Perbaikan Bangunan Kerugian Langsung Direct

41 VIII IDENTIFIKASI UPAYA PROGRAM PEMERINTAH DALAM MEMINIMALISIR DAMPAK BANJIR Perumahan PGP merupakan rawa yang kemudian dikonversi menjadi pemukiman dengan KPR BTN yang cukup terjangkau. Lokasi perumahan Pondok Gede Permai ini berdekatan dengan Kali Bekasi dan tempat bermuaranya dua aliran sungai primer. Aliran Kali Bekasi ini berasal dari Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi yang berhulu di Kabupaten Bogor Gunung Geulis. Perubahan tata guna lahan yang terus terjadi di daerah hulu hingga hilir mengakibatkan berkurangnya lahan terbuka hijau. Kodoatie dan Sjarief 2010 menyatakan bahwa, perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dikarenakan jika Daerah Aliran Sungai DAS tidak ada yang menahan, maka aliran air permukaan run off menjadi besar yang mengakibatkan debit air di sungai menjadi besar sehingga terjadinya erosi lahan yang berakibat sedimentasi di sungai sehingga kapasitas sungai menjadi turun. Dinas Bina Marga dan Tata Air 2013 menyatakan bahwa, banjir luapan sungai yang terjadi di perumahan PGP sudah terjadi pada tahun 2002, 2007, dan 2013, sedangkan menurut wawancara dengan masyarakat 2013 sebenarnya banjir sudah terjadi pada tahun 1993, 1997, 2002, 2005, 2007, dan 2013. Penyebab banjir pada tahun 1993 dan 1997 dikarenakan meluapnya air dari Kali Bekasi dan tanggul yang masih terbuat dari tanah namun banjir ini tidak berdampak besar hanya menggenang kurang lebih 50 cm. Pada tahun 2002, 2005 dan 2007 banjir terjadi dikarenakan rusaknya tanggul di RW 8 tepatnya RT 3 dengan ketinggian air mencapai ± 3 meter. Pada tahun 2013 ini merupakan banjir terparah yang pernah dialami masyarakat Perumahan PGP dikarenakan dalam dua bulan banjir terjadi tiga kali dengan selang waktu yang hampir berdekatan serta rusaknya dua titik tanggul yang mengakibatkan ketinggian air mencapai lebih dari tiga meter. Program upaya meminimalisir banjir sudah dilakukan pemerintah sejak dalam wewenang Kabupaten Bekasi, namun tanggul yang dibuat masih tanggul yang terbuat dari tanah dan pasir. Setelah adanya peralihan administratif menjadi Kota Bekasi, pemerintah mulai memperbaiki tanggul dikarenakan maraknya pembangunan di sepanjang Kali Bekasi. Pada tahun 2002 setelah terjadinya banjir, 42 Pemerintah mulai membangun tanggul dengan pemasangan batu dan beton di sepanjang kali perumahan PGP. Pada tahun 2005 pemerintah membangun tanggul secara permanen sepanjang aliran Kali Bekasi, namun adanya banjir yang terjadi pada tahun 2007 menyebabkan tanggul rusak sehingga dilakukan perbaikan tanggul seperti keadaan semula. Permasalahan banjir yang terjadi tahun 2013 dikarenakan tidak adanya pemeliharaan tanggul maupun DAS sehingga menyebabkan rusaknya dua titik tanggul penahan. Dinas Bina Marga dan Tata Air tahun 2013 menyatakan bahwa selama ini tidak pernah ada pemeliharaan dan pengerukan sedimen pada limpasan bawah sungai yang dilaksanakan secara periodik. Hal tersebut yang mengakibatkan timbul pohon-pohon kecil di bantaran Kali Bekasi yang menambah daya rusak kali menjadi lebih besar, karena adanya penyempitan badan sungai serta rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan kali. Faktor alam juga merupakan salah satu faktor penyebab banjir, dikarenakan intensitas hujan yang tinggi di wilayah hulu yang mengakibatkan naiknya debit air hingga melampaui batas daya tampung sungai. Tabel 26 Upaya pencegahan yang dilakukan Pemerintah Lokasi Sisi Panjang Usulan panjang Penanganan Darurat Usulan Konstruksi Kerusakan Meter Penanganan Meter Pondok Gede Permai Kiri 10 15 Bronjong + sand bag Beton + pasangan Batu Pondok Gede Permai Kiri 50 75 Bronjong + sand bag Retaining Wall Beton + mini pile + Revetment Sumber: Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi 2013 Berdasarkan Tabel 26, salah satu program upaya pencegahan yang sudah dilakukan pada banjir 2013 adalah penanganan darurat tanggul. Penanganan darurat tanggul di perumahan PGP berupa karung berisi pasir dan kemudian bronjong sepanjang 90 meter dari total kerusakan sepanjang 60 meter. Kondisi saat ini tanggul sudah dipermanenkan dengan semen sepanjang 90 meter. Selain itu, ada program tanggap darurat bencana dimana pemerintah menurunkan bantuan seperti mendirikan posko banjir, posko kesehatan serta menjaga keamanan rumah warga, program ini berlangsung saat terjadinya banjir ditambah dua minggu setelah banjir.