Lokasi dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan dan Metode Penelitian

III. METODOLOGI

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan di kawasan Kota Tua Jakarta yang termasuk dalam wilayah Kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Berdasarkan SK Gubernur No. 34 tahun 2006 tentang Penguasaan Perencanaan dalam Rangka Penataan Kawasan Kota Tua, luas kawasan ini + 846 ha. Penelitian difokuskan pada Zona Inti, sebagai bagian dari Kota Tua yang merupakan area dengan nilai sejarah lebih tinggi dari area lainnya dan sangat dibatasi dalam pengembangannya Gambar 10. Gambar 10. Lokasi Penelitian Zona Inti Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2007 sampai September 2008.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah : 1. Peta-peta Jakarta Lama Oud Batavia tahun 1619-1938. 2. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25.000 produksi Bakosurtanal. 3. RTRW kota Jakarta skala 1 : 50.000. 4. Kuesioner Kebutuhan Masyarakat terhadap Ruang Terbuka Publik Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa perangkat lunak yaitu AutoCad 2004, SPSS Versi 13.00 dan Windows XP.

3.3. Tahapan dan Metode Penelitian

Penelitian dilakukan melalui tahap pra survei, pengumpulan data, analisis data dan sintesis yang mengintegrasikan hasil analisis. Tahapan dalam proses penelitian ini secara diagramatis dapat dilihat pada Gambar 11 dengan penjelasan tahapan-tahapan sebagai berikut :

3.3.1. Prasurvei

Pada tahap ini dilakukan penentuan batasan penegertian ruang terbuka publik yang akan dikaji. Pengertian istilah-istilah lain yang terkait dengan studi ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Pada tahap ini juga ditentukan fokus area yang akan diteliti.

3.3.2. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data a perkembangan keberadaan dan karakter ruang terbuka publik melalui penelusuran peta-peta lama peta-peta tahun 1619-sekarang dan arsipdokumen, b karakter ruang terbuka publik saat ini melalui survei lapangan dan peta, c data kebijakan dan pengelolaan melalui dokumen dan wawancara dengan pihak Pemda DKI Jakarta, serta c data preferensi masyarakat melalui penyebaran kuesioner. Adapun jenis, sumber, cara pengumpulan dan kegunaan data yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis, sumber, cara pengumpulan dan kegunaan data No JENIS DATA SUMBER DATA CARA PENGUMPULAN KEGUNAAN 1. PERKEMBANGAN RUANG TERBUKA PUBLIK DAN KESEJARAHAN Dinas Museum dan Kebudayaan DKI Jakarta • Studi Pustaka • Dokumen • Memahami sejarah perkembangan Kota Tua Jakarta pada umumnya dan ruang terbuka publik pada khususnya, baik wujud fisiknya maupun pemanfaatannya • Mengetahui kebijakan tata ruang Kota Tua pada masa lalunya Asal-usul terbentuknya kota Jakarta UPT Kota Tua Wawancara Peta Perkembangan Kota Tua Jakarta • Sumber Pustaka • Dinas Museum dan Kebudayaan • Studi Pustaka • Wawancara Sejarah kependudukan dan aktifitas masyarakat masa lalu Sumber Pustaka Studi Pustaka Peta dan naskah tentang ruang-ruang publik masa lalu • Dinas Museum dan Kebudayaan DKI Jakarta • Dinas Tata Kota DKI Jakarta • Studi Pustaka • Wawancara Konsep dan kebijakan pemerintahan masa lalu tentang tata kota Dinas Museum dan Kebudayaan DKI Jakarta • Studi Pustaka • Wawancara 2. KONDISI EKSISTING RUANG TERBUKA PUBLIK SAAT INI Karakter dan Fungsi • Dinas Tata Kota DKI Jakarta • Lokasi Penelitian • Studi Pustaka • Survei Lapangan Untuk mengetahui kondisi ruang terbuka publik saat ini dan sejauh mana pemanfaatannya Aktifitas masyarakat Lokasi penelitian Survei lapangan Sistem sirkulasi dan fasilitasnya Dinas Tata Kota DKI Jakarta Studi Pustaka 3. PREFERENSI MASYARAKAT Masyarakat setempat dan pengunjung Penyebaran kuesioner Untuk mengetahui preferensi masyarakat dalam pemanfaatan ruang terbuka publik bersejarah 4. KEBIJAKAN DAN PENGELOLAAN • Draf Rencana Induk Kota Tua Jakarta • Tata Guna Lahan • RTRW 2010 • Peraturan-peraturan pemerintah tingkat pusat dan daerah • Pengelola Dinas Tata Kota DKI Jakarta UPT Kota Tua Jakarta Studi Pustaka Wawancara Untuk mengetahui kebijakan pemerinta dalam pelestarian dan pemanfaatan ruang terbuka publik di Kota Tua Jakarta

3.3.3. Analisis Data

3.3.3.1. Analisis Perkembangan Keberadaan, Karakter Fisik dan Fungsi

Analisis dilakukan berdasarkan periodisasi sejarah Kota Tua Jakarta yang dimulai dari masa pemerintahan Jayakarta sebelum tahun 1619, masa kekuasaan VOC 1619-1808, pemerintahan perpindahan Batavia 1808-1905, masa dibangun kembali 1905-1942, masa pasca Kemerdekaan dan dimulainya revitalisasi Kota Tua Jakarta 1945-1972 hingga saat ini. Analisis ini dilakukan dengan menelusuri perkembangan dan mengidentifikasi keberadaan dan karakter fisik dan fungsi ruang terbuka publik melalui peta-peta lama dan pustaka sesuai periode-periode tersebut.

3.3.3.2. Identifikasi dan Analisis Keberadaan, Karakter Fisik dan Fungsi

Identifikasi dilakukan untuk mengamati dan menentukan ruang terbuka publik peninggalan masa lalu yang masih ada sampai saat ini dan mendefinisikan sebagai ruang terbuka publik bersejarah. Analisis dilakukan untuk melihat tipe dan karakter, kondisi fisik serta fungsi atau pemanfaatannya oleh masyarakat.

3.3.3.3. Analisis Nilai Integritas Ruang Terbuka Publik

Penilaian integritas ruang terbuka publik yang ada dilakukan berdasarkan nilai kualitas dan signifikansi ruang terbuka publik bersejarah. Kriteria yang digunakan untuk menilai integritas ruang terbuka publik terdiri dari nilai sejarah historical value , nilai estetika aesthetical value dan nilai fungsi functional value dengan variabel, indikator dan parameter yang dapat dilihat pada Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4. Tabel 2. Variabel, Indikator dan Parameter berdasarkan Historical Value Sumber : Burra Charter 1981, Attoe 1988, Helly dan Budiarti 2005 Tabel 3. Variabel, Indikator dan Parameter berdasarkan Aesthetic Value Sumber : Jacobs 1993, Helly dan Budiarti 2005 Tabel 4. Variabel, Indikator dan Parameter berdasarkan Functional Value Sumber : Carmona et al. 2003 No Variabel Indikator Nilai Tinggi N Sedang N Rendah N 1. Nilai Kronologis Usia kawasan Lebih dari 100 tahun 3 50 - 100 tahun 2 50 tahun 1 2. Historical facts Jumlah fakta sejarah Banyak 5 3 Sedang 2 -5 2 Sedikit hanya 1 1 3. Keunikan kelangkaan Jumlah obyek yang sama di kota Jakarta Tidak ada sama sekali 3 1 – 10 obyek yang sama 2 Lebih dari 10 yang sama 1 4. Even sejarah Tingkat even bersejarah yang pernah terjadi Skala Internasional 3 Skala Nasional 2 Skala Lokal 1 5. Keutuhan Tingkat keutuhan Tinggi 80 – 100 3 Sedang 50 -79 2 Rendah 10 – 49 1 Nilai sejarah tinggi jika total nilai = 13 -15 Nilai sejarah sedang jika total nilai = 9-12 Nilai sejarah rendah jika total nilai = 5- 8 No Variabel Indikator Nilai Tinggi N Sedang N Rendah N 1. Representasi dari gayaism tertentu kontektual dan homogenitas Representasi dengan citra kawasan baharikolonial pecinan Sangat representatif 3 Cukup representatif 2 Kurang representatif 1 2. Proporsi Proporsi W-H width- heigth WH1,5 Sangat proporsional 3 WH=1-1,5 Cukup proporsional 2 Kurang proporsional 1 3. Ritme Continuity of street wall Kontinyu 3 Ada yang terputus 2 Terputus-putus 1 4. Skala Ukuran skala dengan manusia Monumental 3 Skala manusia Skala intim 1 Nilai estetika tinggi jika total nilai = 10-12 Nilai estetika sedang jika total nilai = 7-9 Nilai estetika rendah jika total nilai = 4-6 No Variabel Indikator Nilai Tinggi N Sedang N Rendah N 1. Kenyamanan Pemisahan antara pejalan kaki dengan kendaraan Ada pemisahan, jelas 3 Ada pemisahan, tidak jelas 2 Tidak terdapat pemisahan 1 2. Aksesbilitas Sistem tautanlinkage Kota Tua Terkait langsung sistem linkage 3 Terkait tidak langsung sistem linkage 2 Tidak terkait sistem linkage 1 3. Kegunaan ekonomi Jumlah tempat komersial pada muka bangunan frontstore Terdapat 50 3 Terdapat 50 – 10 2 Terdapat 10 1 4. Kegunaan sosial aktifitas Terdapat 3 aktifitas Terdapat 2-3 aktivitas Terdapat hanya 1 aktivitas 1 Nilai fungsi tinggi jika total nilai = 10-12 Nilai fungsi sedang jka total nilai = 7-9 Nilai fungsi rendah jka total nilai = 4-6 Penilaian dilakukan berdasarkan expert judgement yang dilakukan oleh pihak dari Dinas Museum dan Kebudayaan dan Pusat Studi Urban Desain PSUD. Metode skoring digunakan untuk menetukan nilai dari masing-masing kriteria dan nilai total dari ketiga kriteria yang menghasilkan nilai integritas ruang. Kriteria nilai sejarah dikategorikan tinggi jika total nilai = 13 -15, nilai sejarah sedang jika total nilai = 9-12 dan nilai sejarah rendah jika total nilai = 5-8. Kriteria nilai estetika dikategorikan tinggi jika total nilai = 10-12, nilai estetika sedang jika total nilai = 7-9 , dan nilai estetika rendah jika total nilai = 4-6. Berdasarkan kriteria nilai fungsi dikategorikan tinggi jika total nilai = 10 -12, nilai fungsi sedang jika total nilai = 7-9 dan nilai fungsi rendah jika total nilai = 4-6. Sedangkan nilai integritas ruang terbuka publik didapat dari perhitungan : Keterangan : I = Nilai Integritas H = Nilai Sejarah Historical Value A = Nilai Estetika Aesthetic Value F = Nilai Fungsi Functional Value Hasilnya diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan yaitu ruang integritas tinggi jika jumlah skor total = 31 – 39, ruang integritas sedang tinggi jika jumlah skor total = 22 – 30 dan ruang integritas rendah tinggi jika jumlah skor total =13 – 21.

3.3.3.4. Analisis Kebijakan Pemerintah dan Pengelolaan Kota Tua Jakarta

Analisis ini bertujuan untuk menganalisis produk-produk hukum yang berkenaan dengan upaya pelestarian dan pemanfaatan kawasan bersejarah Kota Tua dan khususnya ruang terbuka publik yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Secara deskriptif beberapa produk hukum yang berkaitan dengan pelestarian dan pemanfaatan ruang terbuka publik dianalisis untuk mengetahui sejauh mana dukungan pemerintah. Selain itu I = Σ H + Σ A + Σ F dikaji pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pengelolaan revitalisasi Kota Tua pada umumnya dan ruang terbuka publik khususnya, sehingga dapat dilihat efektifitas pelaksanaan dari produk hukum yang ada.

3.3.3.5. Analisis Preferensi Masyarakat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan yang dianggap penting bagi masyarakat dalam pemanfaatan ruang terbuka publik sebagai ruang bersejarah. Responden terdiri dari masyarakat di 4 zona, yaitu Zona Sunda Kelapa, Zona Fatahillah, Zona Pecinan dan Zona Pekojan. Pengambilan responden dilakukan dengan teknik purpossive sampling pada pengunjung dan pemilikpenghuni bangunan. Responden pada Zona Sunda Kelapa terdiri dari pedagang pasar ikan n=15 dan pengunjung kawasan n=15. Pada Zona Fatahillah responden terdiri dari pemilik bangunan cagar budaya n=15 dan pengunjung Taman Fatahillah n=15. Sedangkan pada Zona Pecinan, responden masyarakat terdiri dari pemilik toko n=15 dan pengunjung n=15. Pada Zona Pekojan responden terdiri dari penghuni bangunan n=15 dan pengunjung n=15, sebagaimana pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Responden Responden masyarakat pada tiap zona masing-masing menjawab pertanyaan dalam bentuk kuesioner sebagai variabel operasional yang diturunkan dari variabel-variabel pemanfaatan ruang terbuka publik. Variabel, sub variabel dan operasional variabel tersebut dimodifikasi dari Carmona et al. 2003 sebagaimana Tabel 6. Zona Pemilik bangunanmasyarakat setempat Pengunjung Total Responden per zona Zona Sunda Kelapa 15 orang 15 orang 30 orang Zona Fatahillah 15 orang 15 orang 30 orang Zona Pecinan 15 orang 15 orang 30 orang Zona Pekojan 15 orang 15 orang 30 orang Tabel 6. Variabel, Sub Variabel dan Operasional Variabel Pertanyaan pada kuesioner merupakan pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban yang dikuantitatifkan dan diukur menggunakan skala likert lima poin mulai dari 5 = sangat penting, 4 = penting, 3 = cukup penting, 2 kurang penting, dan 1 = tidak penting. Jawaban responden kemudian diuji dan dianalisis. Tahap dalam analisis ini meliputi : 1 Uji validitas dan reabilitas, 2 Analisis Lanjut. Sebelum melakukan analisis lebih lanjut dilakukan terlebih dahulu uji validitas untuk melihat tingkat validitas variabel pertanyaan dalam kuesioner, seberapa besar tiap variabel dibandingkan dengan R Tabel yang akan dilakukan dengan bantuan program SPSS 13.0 for Windows. Dengan menggunakan analisis skala dari masing-masing item dalam variabel, kemudian melihat berapa nilai Corrected Item – Total Correlation, setelah itu dibandingkan dengan R Tabel. Kriteria uji validitas secara singkat adalah 0,3. Jika korelasi lebih dari 0,3, maka pertanyaan dikategorikan valid. Sedangkan metode yang digunakan pada uji realibilitas adalah metode Cronbach’s Alpha. Perhitungan Cronbach’s Variabel Sub Variabel Operasional Variabel Kenyamana n dan Image Image 1. Mempertahankan karakter fisik bersejarah 2. Ketersediaan jalur pedestrian Keamanan dan kenyamanan 3. Ketersediaan pelengkap jalan street furniture seperti: tempat duduk, tempat sampah, lampu penerangan dll. 4. Vegetasi dan pohon pelindung Akses dan Linkage Akses 5. Ketersediaan shuttle bus dan pembenahan angkutan kota Linkage 6. Ketersediaan jalur pedestrian yang menghubungkan antar kawasan pedestrian linkage Transit 7. Ketersediaan halte sebagai tempat transit 8. Ketersediaan tempat parkir Kegunaan Ekonomi Street market 9. Penataan dan pengkoordinasian PKL Investor 10. Keterlibatan investor dari mayarakat setempat 11. Kebebasan investor dalam pemilihan jenis usaha Pemanfaatan 12. Pemanfaatan ruang terbuka untuk fungsi komersial Kebutuhan Sosial Event 13. Penambahan jenis dan frekuensi aktivitas Evening Use 14. Penambahan waktu aktivitas hingga malam hari Fasilitas 15. Menyediakan fasilitas bagi semua umur 16. Fasilitas pendukung integrasi sosial Alpha dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi di antara butir-butir pernyataan dalam kuesioner. Varibel dinyatakan realibel jika nilai alphanya lebih dari 0,6. Rumus Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut: rtt = − 1 dimana: rtt : Koefisien Alpha Vx : Variansi butir Vt : Variansi Total faktor M : Jumlah Butir Jawaban responden kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif Chi-square dengan bantuan alat statistik SPSS Statistical Package for Social Science versi 13.00.

3.3.3.6. Sintesis untuk Menentukan Konsep dan Arahan Pelestarian

Tahap ini merupakan sintesis yang mengintegrasikan hasil analisis pada tahap sebelumnya untuk menghasilkan konsep pelestarian dan pemanfaatan ruang terbuka publik bersejarah dalam rangka revitalisasi Kota Tua Jakarta. Berdasarkan konsep tersebut, diusulkan arahan-arahan atau program pelestarian ruang terbuka publik yang lebih bersifat teknis dan diharapkan dapat menjadi masukan dalam tindakan pengelolaan kawasan Kota tua Jakarta, khususnya menyangkut ruang terbuka publik bersejarah. M M - 1 Vx Vt Batasan Definisi dan Lokasi Penelitian Aspek legal dan tindakan pengelolaan yang mendukung serta kendala Ruang Terbuka Publik Kota Tua Jakarta Nilai Integritas Ruang Terbuka Publik Bersejarah Saat Ini Konsep dan Arahan Pelestarian Ruang Terbuka Publik Bersejarah dalam Rangka Revitalisasi Kota Tua Jakarta Ruang Terbuka Publik Saat Ini • Kondisi fisik • Karakter dan Fungsi • Sirkulasi, aksesbilitas dan fasilitas • Aktifitas masyarakat Penelusuran Keberadaan Ruang Terbuka Publik berdasarkan periode sejarah • Masa Kekuasaan Jayakarta sebelum 1619 • Masa Kekuasaan VOC 1619-1808 • Masa Perpindahan Pusat Kota 1808-1905 • Masa Dibangun Kembali 1905-1942 • Masa Pasca Kemerdekaan 1945-sekarang Prasurvei Pengumpulan Data Keberadaan, karakter fisik dan Fungsi Ruang Terbuka Publik Analisis Kebijakan dan pengelolaan Persepsi tingkat kepentingan terhadap pemanfaatan ruang terbuka publik bagi masyarakat Keberadaan, karakter fisik dan Fungsi Ruang Terbuka Publik Bersejarah Tingkat kepentingan masyarakat terhadap pemanfaatan ruang terbuka publik Sintesis Gambar 11. Tahapan Penelitian 34

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH