35
VII ESTIMASI KERUGIAN EKONOMI MASYARAKAT PASCA BANJIR
Kerugian ekonomi masyarakat dalam penelitian ini hanya menghitung kerugian tangible. Kerugian tangible dibagi dua yaitu kerugian langsung direct
dan kerugian tidak langsung indirect. Informasi kerugian langsung direct dan kerugian tidak langsung indirect ini didapat melalui wawancara terbuka dan
observasi langsung dengan masyarakat sekitar Perumahan PGP. Kerugian langsung direct dan kerugian tidak langsung indirect ini hanya dihitung pada
tahun 2013, dikarenakan banjir yang dialami Perumahan PGP ini tidak terjadi setiap tahunnya hanya tahun-tahun tertentu dengan tingkat keparahan banjir yang
berbeda-beda. Banjir membuat sebagian masyarakat kehilangan harta bendanya dan kebanyakan dialami oleh masyarakat yang tidak mempunyai tingkat rumah.
Antisipasi yang dilakukan oleh masyarakat yang memiliki rumah bertingkat sampai saat ini masih menaruh harta bendanya di lantai dua sehingga semua
aktivitas rumah tangga dilakukan di lantai dua, sedangkan lantai dasar dikosongkan dari harta-benda.
7.1 Kerugian Langsung Direct
Responden mengalami kerugian langsung direct seperti kehilangan perabotan rumah tangga, perbaikan peralatan rumah tangga dan perbaikan
bangunan yang rusak. Kehilangan perabotan rumah tangga merupakan perabotan rumah tangga yang sudah tidak dapat diperbaiki kembali akibat banjir. Perbaikan
perabotan rumah tangga merupakan perabotan rumah tangga yang rusak, namun masih bisa dipakai jika responden mengeluarkan biaya servis. Berdasarkan
wawancara, masyarakat masih menunda untuk membeli perabotan rumah tangga baru, dikarenakan takut adanya banjir susulan dikemudian hari.
7.1.1 Kehilangan Perabotan Rumah tangga
Kehilangan perabotan rumah tangga dan jumlahnya sangat bervariasi setiap responden meliputi buffet, springbed, kipas angin, handphone, telpon
rumah, kompor gas, tempat beras, dispenser, lemari es, lemari Pajangan, Pakaian, penanak nasi, kursi sofa, plastik, meja Belajar, Makan, Tamu, mesin
36 cuci, rak piring, setrika, speaker, kasur kapuk, tempat tidur kerangka ranjang,
TV dan VCD. Pendekatan biaya kehilangan perabotan rumah tangga menggunakan penyusutan perabotan rumah tangga per tahunnya dengan metode
garis lurus. Penentuan umur ekonomis disesuaikan dari karakteristik suatu barang yang dimiliki responden.
Berdasarkan perhitungan, biaya kehilangan didapatkan dari jumlah seluruh responden yang mengalami kehilangan perabotan rumah tangga saja sebesar
Rp 57 035 975. Jumlah biaya ini dibagi 60 responden yang mengalami kerusakan perabotan sehingga didapat rata-rata biaya kehilangan perabotan sebesar
Rp 950 600KK
.
Jumlah proporsi masyarakat yang mengalami kehilangan perabotan rumah tangga sebesar 87 dari total populasi sebesar 1103 KK
sehingga didapat 959 KK. Total biaya kehilangan perabotan rumah tangga yang dialami masyarakat per periode banjir pada bulan Januari sampai Februari 2013
sebesar Rp 911 749 391 dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Total kehilangan perabotan rumah tangga
Hal Jumlah
Biaya kehilangan perabotan rumah tangga Rp 57 035 975
Jumlah responden KK 60
Rata-rata kehilangan perabotan responden RpKK 950 600
Jumlah proporsi yang mengeluarkan biaya kehilangan perabotan rumah tangga KK
959 Total kehilangan perabotan rumah tangga Rp
911 749 391 Sumber : data primer diolah, 2013
7.1.2 Perbaikan Perabotan Rumah tangga
Perbaikan perabotan rumah tangga perlu dilakukan responden agar perabotan rumah tangga dapat berfungsi kembali. Perabotan rumah tangga yang
diperbaiki meliputi pompa air, kendaraan pribadi motor, mobil, sepeda, buffet, mesin cuci, kipas angin, dispenser, lemari es, penanak nasi, radio, TV, komputer,
handphone dan rak sepatu. Biaya pengeluaran perabotan rumah tangga dihitung berdasarkan responden yang melakukan perbaikan barang di tempat servis.
Berdasarkan perhitungan, jumlah biaya perbaikan perabotan rumah tangga seluruhnya sebesar Rp 14 950 000 dengan jumlah responden 39 KK sehingga
diperoleh rata-rata biaya perbaikan perabotan responden per periode banjir sebesar