatan Memorial Ruang ini merupakan ruang publik yang digunakan untuk memperingati
memori kejadian penting bagi umat man usia atau masyarakat di tingkat lokal atau nasional.
4. Pasar Markets Pasar adalah ruang terbuka atau ruas jalan yang digunakan untuk pasar
yang biasanya bersifat temporer dan berlokasi di rumah yang tersedia, seperti jalan, plasa atau lapangan parkir.
5. Jalan Streets Bagian-bagian dari jalan terdiri dari :
b. Pedestrian sisi jalan pedestrian sidewalk c. Suatu jalan yang ditutup bagi kendaraan bermotor, dan diperuntukkan
khusus bagi pejalan kaki. d. Mal transit transit mall.
e. Jalur lambat traffic restricted streets. f. Jalan yang digunakan sebagai ruang terbuka dan diolah dengan desain
pedestrian agar lalu lintas kendaraan terpaksa berjalan lamban. g. Ruang komunitas community open space sebagai ruang-ruang kosong
di lingkungan perumahan yang didesain dan dikembangkan serta
dikelola sendiri oleh masyarakat setempat. 2.8. Perkembangan Ruang Terbuka Publik Pusat Kota
Menurut Kostof 1992 keberadaan ruang terbuka publik adalah saksi dari perubahan kebutuhan manusia dari waktu ke waktu untuk menemukan kembali
fakta fisik suatu komunitas di pusat kota. Menurut Kostof 1992 perkembangan ruang terbuka publik di pusat kota pada beberapa tempat di dunia dari masa ke
masa dipengaruhi oleh kekuatan politik, ekonomi, sosial, lingkungan, serta teknologi sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
2.8.1. Periode Abad Pertengahan 476 SM -1350
a. Kristen di Eropa Sejalan dengan kepentingan agama dan pertahanan, ruang terbuka
terbentuk karena kebutuhan akan urban void dimana jalan-jalan kota yang berliku dan sempit bermuara, bertujuan untuk tempat persiapan ibadah di gereja parvis
atau melakukan kegiatan massal, sekaligus tempat mengepung musuh yang masuk ke kota. Ruang terbuka publik di pusat kota, biasanya dekat dengan dengan gereja
atau katedral, balai kota, dan sumur publik; mempunyai konfigurasi tidak menentu; sering tidak ada jalan yang melintasi secara lurus; tempat penduduk
berkumpul; kebanyakan menyatu dengan harmoni sebagai elemen estetis kota. Kegiatan sehari-hari yang dilakukan masyarakat biasanya adalah aktifitas
perdagangan, berjalan-jalan, bertemu teman, berbincang-bincang, duduk-duduk atau mengambil air di air mancur. Setiap tahun pada musim panas, untuk
menghormati Bunda Maria diselenggarakan festival Palio berupa parade, pacuan kuda dan pertarungan kerbau. Kegiatan ini merupakan bentuk aktivitas budaya
yang didasari oleh kebutuhan spiritual masyarakat yang banyak dijumpai pada setiap ruang terbuka publik di pusat kota.
b. Islam dari Timur Tengah Hingga Spanyol Dalam banyak kasus, ruang terbuka kota untuk publik adalah courtyard
mesjid Kostof, 1992. Musholla adalah ruang terbuka luas yang ada di dekat mesjid yang digunakan penduduk muslim untuk berdoa. Courtyard mulai ada di
Madinah sejak Nabi Muhammad mengajarkan untuk melakukan sholat Idul Fitri dan Idul Adha di lapangan terbuka. Musholla juga berfungsi sebagai tempat
eksekusi sehingga dapat dilihat oleh seluruh penduduk sebagai peringatan bagi yang bersalah, dan sering dijadikan tempat mengadakan pasar. Di Musholla
terdapat suatu tembok yang lurus dan panjang yang berorietasi ke Mekkah sebagai tanda kiblat Kostof 1992.
2.8.2. Periode Abad Renaisan abad XIV-XVII
a. Itali Kembalinya orde klasik dimana terdapat bentuk persegi atau trapezoid,
simetris bilateral dan motif arsitektur klasik menghiasi pinggir ruang terbuka serta penggunaan paras menuju ruang terbuka publik. Proporsi ruang terbuka ditujukan
untuk melihat bangunan publik dari jarak jauh. Ruang terbuka publik dihiasi oleh detail yang kaya dan berbagai pertunjukan seni, seperti air mancur, patung-patung,
tugu-tugu, tangga-tangga, dan perkerasan. Bentuk-bentuk renaisan juga di terapkan dalam ruang terbuka yang telah ada sejak zaman medieval. Ekspresi
kebutuhan masyarakat di ruang terbuka publik di zaman medieval tetap muncul di zaman renaisan yang tercermin pada fungsi ruang terbuka publik yang digunakan
untuk halaman gereja, halaman balai kota, pasar, tempat berkumpul publik atau tempat melakukan ibadah massal.
Aktivitas publik yang dilakukan diruang terbuka publik berupa kegiatan berjalan-jalan, melihat-lihat, duduk-duduk, berbincang-bincang, istirahat,
menyambah dewa, makan, minum, memberi makan merpati dan lain-lain. Pertandingan kerbau diselenggarakan untuk menghormati tamu agung pada akhir
tahun 1780-an, kemudian piazza tetap digunakan menjadi panggung bagi acara- acara gereja.
b. Perancis Ruang terbuka publik bermula dari keputusan raja untuk membuat suatu
ruang terbuka yang diperuntukkan bagi perumahan mewah para bangsawan.
Kebanyakan dari ruang terbuka tersebut berbentuk persegi, dimana pada acara perayaan hari besar dapat menampung puluhan ribu orang. Terbentuknya ruang
terbuka publik di tengah tempat tinggal di Perancis ini merupakan preseden penting bagi pembentukan ruang terbuka sejenis di Eropa. Sejalan dengan
perkembangan demokrasi di tengah masyarakat saat Revolusi Perancis, ruang terbuka publik di pusat kota menjadi bernilai politik dengan adanya demonstrasi
dan pergerakan rakyat yang bertempat di ruang terbuka publik di pusat kota. c. Inggris
Untuk memenuhi kebutuhan rumah dan taman dengan gaya aristokrat maka dibentuklah kompleks rumah deret dengan fasade yang mewah yang
mengelilingi suatu ruang terbuka publik. Kembalinya keluarga raja dari Perancis sekaligus membawa gaya taman formal Perancis pada ruang terbuka publiknya,
yaitu bentuk persegi dengan poros sebagai penghubung antar ruang. f. Belanda
Lanskap Belanda sebagian besar adalah dataran rendah yang berada di pesisir pantai. Iklim dan kondisi tanahnya baik untuk pertanian dan daerah
pesisirnya merupakan potensi maritim yang besar. Kemudian Betanda berkembang menjadi negeri maritim yang kuat dengan kota-kota di tepi taut
dengan suatu sistem kanal yang menggunakan teknologi baru pada masa itu untuk memecahkan masalah sempitnya lahan. Sebagian besar rakyatnya hidup dari
pertanian, peternakan dan perdagangan melalui laut. Kekuatan maritim menjadikannya salah satu negara kolonial. Pada tahun 1609 negeri Belanda
membebaskan diri dari Spanyol dengan tetap mempertahankan sistem monarki.
2.8.3. Periode Eropa Modern 1700-1837
Di Inggris telah terjadi perubahan pada konsep ruang terbuka yang tadinya terpengaruh taman formal Perancis menjadi taman informal yang menyerupai
pemadangan alam yang alami. Ruang terbuka publik di pusat kota yang tadinya berupa perkerasan dan patung di tanami pohon-pohon agar tampak lebih alami
pada tahun 1800-an. Peran utama square bukan hanya sebagai tempat aktivitas publik, upacara
rakyat, pasar, atau tempat parade, tapi sebagai tempat sirkulasi publik dan
berkumpul. Square juga sebagai tempat untuk jalan-jalan berkeliling dan mengagumi, terbuka untuk semua orang, tidak eksklusif dan menjadi tempat
untuk memperhatikan tingkah-polah orang lain sebagai simulasi dari rasa kebersamaan bermasyarakat. Hal ini lah yang menjadi alasan dibangunnya
Travalgar Square sebagai simbol dari kota, negara dan imperium.
2.8.4. Periode Dunia Baru di Amerika 1600-1993
a. Meksiko Ruang terbuka publik di pusat kota telah menjadi ekspresi kebutuhan
rakyat asli Meksiko sebagai tempat berkumpul dan melakukan upacara. Ruang terbuka publik di pusat kota di Meksiko yang disebut zacalo telah menjadi
panggung keseharian masyarakat dan berbagai peristiwa penting. Zacalo merupakan tempat dimana budaya asli masyarakat Amerika Latin masih
terpelihara dengan baik. Salah satu budaya tersebut adalah kegiatan paseo, yaitu berjalan-jalan pada sore hari di ruang terbuka publik, dimana bangku-bangku
taman dipenuhi masyarakat dan tari-tarian dimulai oleh remaja putra dan putri yang saling berpengangan tangan. Sepanjang hari zacalo selalu ramai dengan
aktivitas masyarakat, anak-anak bermain, pemusik lokal mengadakan pertunjukan, pedagang menawarkan jasa dan barang dagangan hingga peristiwa penting seperti
narapidana dihukum gantung pada zaman kolonial Spanyol dan perayaan hari kemerdekaan.
b. Amerika Serikat Pada periode kolonial 1620-1791 ruang terbuka publik di pusat kota
merupakan ruang bersama, digunakan untuk latihan tentara, tempat mengembala sapi, atau pertahanan terakhir jika kota diserang. Didekat ruang terbuka tersebut
terdapat gereja, sekolah, tempat pertemuan, dan pasar. Pada masa tersebut ruang terbuka publik terbentuk berdasarkan struktur
kota yang terencana dengan pemusatan fasilitas publik, pasar, gereja, sekolah dan tempat pertemuan. Salah satu dari lima square yang paling terkenal adalah
Monterey square yang berada di Bull Street berada pada sumbu menuju State House. Terjadi perubahan bentuk ruang terbuka publik yang tadinya formal dan
simetris menjadi bentuk informal yang lebih alami. Ruang terbuka yang terbentuk pada masa ini antara lain adalah Central Park, New York tahun 1858.
2.8.5. Periode abad ke dua puluh di Amerika Serikat
Perkembangan teknologi dan gaya hidup telah banyak mempengaruhi kebutuhan masyarakat pada ruang terbuka publik di pusat kota. Orang tidak lagi
pergi ke ruang terbuka publik untuk berbelanja membeli makanan, mengambil air di air mancur umum, mendengar berita atau pengumuman. Masyarakat
bersosialisasi di rumah pribadinya dimana segala kebutuhannya dari mulai air, listrik, berita, surat, iklan, TV, dan internet tersedia.
Masalah ruang terbuka di pusat kota yang tidak ramah terhadap pejalan kaki menjadi perhatian pada akhir tahun 50-an hingga awal 60-an. Pada tahun
1961 pemerintah kota New York mengeluarkan peraturan yang memberikan bonus penambahan jumlah lantai bagi gedung yang menyediakan ruang terbuka
publik di lantai dasarnya. Peraturan ini membuat pengembang beriomba-lomba membuat ruang terbuka publik di gedungnya dengan berbagai desain yang
monumental. Tetapi kebanyakan dari ruang terbuka publik tersebut tidak dipakai oleh publik untuk melakukan aktivitas selain hanya melintas saja. Hal ini
disebabkan rancangan ruang terbuka publik tersebut mengabaikan kepentingan kebutuhan masyarakat. Seperti yang terjadi pada City Hall Plaza di Boston 1962-
1969 yang dirancang mengikuti Piazza del Campo di Sienna tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka publik di pusat kota, karena
lebih mementingkan fisik arsitektur daripada kenyamanan kebutuhan masyarakat.
III. METODOLOGI
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan di kawasan Kota Tua Jakarta yang termasuk dalam wilayah Kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Berdasarkan
SK Gubernur No. 34 tahun 2006 tentang Penguasaan Perencanaan dalam Rangka Penataan Kawasan Kota Tua, luas kawasan ini + 846 ha. Penelitian difokuskan
pada Zona Inti, sebagai bagian dari Kota Tua yang merupakan area dengan nilai sejarah lebih tinggi dari area lainnya dan sangat dibatasi dalam pengembangannya
Gambar 10.
Gambar 10. Lokasi Penelitian
Zona Inti