Perumusan Masalah Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Pasca Banjir di Perumahan Pondok Gede Permai, Kelurahan Jatirasa, Kota Bekasi

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Banjir Luapan Sungai

Ada dua peristiwa banjir, yaitu pertama peristiwa banjir atau genangan yang terjadi pada daerah yang biasanya tidak terjadi banjir dan kedua peristiwa banjir terjadi karena limpasan air banjir dari sungai karena debit air tidak mampu dialirkan oleh alur sungai atau debit banjir lebih besar dari kapasitas pengaliran sungai yang ada Kodoatie dan Sugiyanto 2002. Banjir luapan sungai atau banjir kiriman merupakan jenis banjir yang biasanya berlangsung dalam waktu lama dan sama sekali tidak ada tanda-tanda gangguan cuaca pada waktu banjir melanda dataran dikarenakan peristiwa alam yang memicunya telah terjadi berminggu- minggu sebelumnya. 7 Jenis banjir ini terjadi setelah proses yang cukup lama. Banjir luapan sungai ini kebanyakan bersifat musiman atau tahunan dan bisa berlangsung selama berhari- hari atau berminggu-minggu tanpa berhenti. Banjir ini biasanya terjadi pada daerah-daerah lembah. Banjir Sungai biasanya disebabkan oleh curah hujan yang terjadi di daerah aliran sungai DAS secara luas dan berlangsung lama. Selanjutnya, air sungai yang ada meluap dan menimbulkan banjir dan menggenangi daerah di sekitarnya. Tidak seperti banjir bandang, banjir sungai biasanya akan menjadi besar secara perlahan-lahan, dan sering kali merupakan banjir musiman dan bisa berlanjut sampai berhari-hari atau berminggu-minggu Yulaelawati dan Syihab 2008.

2.2 Penyebab Banjir

Banyak faktor penyebab terjadinya banjir. Namun, secara umum penyebab terjadinya banjir dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu banjir yang disebabkan oleh sebab-sebab alami dan banjir yang diakibatkan oleh tindakan manusia Kodoatie dan Sugiyanto 2002. Penyebab banjir alami diantaranya adalah curah hujan, pengaruh fisiografi, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai, dan kapasitas drainasi yang tidak memadai. Selain itu, adapun sebab-sebab banjir karena tindakan manusia antara lain perubahan kondisi Daerah Pengaliran Sungai 7 http:balisafety.baliprov.go.idEdukasi.aspx?ida=138id=5 diunduh pada tanggal 8 Februari 2013. 7 DPS, kawasan kumuh, sampah, drainasi lahan, bendung dan bangunan air, kerusakan bangunan pengendali banjir, serta perencanaan sistim pengendalian banjir tidak tepat. Menurut Sebastian 2008 banjir dalam pengamatannya disebabkan oleh dua katagori yaitu banjir akibat alami dan banjir akibat aktivitas manusia. Banjir akibat alami dipengaruhi oleh curah hujan, fisiografi, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai, kapasitas drainase dan pengaruh air pasang. Banjir akibat aktivitas manusia disebabkan karena ulah manusia yang menyebabkan perubahan- perubahan lingkungan seperti : perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai DAS, kawasan pemukiman di sekitar bantaran, rusaknya drainase lahan, kerusakan bangunan pengendali banjir, rusaknya hutan vegetasi alami, dan perencanaan sistim pengendali banjir yang tidak tepat.

2.3 Kerugian Ekonomi yang Timbul Akibat Banjir

Kerusakan akibat banjir dapat bersifat tangibel dan intangibel Suriya et al. 2011. Kerugian direct dapat dibagi menjadi kerugian langsung direct dan tidak langsung indirect Suriya et al. 2011. Kerugian langsung direct terjadi akibat dari kontak langsung air banjir dengan kerusakan properti dan tingkat kerusakan diasumsikan sebagai biaya perbaikan properti. Kerugian tidak langsung indirect adalah kerugian yang disebabkan oleh terganggunya hubungan fisik dan ekonomi termasuk hilangnya produksi, hilangnya pendapatan, kerugian bisnis dan keterlambatan dalam transportasi barang. Kerugian intangibel termasuk ketakutan, kecemasan, gangguan, kesehatan yang buruk dan korban jiwa. Kerugian banjir pada umumnya relatif dan sulit diidentifikasi secara jelas, dimana terdiri dari kerugian banjir akibat banjir langsung dan tak langsung Kodoatie dan Sugiyanto 2002. Kerugian langsung akibat banjir merupakan kerugian fisik akibat banjir yang terjadi, berupa robohnya gedung sekolah, industri dan rusaknya sarana transportasi Kodoatie dan Sugiyanto 2002. Selain itu, kerugian tak langsung akibat banjir berupa kerugian kesulitan yang timbul secara tak langsung diakibatkan oleh banjir, seperti komunikasi, pendidikan, kesehatan, kegiatan bisnis terganggu dan lainnya Kodoatie dan Sugiyanto 2002. 8 Kerugian dihitung berdasarkan kerugian kerusakan perabotan rumah tangga, pendapatan dan peningkatan biaya medis Suriya et al. 2011. Adapun metode penilaian terhadap dampak lingkungan telah dipraktikan dalam banyak proyek di berbagai negara. Metode-metode tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga macam metode Suparmoko dan Ratnaningsih 2011 :  Metode yang secara langsung didasarkan pada nilai pasar atau produktivitas;  Metode yang menggunakan nilai pasar barang pengganti atau barang pelengkap;  Metode dihasikan pada hasil survei.

2.4 Sistem Pengendalian Banjir

Pengendalian banjir pada saranya dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun yang penting adalah dipertimbangkan secara keseluruhan dan dicari sistem yang paling optimal. Kegiatan pengendalian banjir menurut lokasi atau daerah pengendaliannya dapat dikelompokan menjadi dua Kodoatie dan Sugiayanto 2002 : 1. Bagian atas, yaitu dengan membangun dam pengendalian banjir yang dapat memperlambat waktu tiba banjir dan menurunkan besarnya debit banjir, pembuatan waduk lapangan yang dapat merubah pola hidrograf banjir dan penghijauan di Daerah Aliran Sungai. 2. Bagian hilir, yaitu dengan melakukan normalisasi alur sungai dan tanggul, sudetan pada alur yang kritis, pembuatan alur pengendali banjir atau floodway, pemanfaatan daerah genangan untuk retarding basin. Upaya mengurangi resiko mitigasi ada yang dapat dilakukan oleh pemerintah, pemerintah bersama masyarakat dan masyarakat atau individu. Dalam upaya mengurangi resiko banjir ada tiga cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Yulaelawati dan Syihab 2008: 1. Kegiatan fisik struktur Upaya mengatasi masalah banjir sampai saat ini masih mengandalkan pada kegiatan fisik struktur seperti membangun sarana dan prasana pengendali banjir atau memodifikasi kondisi alamiah sungai sehingga membentuk suatu 9 sistem pengendali banjir. Jenis kegiatan fisik seperti pembangunan waduk- waduk, tanggul dipinggiran sungai terutama di daerah rawan banjir, pembangunan interkoneksi antar sungai, pembangunan polder dan pelurusan sungai 2. Kegiatan non-struktur Kegiatan non-struktur bertujuan untuk menghindari dan juga menekan besarnya masalah yang ditimbulkan oleh banjir, antara lain dengan cara mengatur pembudidayaan lahan di dataran banjir dan di DAS. Upaya non- struktur dapat berupa, konservasi tanah air di hulu sungai, pengelolaan dataran banjir berupa penataan ruang, penanggulangan banjir untuk menekan besarnya bencana dan megatasi secara darurat, penerapan sistem perkiraan dan peringatan dini untuk menekan besarnya bencana, pengamanan terhadap banjir, pemetaan dataran banjir, pengawasan penegak hukum, penetapan sempadan sungai yang didukung dengan penegakan hukum, penyuluhan dan pendidikan masyarakat serta penanggulangan kemiskinan. 3. Kombinasi Upaya Struktur dan Non-Struktur Masing-masing jenis upaya struktur berupa prasarana fisik dapat berdiri sendiri ataupun dikombinasikan dengan upaya non struktur sehingga membentuk satu kesatuan sistem pengendali banjir yang menyeluruh dan terpadu. Kombinasi kedua jenis upaya tersebut berfungsi untuk memperkecil besarnya masalah banjir. Kondisi dan permasalahan pada setiap sungai selalu berbeda-beda, sehingga penetapan sistem pengendali banjir yang optimal pada setiap sungai harus melewati suatu kajian yang menyeluruh dengan membandingkan beberapa alternatif kemungkinan.

2.5 Penelitian Terdahulu

Srihuzaimah 2011 membahas nilai kerugian fisik dan non-fisik rumah tangga pesisir akibat banjir pasang di Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Metode kerugian fisik dan non-fisik menggunakan analisis deskriptif dengan tabulasi. Penentuan nilai kerugian fisik dilakukan dengan cara menghitung biaya perbaikan dan biaya kehilangan yang dikeluarkan oleh rumah tangga dalam kurun waktu tiga tahun 2007-2009. Nilai kerugian non-fisik berkaitan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh anggota rumah tangga dalam