Kondisi Perekonomian KONDISI UMUM KAWASAN CAROCOK PAINAN

5.6. Pengelolaan Wisata Pesisir di Kawasan Carocok Painan

Kawasan Carocok Painan semula merupakan daerah pemukiman penduduk. Dahulu, penduduk setempat tidak jarang menyebutnya dengan “Kandang Jawi” yang artinya “Kandang Sapi”. Hal ini disebabkan karena Kawasan Carocok Painan biasanya dimanfaatkan penduduk setempat untuk menambatkan sapi. Namun sejak tahun 1980-an Kawasan Carocok Painan mulai dikunjungi oleh masyarakat Painan dan sekitarnya karena kawasan ini memiliki pemandangan yang indah, apalagi ketika senja, panaroma sunset dapat terlihat jelas dari pantai. Tepatnya pada Tahun 1989 Kawasan Carocok Painan mulai dikembangkan oleh pemerintah, kemudian pada tahun 2000 diperbarui, tahun 2006 dibangun mushalla beserta sarana lainnya dan tahun 2011 mulai di kembangkan secara besar-besaran dengan dibuatnya jalan penghubung ke Pantai Salido. Kawasan Carocok Painan terletak di Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan dengan jarak tempuh 77 km dari Kota Padang yakni ± 2,5 jam perjalanan atau sekitar 5 menit dari terminal Painan. Kawasan Carocok Painan dekat dengan pusat kota, sehingga memudahkan wisatawan untuk mencapai lokasi tersebut. Disamping itu kondisi jalan yang baik juga memudahkan wisatawan untuk mencapai Kawasan Carocok Painan. Sarana transportasi darat dari Padang ke Painan juga banyak dengan jam operasional yang panjang dari pagi hingga malam memudahkan wisatawan untuk menuju lokasi tanpa terbatas waktu. Kualitas Air Menurut Handayani 2010 kualitas perairan di Kawasan Carocok Painan tergolong masih baik dan belum tercemar karena belum ada pengaruh atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan manusia dan kegiatan industri yang berada disekitar pantai. Selengkapnya disajikan pada Tabel 11 berikut. Tabel 11 Kualitas Perairan Kawasan Carocok Painan Parameter Satuan Hasil Pengukuran Kisaran Baku Mutu stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3 stasiun 4 stasiun 5 Fisika Suhu °C 30-31 30-31 30-31 29-30 30-31 29-31 Alami Kecerahan 80 50- 80 100 50- 80 50- 80 50- 100 50 Sampah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Kimia Salinitas ‰ 31 31 30 30 30 30-31 Alami pH 7 7.5 8 7.5 8 7-8 7-8.5 Oksigen Terlarut DO mgl 7,1169 9,0008 8,1636 6,6983 5,7564 5,7564- 9,0008 5 BOD5 mgl 1,9885 3,2444 2,5119 0,5233 0,3140 0,3140- 3,2444 10 Sumber: Handayani 2010 Suhu merupakan salah satu parameter yang penting dalam pengembangan wisata pesisir. Faktor suhu sangat menentukan eksistensi terumbu karang. Suhu Kawasan Carocok Painan tidak mengalami fluktuasi yang mencolok yaitu berkisar antara 29-31°C. Kisaran suhu ini termasuk kategori perairan alami. Kecerahan mencirikan penetrasi cahaya matahari yang masuk ke perairan. Nilai kecerahan rata-rata di Kawasan Carocok Painan berkisar antara 50-100. Nilai ini menunjukkan bahwa cahaya matahari mampu menembus sampai ke dasar perairan, sehingga mengindikasikan bahwa perairan Kawasan Carocok Painan masih dalam kondisi alami dan bersih Handayani 2010. Keberadaan sampah dapat mengurangi nilai estetika dan keasrian pantai yang merupakan salah satu daya tarik bagi para pengunjung. Pada Kawasan Carocok Painan tidak ditemukan adanya sampah-sampah yang mengapung di permukaan. Berdasarkan KepMen LH No.51 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Wisata Bahari, perairan Kawasan Carocok Painan ditinjau dari sampah cocok untuk kegiatan wisata . Perairan yang berbau biasanya mengindikasikan kolom air yang tercemar dan kotor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan Kawasan Carocok Painan tidak berbau. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Wisata, bahwa baku mutu air laut untuk wisata adalah tidak berbau. Salinitas adalah konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air laut. Menurut Edward et al. 2004 salinitas yang biasa dijumpai di perairan Indonesia umumnya berkisar antara 30- 35‰. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Wisata menetapkan Nilai Ambang Batas NAB salinitas yakni salinitas alami ±10 variasi alami untuk biota, 33- 34‰ untuk koral dan alami untuk wisata bahari. Salinitas untuk perairan Kawasan Carocok Painan berkisar 30- 31‰. Nilai ini masih tergolong alami karena Kawasan Carocok Painan masih dipengaruhi oleh aliran air dari daratan pada musim hujan Handayani 2010. Derajat keasaman pH menunjukkan jumlah ion hidrogen dalam air laut yang dinyatakan dalam aktivitas hidrogen dan mempunyai peranan penting terhadap proses biologis dan kimia perairan. Nilai pH di perairan bergantung pada konsentrasi karbondioksida dan ion. pH berperan dalam kelarutan senyawa- senyawa tertentu. Nilai pH lebih rendah pada pagi hari bila dibandingkan sore hari Arifin et al, 2002. pH di perairan Kawasan Carocok Painan berkisar antara 7-8. Nilai ini termasuk normal dan cukup produktif serta ideal untuk kehidupan biota perairan laut. Dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Wisata, standar pH air laut berkisar 7- 8,5. Berdasarkan hal tersebut maka nilai pH di Kawasan Carocok Painan layak untuk aktivitas wisata. Oksigen terlarut Dissolved Oxygen menggambarkan jumlah oksigen terlarut di perairan. Menurut Connel et al. 1993 dalam Edward et al. 2004, konsentrasi DO di perairan nilainya relatif, umumnya berada pada kisaran 4,28-10 mgl. Konsentrasi oksigen terlarut di perairan Kawasan Carocok Painan berada pada kisaran 5,7564-9,0008 mgl dan sesuai untuk kegiatan wisata. Hal ini didasarkan pada standar baku mutu air laut dengan parameter oksigen terlarut di dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Wisata adalah 5 mgl. Nilai BOD5 dalam penelitian ini berkisar antara 0,3140-3,2444 mgl. Kisaran BOD di perairan alami adalah 0,5-7,0 mgl Jeffries dan Mills dalam Effendi 2003. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Wisata, konsentrasi BOD5 di Kawasan Carocok Painan masih rendah dan sesuai peruntukannya untuk kegiatan wisata. Kualitas perairan Kawasan Carocok Painan ditinjau dari parameter fisika dan kimia secara umum relatif baik karena sesuai dengan standar baku mutu air yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup. Artinya perairan Kawasan Carocok Painan sesuai untuk kehidupan biota dan wisata pesisir. Kesesuaian Wisata Kesesuaian wisata pesisir kategori rekreasi mempertimbangkan 10 parameter dengan empat klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata pesisir kategori rekreasi antara lain kedalaman perairan, tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai, penutupan lahan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan air Yulianda 2007. Data indeks kesesuaian wisata Kategori Rekreasi pantai dan peta kesesuaian wisata disajikan dalam Tabel 12 dan Gambar 5. Tabel 12 Indeks Kesesuaian Wisata Kategori Rekreasi Pantai Stasiun Luas panjang garis pantai m Total Skor IKW Tingkat Kesesuaian Kegiatan Wisata 1 ±250 59 70,24 S2 Berenang 2 ±450 56 66,67 S2 Memancing, duduk dan berperahu 3 ±500 70 83,33 S1 Duduk dan piknik keluarga 4 ±420 53 63,09 S2 Berperahu, olahraga air banana boat dan jetski, memancing 5 ±600 77 91,67 S1 Piknik keluarga, berenang Sumber: Handayani 2010 Berdasarkan hasil perhitungan, nilai indeks kesesuaian untuk kegiatan rekreasi di Kawasan Carocok Painan secara keseluruhan dikategorikan sesuai. Pada stasiun pertama yakni Anggar sebesar 70,24, nilai ini termasuk dalam kisaran 50-83 yang menunjukan bahwa dikategorikan sesuai untuk kegiatan rekreasi. Lokasi pertama ini sangat tenang dari hempasan gelombang besar sehingga sangat sesuai untuk kegiatan rekreasi pantai seperti berenang. Pada stasiun kedua yakni pantai nilai indeks kesesuaiannya sebesar 66,67, nilai ini juga dikategorikan sesuai untuk kegiatan rekreasi pantai. Lokasi kedua ini merupakan pantai yang dibatasi dengan batu-batu grib sehingga sesuai untuk dikembangkan menjadi lokasi wisata pesisir seperti memancing, duduk diatas batu grib sambil menikmati indahnya pantai, dan berperahu. Pada stasiun keempat yakni pentas terapung memiliki nilai indeks kesesuaian sebesar 63,09, nilai ini merupakan nilai indeks kesesuaian terendah dari semua stasiun, tetapi nilai ini masih dikategorikan sesuai untuk kegiatan rekreasi pantai. Lokasi keempat ini berhadapan dengan Samudera Hindia sehingga sesuai untuk kegiatan rekreasi pantai seperti berperahu, olahraga air banana boat, perahu donat, dan jetski dan memancing. Nilai indeks kesesuaian untuk kategori rekreasi pantai di Kawasan Carocok Painan tertinggi adalah 83,33 pada stasiun 3 yakni jembatan asmara dan 91,67 pada stasiun 5 yakni Pulau Cingkuk. Nilai indeks kesesuaian tersebut termasuk dalam rentang nilai 83-100 yaitu sangat sesuai untuk dikembangkan untuk kegiatan wisata kategori rekreasi pantai. Pada lokasi ketiga merupakan pantai pasir putih yang dihiasi banyak pohon kelapa, air yang sangat jernih dan dangkal serta ombak yang cenderung stabil atau kecil sehingga sangat sesuai untuk kegiatan rekreasi pantai seperti duduk sambil menikmati indahnya pemandangan laut dengan angin yang sepoi-sepoi dan piknik keluarga. Lokasi kelima merupakan pulau kecil yang memiliki pantai pasir putih yang terhampar sepanjang garis pantai yang disekitarnya banyak ditumbuhi pohon kelapa. Tempat ini juga agak membelakangi Samudera Hindia sehingga gelombang yang sampai ke pulau cenderung stabil atau kecil, sehingga tempat ini sesuai untuk kegiatan rekreasi pantai seperti piknik keluarga dan berenang Handayani 2010.