Penyebab Banjir Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Pasca Banjir di Perumahan Pondok Gede Permai, Kelurahan Jatirasa, Kota Bekasi

10 menghadapi dampak anjir pasang terhadap kesehatan, aktifitas dan transportasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerugian fisik yang timbul akibat banjir pasang pada tahun 2007-2009 adalah biaya perbaikan dan biaya kehilangan yang ditanggung oleh rumah tangga. Rata-rata biaya perbaikan akibat banjir selama tahun 2007-2009 sebesar Rp 3 994 125 per rumah tangga sedangkan rata-rata biaya kehilangan akibat banjir selama tahun 2007-2009 sebesar Rp 526 304 per rumah tangga. Rumah tangga yang tidak melakukan tindakan pencegahan selama kurun waktu 2007-2009, rata-rata biaya perbaikannya sebesar Rp 1 818 563. Rumah tangga yang melakukan tindakan pencegahan dengan biaya lebih dari Rp 0 s.d Rp 5 000 000, rata-rata biaya perbaikannya sebesar Rp 10 264 342. Rumah tangga yang melakukan tindakan pencegahan dengan biaya lebih dari Rp 5 000 000, rata-rata biaya perbaikannya sebesar Rp 1 820 331. Kerugian non- fisik terhadap pengeluaran berobat rata-rata sebesar Rp 10 000 s.d. Rp 70 000. Kerugian non-fisik seperti terganggunya aktivitas akibat banjir pasang sebanyak 92 persen merasa ternganggu dan 80 persen rumah tangga mengatakan bahwa tidak terjadi kenaikan biaya transportasi ketika banjir terjadi. Selain itu, kerugian non-fisik lainnya akibat banjir pasang seperti padamnya listrik dan adanya aktifitas tambahan. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan alternatif penerangan ini sebesar Rp 5 275 per rumah tangga. Setyaningrum 2012 membahas nilai kerugian ekonomi akibat banjir pasang yang bertempat di Kampung Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dilihat dari biaya pencegahan, biaya pengobatan, dan kehilangan pendapatan harian rumah tangga, sedangkan kerugian pelaku usaha dilihat dari kehilangan pendapatan selama banjir pasang. Metode yang digunakan berupa Averting Behavior Method untuk biaya pencegahan, biaya pengobatan diperoleh melalui pendekatan Cost of Illness dan pendapatan yang hilang diperoleh melalui pendekatan Loss of Earnings. Sementara itu, proses identifikasi karakteristik, persepsi responden dan kajian pengelolaan lingkungan menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, total estimasi kerugian responden rumah tangga sebesar Rp 2 855 653 684 untuk hilangnya waktu bekerja, Rp 405 594 880 untuk biaya pengobatan dan Rp 493 588 897 untuk biaya pencegahan, sedangkan 11 unit usaha rata-rata estimasi kerugian akibat banjir pasang sebesar Rp 4 133 910 setip satu usaha. Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya dalam hal tipe banjir yang terjadi di Perumahan Pondok Gede Permai. Tipe banjir dalam penelitian Setyaningrum dan Srihuzaimah adalah banjir Rob dan tipe banjir dalam penelitian ini termasuk tipe banjir luapan sungai dari Kali Bekasi. Selain itu, penelitian ini menghitung seberapa besar kerugian langsung direct dan tidak langsung indirect. Dalam penelitian ini, kerugian langsung direct mencakup biaya kehilangan dan biaya perbaikan sedangkan kerugian tidak langsung indirect mencakup biaya pengobatan, pendapatan yang hilang dan biaya tambahan