2. Accesible transportasi; accesible dimaksudkan agar wisatawan domestik dan
mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata. 3.
Amenities fasilitas; amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agar wisatawan nyaman tinggal lebih lama di DTW.
4. Ancillary kelembagaan; jika ada lembaga pariwisata, wisatawan akan
semakin sering mengunjungi dan mencari DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan, protection of tourism dan terlindungi.
2.5. Permintaan demand Wisata
Perjalanan wisata merupakan kegiatan manusia yang memiliki kebutuhan, keinginan, harapan yang berbeda-beda setiap orang. Mengadakan perjalanan
wisata dimungkinkan karena ada faktor uang yang dapat digunakan secara bebas disposable income, tersedianya waktu senggang leisure time pada saat
kesehatan mendukung serta adanya kemauan untuk melakukan perjalanan Yoeti 2008. Unsur-unsur penting dalam permintaan wisata adalah wisatawan dan
penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya produk dan jasa wisata Damanik dan Weber 2006.
Preferensi dan anggaran individu merupakan faktor penentu permintaan terhadap pariwisata. Individu akan mempertimbangkan menghabiskan sejumlah
uang untuk pengeluaran liburanwisata atau mengkonsumsi barang dan jasa lain. Ukurannya tergantung pada jumlah jam kerja yang terbayar per periode waktu
pasokan tenaga kerja, dan penghasilan dikenakan pajak yang tersedia untuk pembelian barang dan jasa. Individu akan mengalami pilihan trade off antara
waktu yang terbayar untuk bekerja dengan waktu yang tak terbayar. Beberapa orang akan memilih memperoleh lebih banyak pendapatan yang dihasilkan dari
pekerjaan yang dibayar, sementara yang lain lebih memilih lebih banyak waktu yang tak terbayar untuk kegiatan rekreasi atau rumah tangga dan oleh karena itu
akan menghabiskan waktu tak terbayar daripada waktu yang terbayar untuk bekerja. Jika individu memilih waktu yang terbayar untuk bekerja, tingkat
pendapatan akan naik tetapi akan mengorbankan waktu luang dan rumah tangga. Sebaliknya, jika individu memilih waktu luang maka akan mengurangi
pendapatan. Bagaimanapun, waktu luang untuk melepas ketegangan melalui kegiatan rekreasi pariwisata diperlukan sehingga antara waktu luang dengan
pendapatan diperhitungkan sebagai biaya korbanan opportuinity cost Cooper 2008 dalam Stabler et al. 2010.
Yoeti 2008 menyatakan terdapat dua faktor penentu permintaan pariwisata yakni : 1 general demand factors: merupakan faktor secara umum
permintaan terhadap barang dan jasa industri pariwisata tergantung antara lain oleh purchasing power, demographic structure and trends, social and cultural
factors
, travel motivations and attitudes, serta opportunities to travel dan tourism marketing intensity
. 2 factors determining spesific demand: merupakan faktor secara khusus yang menentukan permintaan terhadap daerah tujuan wisata yakni
diantaranya harga, daya tarik wisata, kemudahan berkunjung, informasi dan layanan sebelum kunjungan, serta citra.
2.6. Daya Dukung Kawasan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa daya
dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya.
Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi danatau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.
Daya dukung dapat diartikan sebagai kondisi maksimum suatu ekosistem untuk menampung komponen biotik makhluk hidup yang terkandung
di dalamnya, dengan tetap memperhitungkan faktor lingkungan dan faktor lainnya yang berperan di alam. Tidak ada satu ukuran mutlak yang dapat menunjukkan
daya dukung ekosistem dalam menampung semua kegiatan manusia karena berbagai variabel yang menentukan. Besarnya daya dukung ekosistem tersebut
sangat bervariasi dan sangat tergantung pada tingkat pemanfaatan yang dilakukan oleh manusia.
Menurut Dahuri 2001 daya dukung suatu wilayah ditentukan oleh: 1 kondisi biogeofisik wilayah, dan 2 permintaan manusia, sumberdaya alam, dan
jasa lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Daya dukung wilayah pesisir dapat ditentukandiperkirakan dengan cara menganalisis: 1 variabel
kondisi biogeofisik yang menyusun kemampuan wilayah pesisir dalam memproduksimenyediakan sumberdaya alam dan jasa lingkungan; 2 variabel
sosial-ekonomi-budaya yang menentukan kebutuhan manusia yang tinggal di wilayah pesisir tersebut atau yang tinggal di luar wilayah pesisir, tetapi
berpengaruh terhadap perubahan sumberdaya alam dan jasa lingkungan di wilayah tersebut.
Nurisyah 2001 menyatakan bahwa kemampuan daya dukung setiap kawasan berbeda-beda sehingga perencanaan pariwisata di kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil secara spasial akan bermakna dan menjadi penting. Secara umum ragam daya dukung wisata bahari dapat meliputi:
1. Daya dukung ekologis, yang merupakan tingkat maksimal penggunaan suat
u kawasan.
2. Daya dukung fisik, yang merupakan jumlah maksimum penggunaan atau
kegiatan yang dapat diakomodir tanpa menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas. Daya dukung fisik diperlukan untuk meningkatkan
kenyamanan pengunjung.
3. Daya dukung sosial
, yang merupakan batas tingkat m
ak simum dalam jumlah
dan tingkat penggunaan yang akan menimbulkan penurunan dalam tingkat kualitas pengalaman atau kepuasan pengunjun
g kawasan tuju
a n wisata.
4. Daya dukung rekreasi, yang merupakan konsep pengelolaan yang
menempatkan kegiatan rekreasi dalam berbagai obyek yang terkait dengan kemampuan kawasan.
UNEP 2009 menyatakan bahwa pariwisata yang melebihi daya dukung sering menciptakan banyak dampak negatif terhadap lingkungan serta masyarakat
setempat. Penyerapan keuntungan keuangan oleh investor asing dan pemasok dapat mengakibatkan tidak adanya manfaat bagi masyarakat setempat, yang
dikenal sebagai efek kebocoran. Dampak negatif dari pariwisata pada gaya hidup tradisional dan adat istiadat setempat adalah berupa terjadinya erosi nilai-nilai
sosial budaya tradisional dan hilangnya identitas penduduk setempat.