Jenis dan Sumber Data Metode Pengambilan Contoh

CS i Keterangan: CS i = Surplus konsumen individu V i = Tingkat kunjungan individu β 1 = Nilai koefisien regresi untuk biaya perjalanan Nilai ekonomi lokasi rekreasi total consumers surplus kemudian dapat diestimasi dengan menggandakan nilai surplus konsumen rata-rata individu pada persamaan diatas dengan total kunjungan pada tahun tertentu dengan menggunakan persamaan: TCS = CS i x V t Keterangan: TCS = Total consumers surplus Cs i = Konsumen surplus individu V t = Total kunjungan pada tahun analisis tahun ke-t Contingent Valuation Method CVM Menurut FAO 2000 Contingent Valuation Method CVM bertujuan untuk mengukur variasi nilai kompensasi dan nilai persamaan suatu barang yang dinyatakan. Variasi nilai kompensasi dan nilai persamaan dapat ditentukan dengan bertanya kepada seseorang untuk memberikan sejumlah satuan moneter yang ingin dibayarkan. Selanjutnya dikatakan bahwa, dalam metode CVM ini akan menggunakan willingness to pay WTP sebagai parameter bagi perhitungan total benefit. Sementara itu, estimasi WTP dapat juga dilakukan dengan menduga hubungan antara WTP dengan karakteristik responden yang mencerminkan tingkat penghargaan pengguna terhadap sumberdaya yang selama ini dimanfaatkannya, dapat dihitung sebagai berikut. WTP i = β +β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 +ε i Keterangan: WTP i = Nilai WTP individu X 1 = Pendapatan X 2 = Umur X 3 = Pendidikan X 4 = Tanggungan Keluarga X 5 = Lama Tinggal β 1 β 2 β 3 β 4 β 5 = Koefisien regresi  i = Galat Sama dengan pendekatan estimasi surplus konsumen, setelah mengetahui tingkat WTP yang dihasilkan perindividuWTPi yang dihasilkan dari persamaan di atas, maka total nilai ekonomi sumberdaya berdasarkan preferensi secara sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan formula. TB = WTP i x P t Keterangan: TB = Total benefit WTPi = Nilai WTP individu Pt = Total populasi pada tahun ke-t yang relevan dengan analisis Total benefit ini dapat dilakukan untuk multi years dengan mendiskon sesuai dengan prosedur yang berlaku dengan menggunakan tingkat diskon yang sesuai dengan karakteristik sumberdaya yang dihitung.

4.5.3. Peran Ekonomi Sektor Pariwisata

Location Quotient LQ Dalam menentukan apakah sektor ekonomi termasuk kegiatan basis atau non basis digunakan metode Location Quotient LQ. Menurut Hen 2009 LQ adalah cara yang efisien untuk menentukan konsentrasi industri di beberapa wilayah dan pembuat kebijakan atau peneliti dapat merencanakan dan mengevaluasi pertumbuhan ekonomi daerah dengan pengganda sektor basis. Pada metode ini penentuan sektor basis dan non basis dilakukan dengan cara menghitung perbandingan antara pendapatan di sektor i pada daerah bawah terhadap pendapatan total semua sektor di daerah bawah dengan pendapatan di sektor i pada daerah atas terhadap pendapatan total semua sektor di daerah atas. Dalam penelitian ini, untuk perhitungan LQ Kabupaten, daerah bawahnya adalah Kabupaten Pesisir Selatan dan daerah atas adalah Provinsi Sumatera Barat, sedangkan untuk penghitungan LQ Provinsi, daerah bawahnya adalah Provinsi Sumatera Barat dan daerah atas adalah Indonesia. Secara matematis nilai LQ dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: Sib = pendapatan sektor i pada daerah bawah Sb = pendapatan total semua sektor pada daerah bawah Sia = pendapatan sektor i pada daerah atas Sa = pendapatan total semua sektor pada daerah atas Kisaran nilai LQ : LQ 1, artinya sektor i dikategorikan sebagai sektor basis yang mampu mengekspor hasil produksinya ke daerah lain. LQ 1, artinya sektor i dikategorikan sebagai sektor non basis yang cenderung mengimpor hasil produksi dari daerah lain. Terdapat dua asumsi utama yang digunakan dalam metode LQ yaitu : 1. Pola konsumsi rumah tangga di daerah bawah identik sama dengan pola konsumsi rumah tangga di daerah atasnya. 2. Baik daerah atas maupun daerah bawah mempunyai fungsi produksi yang linier dengan produktifitas di tiap sektor sama besarnya. Input-Output IO Analisis keterkaitan dan dampak penyebaran ditentukan berdasarkan tabel input-output Provinsi Sumatera Barat. Analisis ini digunakan untuk melihat keterkaitan langsung ke depan, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan, keterkaitan langsung ke belakang, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang, kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran. Menurut Miller dan Blair 2009 Informasi dasar yang digunakan dalam analisis input-output menyangkut arus produk dari masing-masing sektor industri, dianggap sebagai produsen, untuk masing-masing sektor, sektor itu sendiri dan