Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

dan selanjutnya tidak diperdulikan lagi bagaimana nasib mereka, tetapi zakat bertujuan menanggulangi kemiskinan, menginginkan agar orang-orang miskin itu mampu memperbaiki sendiri kehidupan mereka. 2 Zakat merupakan salah satu pranata filantropi Islam yang merupakan instrument kreatif untuk memberikan keamanan dan perlindungan bagi kelompok mustahik dengan pemerataan kesejahteraan yang dilakukan oleh kelompok orang kaya aghniya. 3 Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa zakat merupakan kewajiban bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana yang dijelaskan dalam Sûrah al- Baqarah2:267 dan Hadis Riwayat Bukhari berikut: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah di jalan Allah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk- buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” 2 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat Jakarta: PT Mitra Kertajaya Indonesia, 2010, h. 89. 3 Nana Sutisna, Zakat Empowering, Model Pengelolaan Zakat di Putukrejo: Sinergi Pengelolaan Zakat Melalui Tiga Pilar Komunitas Untuk Kesejahteraan Kaum Miskin Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 3, September 2010, h. 36. Rasulullah S.A.W bersabda: “Engkau akan melihat orang-orang yang beriman dalam kasih sayang mereka, dalam kecintaan mereka dan dalam keakraban mereka antar sesamanya adalah bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggotanya merasakan sakit, maka sakitnya itu akan merembet ke seluruh tubuhnya, sehingga semua anggota tubuhnya merasa sakit, dan merasakan demam karenanya.” H.R. Bukhari Dalam al-Qur’an keharusan setiap orang untuk melindungi keluarga atau kerabat keturunannya dari kesulitan hidup, sebagaimana yang dijelaskan dalam Sûrah an-Nis ā’4:9 berikut: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” Dalam pasal 16 ayat 1 dan 2 undang-undang no. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, secara eksplisit dinyatakan bahwa pendayagunaan zakat untuk memenuhi kebutuhan hidup para mustahik sesuai dengan ketentuan agama delapan golongan ashnaf dan dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif. Keputusan Menteri Agama KMA nomor 373 tahun 2003 pasal 28 ayat 2 dijelaskan bahwa pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dilakukan apabila zakat sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup para mustahik dan ternyata masih terdapat kelebihan. Jadi zakat, infaq dan shadaqah ZIS, terutama infaq dan shadaqah, dapat dimanfaatkan untuk usaha-usaha produktif apabila terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan. Dengan demikian, secara garis besar dana zakat, infaq dan shadaqah ZIS dapat didistribusikan pada dua jenis kegiatan yaitu kegiatan-kegiatan konsumtif dan produktif. 4 Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa zakat, infaq dan shadaqah merupakan salah satu sumber dana pembangunan sarana dan prasarana yang harus dimiliki ummat Islam, seperti sarana pendidikan, kesehatan, institusi ekonomi dan sebagainya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Sûrah at- Taubah9:71 berikut: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang maruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul- Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Lembaga zakat berkewajiban mengembangkan program-program bagi golongan mustahik sebagai sarana pemecahan masalah mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Secara umum lembaga zakat harus dapat mencegah preventif, pemulihan rehabilitatif, dan pengembangan developmental mustahik agar dapat memaksimalkan kesempatan untuk berkembang sesuai kemampuan. 4 Nasution, et al., 2008. Manfaat lembaga zakat adalah kepastian muzakki membayar zakat, menghilangkan rasa rendah diri mustahik, efisiensi dan efektifitas pengumpulan dan penyaluran, syiar Islam. Perlu dilakukan sinergi antar lembaga zakat, terutama dalam praktek pendistribusian zakat dengan lembaga keuangan syari’ah. Potensi ini akan bisa diaktualkan manakala langkah- langkah dan upaya sistematis dilakukan dengan amanah, profesional dan penuh tanggungjawab. Langkah-langkah tersebut antara lain sosialisasi, kelembagaan dan pendayagunaan. Fenomena yang terjadi pada lembaga zakat secara tidak langsung berkaitan erat dengan ilmu kesejahteraan sosial 5 yaitu suatu ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup kondisi masyarakat antara lain melalui pengelolaan masalah sosial, pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, dan memaksimalkan kesempatan anggota masyarakat untuk berkembang. Pada mulanya, usaha-usaha kesejahteraan sosial dilakukan oleh kelompok keagamaan. 6 Usaha-usaha kesejahteraan sosial dilakukan melalui pelayanan sosial yang bersifat amal charity. Usaha-usaha kesejahteraan sosial pada dasarnya berasal dari nilai-nilai humanitarianisme yang percaya bahwa kondisi kemiskinan yang terjadi di tengah masyarakat adalah sesuatu yang tidak seharusnya terjadi. Kemudian muncul kelompok-kelompok relawan yang mengupayakan pengembangan usaha kesejahteraan sosial 5 Adi Isbandi Rukminto, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial Jakarta: UI Press, 2005, h. 17. 6 Charles Zastrow, Introduction to Social Work and Social Welfare Sixth Edition. Pasific Grove: BrooksCole Publishing Company, 1996. Page 15. untuk memperbaiki kondisi tersebut. Usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh relawan yang didasari semangat filantropis selanjutnya berkembang menjadi lebih terarah dan terorganisir. 7 Filantropi sosial yang mempromosikan kesejahteraan sosial antara penyediaan barang pribadi dan pelayanan kepada orang yang membutuhkan. Ada beberapa karakteristik pendekatan filantropi sosial, diantaranya: 8 1. Amal, dimana pendekatan ini tidak memiliki kesinambungan. Artinya, tidak ada lagi interaksi dengan penerima bantuan ketika bantuan selesai diberikan. 2. Penerima pasif, menggunakan pandangan bahwa masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka, sehingga dalam penyelenggaraannya tidak melibatkan partisipasi penerima. 3. Acak, tidak memiliki metode atau tahapan khusus dalam pelaksanaannya. 4. Kemauan, ketergantungan upaya pada kemauan baik dari para donor dan kemauan pemerintah untuk menggunakan uang pembayar pajak demi mendukung kegiatan-kegiatan amal. Pemanfaatan dan pendayagunaan alokasi dana zakat dapat digolongkan sebagai konsumtif tradisional zakat, infaq dan shadaqah dimanfaatkan dan digunakan langsung oleh mustahik untuk pemenuhan kebutuhan hidup, konsumtif kreatif zakat, infaq dan shadaqah yang diwujudkan dalam bentuk lain dari jenis barang semula contohnya beasiswa, produktif tradisional zakat, infaq dan shadaqah yang diberikan dalam bentuk barang-barang 7 Isbandi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 1-10. 8 James Migley, Social Development:The Developmental Perspective in Social Welfare London: Sage Publications Ltd, 1995, h. 15-25. produktif, produktif kreatif pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah diwujudkan dalam bentuk modal. 9 Rumah Zakat adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shadaqah dan wakaf secara profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan. Selain menerima titipan zakat, infaq dan shadaqah, Rumah Zakat juga menjalankan beberapa program yaitu Senyum Juara pendidikan, Senyum Sehat kesehatan dan Senyum Mandiri kemandirian, kewirausahaan. 10 Rumah Zakat telah hadir di 44 jaringan kantor, di 38 kota besar dari Aceh hingga Papua. Dengan dukungan teknologi informasi, kini semua kantor pusat-regional-cabang-kantor kas telah terkoneksi secara online. Membuat pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat. Dalam pengembangan keempat rumpun programnya Rumah Zakat mengembangkan program pendampingan dan pemberdayaan intensif berbasis komunitas yang disebut integrated community development ICD baik per kecamatan maupun kelurahan. 11 Untuk setiap integrated community development dikelola oleh satu orang atau lebih mustahik relation officer yang tinggal di tengah-tengah masyarakat yang dibinanya sehingga pemantauan dan keberlangsungan program lebih 9 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf Jakarta: UI Press, 1988, h. 61-63. 10 Wikipedia, Rumah Zakat Indonesia, artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari www.wikipedia.id.orgwikiRumah_Zakat_Indonesia . 11 Mengenal Lebih Dekat Rumah Zakat, artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari www.rumahzakat.org . terjaga. Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan muzakki dan mustahik. Antara yang memberi dan menerima, antara para aghniya orang kaya dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin dikurangi jaraknya. 12 Realisasi dana penyaluran zakat, infaq dan shadaqah ZIS Rumah Zakat pada tahun 2010 sebagai berikut: 13 Tabel 1. Persentasi Penyaluran Dana ZIS Tahun 2010 Jenis Penyaluran Persentasi Kesehatan 20 Pendidikan 23 Ekonomi 23 Bencana 7 Penyaluran Langsung 3 Ramadhan 5 Qurban 17 Lain-lain 1 Masyarakat miskin menghadapi masalah keterbatasan akses layanan kesehatan dan rendahnya status kesehatan yang berdampak pada rendahnya daya tahan mereka untuk bekerja mencari nafkah, terbatasnya kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh dan berkembang, dan rendahnya derajat kesehatan ibu. Penyebab utama dari rendahnya derajat kesehatan masyarakat miskin selain kurangnya kecukupan pangan adalah keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar, kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat, rendahnya pendapatan 12 Mengenal Lebih Dekat Rumah Zakat, artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari www.rumahzakat.org . 13 Wawancara Pribadi dengan Manager Rumah Zakat, Jakarta, 14 April 2011. dan mahalnya biaya jasa kesehatan, serta kurangnya layanan kesehatan reproduksi. 14 Menurut data dari Human Development Indeks HDI pada tahun 2010, Indonesia berada pada peringkat 108 di dunia dari segi kualitas sumber daya manusia. Harapan hidup manusia di Indonesia adalah 71.5 tahun, pengeluaran untuk kesehatan di Indonesia adalah 1,2 dari gross domestic product GDP Indonesia, sehingga penanggulangan dan pencegahan penyakit di Indonesia sangat rendah hal ini dibuktikan dengan tingkat keselamatan ibu dari 100.000 kelahiran adalah 420 ibu meninggal saat melahirkan. 15 Dalam kesempatan itu Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa menjelaskan bahwa laporan pembangunan manusia telah mengubah cara pandang bangsa- bangsa, yaitu bahwa peningkatan pendapatan penduduk bukan satu-satunya yang sangat penting karena yang bermakna akhirnya adalah apakah penduduk berumur panjang, sehat dan mempunyai kehidupan yang produktif. Pengukuran lain dalam laporan ini adalah multidimensional measure of poverty index, yang menambahkan ukuran multiple deprivation, atau faktor- faktor lain yang berpengaruh pada tingkat rumah tangga, meliputi kebutuhan dasar, pendidikan, air bersih dan pelayanan kesehatan serta hal-hal lain dibandingkan hanya pada ukuran yang berbasis pendapatan semata. 16 Sedangkan dari data di Sudin Kesehatan Jakarta Timur sepanjang tahun 2010 ini, jumlah kematian ibu hamil tercatat 4 orang dari total ibu hamil 14 Tim, Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan T.tp.: Tim Penyusun Komite Penanggulangan Kemiskinan, t.t., h. 15. 15 Kualitas SDM Indonesia di Dunia, artikel diakses pada 19 Maret 2011 dari www.ekonomi.kompasiana.com . 16 Human Development Report, artikel diakses pada 19 Maret 2011 dari Human Development Report | Bataviase.co.id . sebanyak 42.288 orang. Pada tahun 2009, jumlah kematian ibu hamil sebanyak 5 orang dari total ibu hamil sebanyak 46.346 orang. Sedangkan tahun 2008 silam, jumlah kematian ibu hamil lebih tinggi lagi yaitu 11 orang dari jumlah total ibu hamil sebanyak 60.061 orang. 17 Sehingga dapat saya simpulkan, beberapa keluhan utama masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan adalah mahalnya biaya pengobatan dan perawatan, perilaku hidup yang tidak sehat, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar disebabkan oleh terbatasnya tenaga kesehatan, kurangnya sarana kesehatan lainnya, kecenderungan penyebaran tenaga kesehatan yang tidak merata, dan rendahnya anggaran yang tersedia bagi pembangunan pelayanan kesehatan.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas bahwa Rumah Zakat mempunyai program pemberdayaan yaitu senyum juara, senyum mandiri dan senyum sehat. Namun karena keterbatasan penulis, maka dalam hal ini membatasi masalah yang akan diteliti pada salah satu program senyum sehat yaitu Rumah Bersalin Gratiis RBG di Jakarta Timur diantaranya: a. Pelaksanaan program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis RBG. b. Evaluasi program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis RBG. 17 Rodin Daulat, Posyandu Tekan Angka Kematian Ibu Hamil di Jaktim, artikel diakses pada 3 Mei 2011 dari Pencanangan Pengembangan Hutan Kota Di Kawasan Industri Pulogadung.. .http:www.timur.jakarta.go.idv10?page=Beritaid=664 .

2. Perumusan Masalah

Selanjutnya berdasarkan batasan masalah di atas penulis merumuskan permasalahan yaitu bagaimana pelaksaan dan evaluasi program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis RBG di Jakarta Timur dengan rincian: a. Bagaimana pelaksanaan program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis RBG? b. Bagaimana evaluasi program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis RBG?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis RBG di Jakarta Timur. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan: a. Untuk mengetahui pelaksanaan program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis RBG. b. Untuk mengetahui hasil evaluasi program layanan kesehatan dari aspek relevansi, efektifitas, efisiensi, dampak dan kesinambungan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Praktis 1 Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menilai kinerja program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis RBG.