Tabel 22 Koefisien Penyebaran dan Kepekaan Penyebaran Sektor Ekonomi Provinsi Sumatera Barat
Sektor Koefisien
Penyebaran Kepekaan
Penyebaran Pertanian
1,3095 0,6003
Pertambangan dan Penggalian 1,5036
0,3497 Industri Pengolahan
0,6019 1,5141
Listrik, Gas dan Air Bersih 0,7248
1,3553 Bangunan
0,8251 1,2259
Perdagangan 0,9878
1,0158 Pengangkutan dan Komunikasi
0,8251 1,2259
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,2587
0,6659 Jasa-jasa
1,1966 0,7461
Pariwisata 0,7669
1,3010
Sumber: Hasil Analisis Data 2016
Koefisien Penyebaran
Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa sektor pertambangan dan penggalian memiliki nilai koefisien penyebaran terbesar yakni 1,5036. Nilai
koefisien penyebaran sektor pariwisata adalah sebesar 0,7669, nilai tersebut kurang dari satu artinya daya penyebaran sektor pariwisata di bawah rata-rata
daya penyebaran secara keseluruhan. Menurut Permana dan Asmara 2010, suatu sektor dikatakan mempunyai nilai yang tinggi apabila nilai koefisien
penyebarannya lebih besar dari satu. Nilai koefisien penyebaran yang lebih kecil dari satu menunjukkan bahwa sektor tersebut kurang mampu untuk meningkatkan
pertumbuhan sektor hulunya.
Kepekaan Penyebaran
Tabel 22 menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan memiliki nilai kepekaan penyebaran terbesar yaitu 1,5141, sedangkan sektor pariwisata berada
pada urutan ketiga dari seluruh sektor perekonomian yang ada di Provinsi Sumatera Barat yaitu sebesar 1,3010. Nilai kepekaan penyebaran lebih dari satu
artinya kepekaan penyebaran sektor pariwisata diatas rata-rata kepekaan penyebaran secara keseluruhan. Menurut Famytyas dan Kusumastuti 2014,
konsep kepekaan penyebaran bermanfaat untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor lainnya melalui mekanisme pasar output atau
kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan produksi sektor hilirnya. Suatu sektor akan dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran tinggi
apabila nilai kepekaan penyebaran lebih besar dari satu.
6.4. Implikasi Kebijakan dan Arahan Strategi Pengelolaan Optimal Kawasan Carocok Painan
Wisata pesisir merupakan sektor yang memiliki masa depan yang menjanjikan untuk menunjang pembangunan kelautan. Pemanfaatan Kawasan
Carocok Painan sebagai kawasan wisata telah berlangsung lama. Namun pengelolaannya masih belum optimal, karena hanya berbasis ekonomi sehingga
kurang memperhatikan kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi
yang tepat dalam pengelolaannya. Secara ringkas hasil analisis dari penelitian ini disajikan pada Tabel 22.
Tabel 23 Rangkuman Hasil Analisis Ekonomi Wisata Pesisir Kawasan Carocok
Painan
Analisis Hasil
Analisis Kualitas Air Kualitas perairan Kawasan Carocok Painan ditinjau dari
parameter fisika dan kimia secara umum relatif baik sehingga sesuai untuk kehidupan biota dan wisata pesisir.
Analisis Kesesuaian Wisata
Nilai indeks kesesuaian untuk kegiatan rekreasi di Kawasan Carocok Painan secara keseluruhan dikategorikan sesuai.
Analisis Daya Dukung Ekologis
Jumlah pengunjung yang dapat ditampung Kawasan Carocok Painan adalah sebanyak 234 orang per hari atau 85.410 per
tahun. Jumlah tersebut bisa ditampung oleh Kawasan Carocok Painan tanpa menyebabkan kerusakan dan penurunan kualitas
sumberdaya alam yang ada.
Analisis Daya Dukung Sosial
Daya dukung sosial pengembangan wisata pesisir di Kawasan Carocok Painan sangat tinggi, nilai total yang diperoleh dari
hasil analisis sebesar 41 sehingga sangat mendukung untuk wisata pesisir.
Analisis Travel Cost Method
Nilai ekonomi wisata Kawasan Carocok Painan adalah sebesar Rp. 41.521.536.000 per tahun. Jumlah kunjungan
Kawasan Carocok Painan saat ini telah melampaui daya dukung ekologis kawasan tersebut.
Analisis Contingent Valuation Method
Nilai ekonomi wisata dari keberadaan Kawasan Carocok Painan adalah sebesar Rp. 347.756.632 per tahun.
Analisis Location Quotient
Sektor pariwisata Sumatera Barat memiliki nilai LQ1 artinya sektor ini merupakan sektor non basis dalam perekonomian.
Analisis Keterkaitan Sektor pariwisata memiliki nilai keterkaitan langsung ke depan
sebesar 0,0848 dan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sebesar 0,5678. Nilai keterkaitan sektor
pariwisata langsung ke belakang adalah sebesar 0,9152 dan langsung dan tidak langsung ke belakang adalah sebesar
0,4322.
Tabel 23 Rangkuman Hasil Analisis Ekonomi Wisata Pesisir Kawasan Carocok Painan Lanjutan
Analisis Dampak Penyebaran
Nilai koefisien penyebaran sektor pariwisata adalah sebesar 0,7669 artinya sektor tersebut kurang mampu untuk
meningkatkan pertumbuhan industri hulunya. Nilai kepekaan penyebaran sektor pariwisata adalah sebesar 1,3010 artinya
sektor tersebut mampu untuk mendorong pertumbuhan industri hilirnya.
Sumber: Hasil Analisis Data 2016 Berdasarkan hasil analisis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya
maka dapat ditarik beberapa implikasi kebijakan untuk pengelolaan optimal Kawasan Carocok Painan sebagai berikut:
1. Kebijakan pengaturan dan pembatasan pengunjung
Berdasarkan hasil analisis daya dukung ekologis dan travel cost method, tingkat kunjungan wisatawan telah melebihi daya tampung seharusnya Kawasan
Carocok Painan sehingga berpotensi untuk merusak lingkungan. Kebijakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi pengunjung adalah dengan menaikkan harga
tiket masuk kawasan dan wahana olahraga air sehingga wisatawan akan mempertimbangkan untuk berwisata karena biaya yang dikeluarkan akan lebih
besar. Selanjutnya dapat juga diterapkan pembatasan jumlah pengunjung setiap harinya misalnya dengan cara menutup pintu masuk kawasan ketika pengunjung
telah memenuhi jumlah daya tampung kawasan. Jika upaya ini dapat dilakukan maka pemanfaatan Kawasan Carocok Painan akan optimal, memberikan manfaat
secara ekonomi namun tetap menjaga kelestarian lingkungan, sehingga intergenerational walfare
dapat tercapai. 2.
Kebijakan untuk mengatasi penumpukan pengunjung saat musim liburan Pengunjung Kawasan Carocok Painan selalu menumpuk di kawasan
tersebut pada musim liburan setiap tahunnya, sehingga diperlukan strategi untuk mengatasinya. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan promosi
khusus pada kunjungan di luar musim liburan, seperti diskon paket wisata dan atau diskon dalam menggunakan wahana wisata air.
3.
Kebijakan pengembangan sumberdaya manusia Analisis multiatribut menunjukkan penerimaan masyarakat lokal Kawasan
Carocok Painan terhadap kedatangan wisatawan sangat baik meskipun interaksi yang dilakukan tidak menguntungkan dari segi ekonomi bagi masyarakat. Sifat
masyarakat yang terbuka sesungguhnya memungkinkan masyarakat untuk tidak hanya berinteraksi saja namun juga melakukan usaha. Oleh sebab itu perlu adanya
peningkatan sumberdaya manusia sehingga masyarakat dapat melakukan usaha yang meningkatkan pendapatan, misalnya dengan mengadakan usaha dibidang
atraksi budaya, seperti nyanyian dan tarian daerah. Hal ini baik, karena disamping meningkatkan pendapatan, juga melestarikan budaya.
4.
Kebijakan peningkatan peran sektor pariwisata dalam perekonomian Sumatera Barat
Analasis Location Quotient dan Input-Output menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Provinsi Sumatera barat merupakan sektor non basis dan kurang
mampu meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya. Hal ini sejalan dengan nilai WTP masyarakat lokal yang rendah, disebabkan oleh kecilnya peran sektor
pariwisata dalam menunjang perekonomian. Untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor basis dan mampu meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya perlu
dilakukan dengan peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata, misalnya dengan menambah fasilitas wisata, menambah wahana atraksi wisata dan
sebagainya. Disamping itu dengan bermodalkan sektor basis, sektor non basis dapat dibantu untuk dikembangkan menjadi sektor basis baru.