Karakteristik Responden Masyarakat Lokal

Pendapatan responden masyarakat lokal setiap bulannya cukup bervariasi. Sebagian besar responden masyarakat sekitar Kawasan Carocok Painan menyatakan memiliki pendapatan Rp.1.100.000-Rp.2.000.000 yaitu berjumlah 48, kemudian berpendapatan Rp.500.000-Rp.1.000.000 sebanyak 27, pendapatan Rp.2.100.000-Rp.3.000.000 sejumlah 12, pendapatan Rp.3.000.000 dengan jumlah 11 dan yang paling sedikit yaitu pendapatan Rp.500.000 yaitu 2. Karakteristik responden masyarakat lokal berdasarkan lama tinggal dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yakni 5 tahun, 5-10 tahun dan 10 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 19 berikut. Sumber: Hasil Analisis Data 2016 Gambar 19 Karakteristik Masyarakat berdasarkan Lama Tinggal Gambar 19 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden masyarakat lokal merupakan penduduk yang telah lama tinggal di sekitar Kawasan Carocok Painan. Hal ini dibuktikan dengan sebanyak 85 responden tinggal di kawasan tersebut 10 tahun sedangkan yang tinggal 5-10 tahun dan 5 tahun berturut-turut hanya 8 dan 7.

6.2.4. Persepsi Masyarakat tentang Kawasan Carocok Painan

Keberadaan Kawasan Carocok Painan sebagai obyek wisata pesisir memberikan manfaat bagi masyarakat lokal kawasan tersebut. Persepsi masyarakat tentang besarnya manfaat Kawasan Carocok Painan dibagi dalam 3 kategori, yaitu sangat bermanfaat, bermanfaat dan kurang bermanfaat. Selengkapnya disajikan pada Gambar 20 berikut. Gambar 20 Persepsi Masyarakat terhadap Manfaat Kawasan Carocok Painan Sumber: Hasil analisis data 2016 7 8 85 5 Tahun 5-10 Tahun 10 Tahun 35 65 Sangat Bermanfaat Bermanfaat Persepsi responden masyarakat lokal tentang manfaat Kawasan Carocok Painan yang dimanfaatkan sebagai obyek wisata pesisir bagi kehidupan berbeda- beda. Gambar 20 diatas menunjukkan bahwa 65 responden berpersepsi bahwa Kawasan Carocok Painan sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka, selanjutnya berpendapat bermanfaat 35 dan menganggap kurang bermanfaat 0. Sejak mulai dikembangkan pada tahun 1989 dan pembaharuan pada tahun 2000, 2006 dan 2011 kondisi lingkungan Kawasan Carocok Painan mengalami perubahan dari kondisi alami sebelumnya. Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi dalam kegiatan wisata. Oleh sebab itu suatu kawasan wisata harus didukung dengan kondisi lingkungan yang baik. Persepsi responden masyarakat terhadap kondisi lingkungan dibagi dalam 3 kategori, yaitu sangat baik, baik, dan kurang baik Gambar 21. Sumber: Hasil Analisis Data 2016 Gambar 21 Persepsi Masyarakat terhadap Kondisi Lingkungan Dari Gambar 21 dapat diketahui bahwa persepsi masyarakat terhadap kondisi lingkungan Kawasan Carocok Painan berbeda-beda. Adapun yang berpersepsi bahwa kondisinya sangat baik sebanyak 38, yang paling dominan berpendapat bahwa Kawasan Carocok Painan dalam kondisi baik yakni 51 dan yang berpendapat bahwa kondisi lingkungannya kurang baik sebanyak 11. 6.2.5. Nilai Ekonomi Wisata Kawasan Carocok Painan 6.2.5.1. Pendekatan Travel Cost Method Pendekatan biaya perjalanan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi jasa rekreasi. Dasar pemilihan metode ini adalah pada kelebihannya memperoleh data yang nyata dari biaya kunjungan yang dilakukan oleh seseorang untuk menikmati jasa rekreasi. Dengan demikian, nilai biaya perjalanan sebanding dengan apa yang diperoleh pada keadaan pasar sesungguhnya. Pendugaan Fungsi Permintaan Dalam penelitian ini ada tujuh variabel bebas yang mempengaruhi fungsi permintaan, yaitu: Biaya perjalanan X1, Jumlah rombongan X2, Waktu yang dibutuhkan ke Lokasi X3, waktu berwisata X4, umur X5, pendidikan X6, dan pendapatan X7. Disamping itu, fungsi permintaan juga dipengaruhi oleh variabel terikat yaitu tingkat kunjungan V. Dengan menggunakan regresi linear berganda diperoleh model fungsi permintaan wisata Kawasan Carocok Painan 38 51 11 Sangat Baik Baik Kurang Baik sebagaimana disajikan dalam Tabel 15. Adapun hasil transformasi logaritma dan hasil analisis regresi selengkapnya disajikan pada Lampiran 4 dan Lampiran 5. Tabel 15 Hasil Analisis Regresi Tingkat Kunjungan Kawasan Carocok Painan Parameter Koefisien t Stat P-value Konstanta 4,996353686 2,367913 0,021642 Biaya Perjalanan X1 -0,443887468 -3,12948 0,00287 Jumlah Rombongan X2 -0,068006766 -1,02202 0,311501 Waktu yang dibutuhkan ke Lokasi X3 -0,387905208 -3,17094 0,002548 Waktu Berwisata X4 0,131548611 0,640875 0,524418 Umur X5 -0,411247158 -1,99494 0,051303 Pendidikan X6 0,26517817 0,989682 0,326913 Pendapatan X7 0,235768979 2,914305 0,005246 Sumber: Hasil Analisis Data 2016 Keterangan : Taraf nyata  = 5; Taraf nyata  = 20. Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada Tabel 15 dapat diketahui bahwa pada taraf nyata 5 ada 3 variabel yang mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke Kawasan Carocok Painan yakni biaya perjalanan dengan koefisien sebesar -0,443887468 , Waktu yang dibutuhkan ke lokasi dengan koefisien - 0,387905208 , dan pendapatan dengan koefisien 0,235768979 . Koefisien variabel biaya perjalanan dan waktu dibutuhkan ke Kawasan Carocok Painan bernilai negatif artinya semakin besar biaya perjalanan dan waktu dibutuhkan ke Kawasan Carocok Painan maka akan semakin rendah tingkat kunjungan, sebaliknya semakin kecil biaya perjalanan dan waktu dibutuhkan ke Kawasan Carocok maka akan semakin tinggi tingkat kunjungan ke Kawasan Carocok Painan. Menurut Mateka et al. 2013 penggunaan variabel biaya perjalanan berdasarkan teori permintaan dimana semakin tinggi biaya perjalanan maka permintaan akan manfaat wisata semakin rendah. Seseorang yang melakukan kegiatan wisata atau rekreasi pasti melakukan mobilitas atau perjalanan dari rumah menuju obyek wisata dan dalam melaksanakan kegiatan tersebut pelaku memerlukan biaya untuk mencapai tujuan rekreasi, sehingga biaya perjalanan travel cost dapat memberikan korelasi positif dalam menghitung nilai ekonomi suatu kawasan wisata yang sudah berjalan dan berkembang. Variabel pendapatan memiliki koefisien positif artinya semakin besar pendapatan maka akan semakin tinggi tingkat kunjungan, begitu pula sebaliknya semakin kecil pendapatan maka akan semakin rendah tingkat kunjungan ke Kawasan Carocok Painan. Mateka et al 2013 menyatakan pendapatan merupakan sesuatu yang paling penting dalam hal berwisata ataupun mengunjungi tempat wisata. Orang yang berpenghasilan besar akan lebih sering mengunjungi tempat wisata dibandingkan orang yang berpenghasilan kecil. Jarak menuju tempat wisata memang sedikit berpengaruh terhadap pendapatan, tetapi ketika seseorang yang berpenghasilan besar telah berencana mengunjungi tempat wisata, walaupun jaraknya jauh, hal itu tidak menjadi masalah karena dia mampu untuk membeli atau membiayai biaya perjalanannya. Menurut Salma dan Susilowati 2004 variabel pendapatan yang menunjukkan tanda positif berarti semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi jumlah kunjungan wisata sebagaimana hubungan antara jumlah permintaan dan pendapatan income dalam teori permintaan. Pada taraf 20 hanya ada 1 variabel yang mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke Kawasan Carocok Painan yakni umur dengan koefisien sebesar -0,411247158 . Variabel umur memiliki nilai koefisien negatif artinya semakin tua umur maka semakin rendah tingkat kunjungan ke Kawasan Carocok Painan. Tiga variabel yang tidak berpengaruh terhadap tingkat kunjungan adalah jumlah rombongan dengan nilai koefisien -0,068006766 , waktu berwisata dengan nilai koefisien 0,131548611 , dan pendidikan dengan nilai koefisien 0,26517817 . Fungsi permintaan wisata Kawasan Carocok Painan diperoleh dengan memasukkan koefisien hasil regresi ke dalam fungsi permintaan wisata. Dengan menggunakan regresi linear berganda diperoleh model fungsi permintaan wisata Kawasan Carocok Painan adalah sebagai berikut: Tingkat Kunjungan = 4,996353686 – 0,443887468 Biaya Perjalanan – 0,068006766 Jumlah Rombongan – 0,387905208 Waktu yang dibutuhkan ke Lokasi - 0,387905208 Waktu berwisata – 0,411247158 Umur + 0,26517817 Pendidikan + 0,235768979 Pendapatan Adj R 2 = 0,4938 Adj R 2 yang dimiliki oleh fungsi permintaan model log berganda di atas sebesar 0,4938 , artinya variabel tetap tingkat kunjungan dapat dijelaskan oleh variabel bebas biaya peralanan, jumlah rombongan, waktu dibutuhkan ke lokasi, waktu berwisata, umur, pendidikan, dan pendapatan sebesar 49,38 sedangkan sisanya sebesar 50,62 dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam persamaan, seperti variabel hobi, musim kunjungan, dan lain-lain. Pendugaan Nilai Ekonomi Wisata Persamaan permintaan wisata pesisir Kawasan Carocok Painan yang diperoleh sebelumnya digunakan untuk menghitung nilai ekonomi economic value dari keberadaan obyek wisata. Nilai Ekonomi dari keberadaan wisata pesisir di Kawasan Carocok Painan diestimasi dengan menggunakan nilai surplus konsumen yakni dengan mengalikan nilai suprlus konsumen rata-rata individu dengan total kunjungan pada tahun tertentu. Nilai surplus konsumen rata-rata individu adalah sebesar Rp. 36.043. Total kunjungan pada tahun 2015 adalah sebanyak 1.152.000 orang. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai ekonomi wisata Kawasan Carocok Painan adalah sebesar Rp. 41.521.536.000 per tahun. Jumlah kunjungan terbanyak setiap tahun ke Kawasan Carocok Painan adalah ketika liburan hari raya Idul Fitri. Pada tahun 2015 jumlah kunjungan selama 8 hari adalah sebesar 95.000 orang DISPAREKRAF 2016 atau 8,25 dari total kunjungan. Total kunjungan rata-rata per tahun Kawasan Carocok Painan seharusnya adalah 85.410 orang per tahun sehingga nilai ekonomi wisata kawasan tersebut adalah Rp. 3.078.400.658,81 per tahun.