Sediaan supply Wisata TINJAUAN PUSTAKA

2.7. Konsep Nilai Ekonomi Wisata

Nilai merupakan harga yang diberikan oleh seseorang terhadap sesuatu pada suatu tempat dan waktu tertentu. Nilai ekonomi didefinisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Secara formal, konsep ini disebut keinginan membayar willingness to pay seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan Fauzi 2004. Dengan menggunakan pengukuran ini, nilai ekologis dari ekosistem atau sumberdaya alam akan dapat diterjemahkan ke dalam bahasa ekonomi dengan mengukur nilai moneter dari barang atau jasa. Misalnya, apabila suatu ekosistem pantai atau perairan mengalami kerusakan akibat polusi, maka nilai yang hilang akibat degradasi lingkungan dapat diukur dari keinginan seseorang untuk membayar agar lingkungan tersebut kembali menjadi seperti semula atau kondisi sebelum terjadinya pencemaran Fauzi 2004. Travel Cost Method TCM Menurut Fauzi 2014 Travel Cost Method TCM atau metode biaya perjalanan merupakan metode penilaian terungkap yang digunakan untuk menilai manfaat non-guna berdasarkan perilaku yang diamati yakni pengeluaran individu untuk perjalanan. TCM biasanya digunakan untuk menilai komponen non-guna dari tempat rekreasi dan komponen yang diamati adalah perjalanan ke tempat rekreasi yang dikeluarkan seseorang. TCM awalnya dikembangkan dari surat Harold Hotelling yang dikirim ke badan pertamanan Amerika pada tahun 1947 yang kemudian secara formal dikembangkan oleh Wood dan Trice 1958 serta Clawson dan Knetsch 1966. Model TCM formal yang sekarang dikenal lebih didasarkan pada model Clawson dan Knetsch, sehingga model TCM juga sering dikenal sebagai model Clawson-Knetsch. Konsep dasar dari TCM adalah waktu dan pengeluaran biaya perjalanan travel cost expenses yang harus dibayarkan oleh para pengunjung untuk mengunjungi tempat wisata yang merupakan harga untuk akses ke tempat wisata Garrod dan Willis 1999. Selanjutnya menurut Shammin 1999 dalam Fauzi 2014 prinsip dasar TCM adalah teori permintaan konsumen dimana nilai yang diberikan seseorang pada lingkungan atribut yang tidak terpasarkan dapat disimpulkan dari biaya yang dikeluarkan ke lokasi yang dikunjungi. Asumsi mendasar dari TCM adalah bahwa perjalanan dan tempat rekreasi bersifat komplementari lemah weak complementary, sehingga nilai tempat rekreasi dapat diukur dari biaya perjalanan. Menurut Fauzi 2004 metode TCM dapat digunakan untuk mengukur manfaat dan biaya akibat dari : i perubahan biaya akses tiket masuk bagi suatu tempat rekreasi; ii penambahan tempat rekreasi baru; iii perubahan kualitas lingkungan tempat rekreasi; dan iv penutupan tempat rekreasi yang ada. Tujuan dasar TCM adalah ingin mengetahui nilai kegunaan dari sumberdaya alam melalui pendekatan proxy. Dengan kata lain, biaya yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi jasa dari sumberdaya alam digunakan sebagai proxy untuk menentukan harga dari sumberdaya alam tersebut. Menurut Haab dan McConnel 2002, agar penilaian terhadap sumberdaya alam melalui TCM tidak bias, fungsi permintaan harus dibangun dengan asumsi dasar: 1 biaya perjalanan dan biaya waktu digunakan sebagai proxy atas harga dari rekreasi; 2 waktu perjalanan bersifat netral, artinya tidak menghasilkan utilitas maupun disutilitas; 3 perjalanan merupakan perjalanan tunggal bukan multitrips. Secara umum ada dua teknik sederhana yang digunakan untuk menentukan nilai ekonomi berdasarkan TCM, yaitu : i pendekatan sederhana melalui zonasi; dan ii pendekatan individual. Pendekatan TCM melalui zonasi adalah pendekatan yang relatif simpel dan murah karena data yang diperlukan relatif lebih banyak mengandalkan data sekunder dan beberapa data sederhana dari responden pada saat survei. Dalam teknik ini, tempat rekreasi pantai dibagi dalam beberapa zona kunjungan dan diperlukan data jumlah pengunjung pertahun untuk memperoleh data kunjungan per seribu penduduk. Dengan memperoleh data ini dan data jarak, waktu perjalanan, serta biaya setiap perjalanan per satuan jarak per km, maka akan diperoleh biaya perjalanan secara keseluruhan dan kurva permintaan untuk kunjungan ke tempat wisata Fauzi 2004. Penelitian dengan menggunakan metode biaya perjalanan individu Individual Travel Cost Method biasanya dilaksanakan melalui survey kuesioner pengunjung mengenai biaya perjalanan yang harus dikeluarkan ke lokasi wisata, kunjungan ke lokasi wisata yang lain substitute sites, dan faktor-faktor sosial ekonomi Suparmoko 1997. Selanjutnya Fauzi 2004 menyatakan bahwa TCM berdasarkan pendekatan individual menggunakan data yang sebagian besarnya berasal dari kegiatan survei di lapangan. Metodologi pendekatan TCM individu secara prinsip sama dengan sistem zonasi, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survei dan teknik statistika yang relatif kompleks. Kelebihan dari metode TCM dengan pendekatan individu adalah hasil yang diperoleh relatif akurat daripada metode zonasi. Contingent Valuation Method CVM Menurut Haab dan McConnell 2002 Contingent Valuation Method adalah sebuah metode dalam mengumpulkan informasi mengenai preferensi atau kesediaan membayar Willingness to Pay dengan teknik pertanyaan secara langsung. Tujuan dari CVM adalah untuk mengukur keinginan membayar individu WTP untuk perubahan kuantitas atau kualitas dari barang dan jasa lingkungan. Pendekatan CVM disebut contingent tergantung karena pada prakteknya informasi yang diperoleh sangat tergantung pada hipotesis yang dibangun. Misalnya, seberapa besar biaya yang harus ditanggung, bagaimana pemeliharaannya, dan lain sebagainya. Pendekatan CVM ini secara teknis dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan. Kedua, dengan teknik survei. CVM pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui: 1 keinginan membayar WTP dari masyarakat, misalnya terhadap perbaikan kualitas lingkungan air, udara, dan lainnya; dan 2 keinginan menerima WTA kerusakan suatu lingkungan perairan Fauzi, 2004. CVM secara umum lebih memberikan penekanan terhadap nilai pentingnya suatu barang dibandingkan dengan nilai barang yang sebenarnya. Hal ini dilakukan untuk mengeliminasi beberapa pilihan kebijakan dan menawarkan informasi penting dalam penentuan keputusan. Secara umum analisis CVM melibatkan tiga tahapan utama, yakni 1 identifikasi barang dan jasa yang akan dievaluasi, 2 konstruksi skenario hipotetik, dan 3 elisitasi nilai moneter Pearce et al 2006 dalam Fauzi 2014.