Perbaikan Perabotan Rumah tangga

40 proporsi masyarakat yang mengeluarkan biaya tambahan sebesar 72 dari total populasi sebesar 1103 KK sehingga didapat 799 KK. Total biaya tambahan yang dialami masyarakat per periode banjir pada bulan Januari sampai Februari 2013 sebesar Rp 234 946 993 dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24 Total biaya tambahan Hal Jumlah Biaya tambahan rumah tangga Rp 14 697 500 Jumlah Responden KK 50 Rata-rata biaya tambahan rumah tangga RpKK 293 950 Jumlah proporsi yang mengeluarkan biaya tambahan KK 799 Total biaya tambahan Rp 234 946 993 Sumber : data primer diolah, 2013

7.2.4 Total Kerugian Tidak Langsung indirect yang Dialami Masyarakat

Berdasarkan perhitungan, diperoleh total kerugian tidak langsung indirect yang dialami masyarakat pasca banjir per periode banjir pada bulan Januari sampai Februari 2013 sebesar Rp 1 053 580 740 dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25 Total kerugian tidak langsung indirect yang dialami masyarakat No. Hal Jumlah Rp 1 Total biaya pengobatan 265 199 565 2 Total pendapatan yang hilang 553 434 182 3 Total biaya tambahan 234 946 993 Total kerugian ekonomi yang dialami masyarakat Rp 1 053 580 740

7.3 Total Kerugian Ekonomi yang dialami Masyarakat

Berdasarkan perhitungan, total kerugian ekonomi yang dialami masyarakat pasca banjir per periode banjir pada bulan Januari sampai Februari 2013 sebesar Rp 2 735 879 506 dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26 Total kerugian yang dialami masyarakat pasca banjir No. Hal Jumlah Rp 1 Total kerugian langsung direct yang dialami masyarakat 1 682 298 765 2 Total kerugian langsung direct yang dialami masyarakat 1 053 580 740 Total kerugian ekonomi yang dialami masyarakat Rp 2 735 879 506 Sumber : data primer diolah, 2013 41 VIII IDENTIFIKASI UPAYA PROGRAM PEMERINTAH DALAM MEMINIMALISIR DAMPAK BANJIR Perumahan PGP merupakan rawa yang kemudian dikonversi menjadi pemukiman dengan KPR BTN yang cukup terjangkau. Lokasi perumahan Pondok Gede Permai ini berdekatan dengan Kali Bekasi dan tempat bermuaranya dua aliran sungai primer. Aliran Kali Bekasi ini berasal dari Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi yang berhulu di Kabupaten Bogor Gunung Geulis. Perubahan tata guna lahan yang terus terjadi di daerah hulu hingga hilir mengakibatkan berkurangnya lahan terbuka hijau. Kodoatie dan Sjarief 2010 menyatakan bahwa, perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dikarenakan jika Daerah Aliran Sungai DAS tidak ada yang menahan, maka aliran air permukaan run off menjadi besar yang mengakibatkan debit air di sungai menjadi besar sehingga terjadinya erosi lahan yang berakibat sedimentasi di sungai sehingga kapasitas sungai menjadi turun. Dinas Bina Marga dan Tata Air 2013 menyatakan bahwa, banjir luapan sungai yang terjadi di perumahan PGP sudah terjadi pada tahun 2002, 2007, dan 2013, sedangkan menurut wawancara dengan masyarakat 2013 sebenarnya banjir sudah terjadi pada tahun 1993, 1997, 2002, 2005, 2007, dan 2013. Penyebab banjir pada tahun 1993 dan 1997 dikarenakan meluapnya air dari Kali Bekasi dan tanggul yang masih terbuat dari tanah namun banjir ini tidak berdampak besar hanya menggenang kurang lebih 50 cm. Pada tahun 2002, 2005 dan 2007 banjir terjadi dikarenakan rusaknya tanggul di RW 8 tepatnya RT 3 dengan ketinggian air mencapai ± 3 meter. Pada tahun 2013 ini merupakan banjir terparah yang pernah dialami masyarakat Perumahan PGP dikarenakan dalam dua bulan banjir terjadi tiga kali dengan selang waktu yang hampir berdekatan serta rusaknya dua titik tanggul yang mengakibatkan ketinggian air mencapai lebih dari tiga meter. Program upaya meminimalisir banjir sudah dilakukan pemerintah sejak dalam wewenang Kabupaten Bekasi, namun tanggul yang dibuat masih tanggul yang terbuat dari tanah dan pasir. Setelah adanya peralihan administratif menjadi Kota Bekasi, pemerintah mulai memperbaiki tanggul dikarenakan maraknya pembangunan di sepanjang Kali Bekasi. Pada tahun 2002 setelah terjadinya banjir,