Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

2.2. Wilayah Pesisir

Menurut Amanah et al. 2005 wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem laut dan daratan. Ada tiga pengertian tentang batas wilayah pesisir yaitu: 1 Ekologis: kawasan daratan yang masih dipengaruhi oleh proses kelautan, seperti pasang surut; dan ke arah laut dipengaruhi oleh proses daratan seperti sedimentasi. 2 Administratif: batas terluar sebelah hulu dari Kecamatan dan ke arah laut sejauh 12 mil dari garis pantai untuk Provinsi. 3 Perencanaan: bergantung pada permasalahan atau substansi yang menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir, misalnya: pencemaran dan sedimentasi suatu kawasan darat dimana dampak pencemaran dan sedimentasi yang ditimbulkan memberikan dampak di kawasan pesisir. Jika membahas tentang pengelolaan hutan mangrove, maka yang disebut pesisir adalah: batas terluar bagian hulu kawasan mangrove. Menurut Dahuri 2003 ekosistem perairan laut dapat dibagi menjadi dua, yaitu perairan laut pesisir, yang meliputi daerah paparan benua, dan laut lepas atau laut oseanik. Penetapan batas wilayah pesisir sampai saat ini belum ada defenisi yang baku, namun ada kesepakatan dunia bahwa wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan laut. Ditinjau dari garis pantai coastline, suatu wilayah pesisir memiliki dua macam batas boundaries, yaitu batas yang sejajar dengan garis pantai long-shore dan batas yang tegak lurus terhadap garis pantai cross-shore. Wilayah pesisir merupakan daerah peralihan antara darat dan laut yang ditandai dengan keanekaragaman hayati yang kaya dan termasuk beberapa ekosistem paling rapuh di bumi, seperti bakau dan terumbu karang. Disamping itu, wilayah pesisir berada di bawah tekanan penduduk yang tinggi karena proses urbanisasi yang cepat. Mayoritas penduduk dunia saat ini hidup di wilayah pesisir yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan dan pariwisata menyajikan kegiatan ekonomi utama di daerah Lakshmi et al. 2015. Menurut Bengen 2001, secara prinsip ekosistem pesisir mempunyai 4 fungsi pokok bagi kehidupan manusia, yaitu: 1 penyedia sumberdaya alam yang dapat dikonsumsi langsung maupun tidak langsung hayati dan non hayati; 2 penerima limbah; 3 penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, seperti air bersih dan ruang yang diperlukan manusia; 4 penyedia jasa-jasa kenyamanan, yakni sebagai tempat rekreasi. GESAMP 2001 menyatakan ekosistem Laut dan pesisir merupakan barang ekonomi yang nyata dan memberikan jasa yang memiliki nilai, seperti sebagai penawar dan asimilasi limbah, perlindungan dari badai, produksi pangan, bahan baku, fasilitas rekreasi, sumberdaya genetik, dan kesempatan kerja. Nilai global barang dan jasa yang disediakan oleh ekosistem laut dan pesisir kira-kira dua kali lipat dari nilai yang disediakan oleh ekosistem darat, dan sebanding dengan tingkat GDP global. Menurut Bengen 2001 manfaat ekonomi pesisir dan laut dapat ditilik dari kriteria sebagai berikut: 1. Spesies penting: didasarkan pada tingkat dimana spesies penting komersial tergantung pada lokasi. 2. Kepentingan perikanan: didasarkan pada jumlah nelayan yang tergantung pada lokasi dan ukuran hasil perikanan. 3. Bentuk ancaman: didasarkan pada luasnya perubahan pola pemanfaatan yang mengancam keseluruhan nilai lokasi bagi manusia. 4. Manfaat ekonomi: didasarkan pada tingkat dimana perlindungan lokasi akan berpengaruh pada ekonomi lokal dalam jangka panjang. 5. Pariwisata: didasarkan pada nilai keberadaan atau potensi lokasi untuk pengembangan pariwisata. Meningkatnya ancaman terhadap ekosistem pesisir dan laut dapat menyebabkan kerusakan dan penurunan kualitas dan kuantitas diversitas organisme. Ancaman yang terjadi dapat berupa dampak pengembangan industri yang tidak mengedepankan konsep kelestarian lingkungan. Polusi benda padat, cair, dan gas secara tidak langsung dapat menyebabkan perubahan kesetimbangan ekosistem laut Sihasale, 2013. Pembangunan di pesisir dan laut yang merupakan suatu proses perubahan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, tidak terlepas dari aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam pesisir dan laut. Dalam aktivitas ini sering dilakukan perubahan pada sumberdaya alam sehingga memberikan pengaruh pada lingkungan. Semakin tinggi laju pembangunan, maka semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan sumberdaya alam dan perubahan yang terjadi pada lingkungan. Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangunan sistem ekologi pesisir dan laut perlu diperhatikan kaidah ekologis yang berlaku untuk mengurangi akibat negatif yang merugikan bagi kelangsungan pembangunan itu sendiri Bengen 2001.

2.3. Wisata Pesisir

Hall 2001 menyatakan bahwa konsep pariwisata pesisir coastal tourism atau pariwisata bahari marine tourism meliputi hal-hal yang terkait dengan kegiatan wisata, leisure dan rekreasi yang dilakukan di wilayah pesisir dan perairan laut pariwisata pesisir dan laut; PPL. Menurut Kusumastanto 2003 obyek utama yang menjadi potensi pariwisata bahari adalah wisata pantai seaside tourism , wisata alam pantai, wisata budaya cultural tourism, wisata pesiar cruise tourism, wisata alam ecotourism, dan wisata olahraga sport tourism, wisata bisnis bisnis tourism. WTO 2004 menyatakan bahwa hampir tiga per empat daerah destinasi wisata dunia adalah daerah pesisir. Menurut Tambunan 2013 kegiatan pariwisata memang memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan dapat menyerap tenaga kerja, namun disisi lain aktivitas pariwisata memberikan tekanan lingkungan. Berbagai aktivitas wisata akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan pesisir. Kemampuan pesisir untuk mendukung aktivitas wisatawan memiliki batasan toleransi, pemanfaatan yang melebihi daya dukung akan menyebabkan degradasi lingkungan. Pariwisata merupakan salah satu industri terbesar di dunia, sementara wisata pesisir adalah bentuk pariwisata yang paling cepat berkembang, dengan peningkatan yang ditandai selama satu dekade terakhir. Pentingnya ekonomi pariwisata pesisir tidak bisa dibantah, karena merupakan salah satu sumber utama pendapatan bagi banyak negara dan wilayah. Hal ini mengakibatkan dampak sosial-budaya, ekonomi, fisik dan lingkungan di banyak wilayah pesisir, yang terutama rentan terhadap tekanan yang berhubungan dengan pertumbuhannya.