Permintaan demand Wisata TINJAUAN PUSTAKA

utilitas maupun disutilitas; 3 perjalanan merupakan perjalanan tunggal bukan multitrips. Secara umum ada dua teknik sederhana yang digunakan untuk menentukan nilai ekonomi berdasarkan TCM, yaitu : i pendekatan sederhana melalui zonasi; dan ii pendekatan individual. Pendekatan TCM melalui zonasi adalah pendekatan yang relatif simpel dan murah karena data yang diperlukan relatif lebih banyak mengandalkan data sekunder dan beberapa data sederhana dari responden pada saat survei. Dalam teknik ini, tempat rekreasi pantai dibagi dalam beberapa zona kunjungan dan diperlukan data jumlah pengunjung pertahun untuk memperoleh data kunjungan per seribu penduduk. Dengan memperoleh data ini dan data jarak, waktu perjalanan, serta biaya setiap perjalanan per satuan jarak per km, maka akan diperoleh biaya perjalanan secara keseluruhan dan kurva permintaan untuk kunjungan ke tempat wisata Fauzi 2004. Penelitian dengan menggunakan metode biaya perjalanan individu Individual Travel Cost Method biasanya dilaksanakan melalui survey kuesioner pengunjung mengenai biaya perjalanan yang harus dikeluarkan ke lokasi wisata, kunjungan ke lokasi wisata yang lain substitute sites, dan faktor-faktor sosial ekonomi Suparmoko 1997. Selanjutnya Fauzi 2004 menyatakan bahwa TCM berdasarkan pendekatan individual menggunakan data yang sebagian besarnya berasal dari kegiatan survei di lapangan. Metodologi pendekatan TCM individu secara prinsip sama dengan sistem zonasi, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survei dan teknik statistika yang relatif kompleks. Kelebihan dari metode TCM dengan pendekatan individu adalah hasil yang diperoleh relatif akurat daripada metode zonasi. Contingent Valuation Method CVM Menurut Haab dan McConnell 2002 Contingent Valuation Method adalah sebuah metode dalam mengumpulkan informasi mengenai preferensi atau kesediaan membayar Willingness to Pay dengan teknik pertanyaan secara langsung. Tujuan dari CVM adalah untuk mengukur keinginan membayar individu WTP untuk perubahan kuantitas atau kualitas dari barang dan jasa lingkungan. Pendekatan CVM disebut contingent tergantung karena pada prakteknya informasi yang diperoleh sangat tergantung pada hipotesis yang dibangun. Misalnya, seberapa besar biaya yang harus ditanggung, bagaimana pemeliharaannya, dan lain sebagainya. Pendekatan CVM ini secara teknis dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan. Kedua, dengan teknik survei. CVM pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui: 1 keinginan membayar WTP dari masyarakat, misalnya terhadap perbaikan kualitas lingkungan air, udara, dan lainnya; dan 2 keinginan menerima WTA kerusakan suatu lingkungan perairan Fauzi, 2004. CVM secara umum lebih memberikan penekanan terhadap nilai pentingnya suatu barang dibandingkan dengan nilai barang yang sebenarnya. Hal ini dilakukan untuk mengeliminasi beberapa pilihan kebijakan dan menawarkan informasi penting dalam penentuan keputusan. Secara umum analisis CVM melibatkan tiga tahapan utama, yakni 1 identifikasi barang dan jasa yang akan dievaluasi, 2 konstruksi skenario hipotetik, dan 3 elisitasi nilai moneter Pearce et al 2006 dalam Fauzi 2014. Hanley dan Spash 1993 menyebutkan bahwa langkah-langkah dalam penggunaan CVM terdiri dari enam langkah, yaitu: 1. Menyusun hypothetical market 2. Penentuan besarnya penawaranlelang bid 3. Menghitung rataan WTP danatau WTA 4. Menduga kurva penawaran 5. Menjumlahkan data 6. Mengevaluasi perhitungan CVM. 2.8.Peran Ekonomi Sektor Pariwisata Location Quotiet LQ Dalam teori ekonomi basis, perekonomian di suatu wilayah terbagi ke dalam dua sektor utama, yaitu sektor basis dan sektor non basis. Sektor basis adalah sektor yang mengekspor barang dan jasa ataupun tenaga kerja ke tempat- tempat di luar batas perekonomian daerah yang bersangkutan. Ekspor sektor basis dapat juga berupa pengeluaran orang asing yang berada di daerah tersebut terhadap barang-barang yang tidak bergerak, seperti tempat-tempat wisata, peninggalan sejarah, museum dan sebagainya. Sedangkan sektor non basis adalah sektor yang menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang bertempat tinggal di dalam batas-batas daerah itu sendiri. Sektor ini tidak mengekspor barang dan jasa juga tenaga kerja sehingga luas lingkup produksi dan daerah pasar sektor non basis hanya bersifat lokal Glasson, 1977 dalam Maulida 2009. Menurut Budiharsono 2001, untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau non basis dapat digunakan beberapa metode, yaitu: 1. Metode pengukuran langsung Metode pengukuran langsung dapat dengan survei langsung untuk mengidentifikasi sektor mana yang merupakan sektor basis. Metode ini dapat menentukan sektor basis dengan tepat, akan tetapi metode ini memerlukan biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak. 2. Metode pengukuran tidak langsung  Metode pendekatan asumsi Semua sektor industri primer dan manufaktur adalah sektor basis. Sedangkan sektor jasa adalah non basis. Pada wilayah tertentu yang luasnya relatif kecil dan tertutup, maka metode ini cukup baik bila digunakan. Akan tetapi pada banyak kasus, dalam suatu kelompok industri bisa merupakan sektor basis juga merupakan sektor non basis.  Metode Location Quotient LQ Metode LQ merupakan perbandingan antara pangsa relatif pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat wilayah terhadap pendapatan tenaga kerja total wilayah dengan pangsa relatif pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat nasional terhadap pendapatan tenaga kerja nasional.  Metode kombinasi Metode kombinasi antara pendekatan asumsi dan metode LQ.  Metode kebutuhan minimum