Dampak Pelaksanaan Program Rumah Bersalin Gratiis

3 Dari 5 anggota yang diwawancarai yaitu ibu Dianti, ibu Marlina, ibu Siti, ibu Tri dan ibu Catur untuk obat-obatan yang diresepkan dokter atau bidan selama ini cocok dan cepat untuk penyembuhan. Namun pada ibu Marlina akan alergi jika minum obat DMT maka dokter mengganti dengan resep obat yang lain. 4 Dari 5 anggota yang diwawancarai kondisi anak yang lahir di RBG dalam keadaan sehat dan normal. Untuk ibu Catur anak kedua perempuan kini usia 3 tahun. Ibu Siti anak kedua laki-laki usia 2 tahun saat penulis wawancara kondisi anak dalam masa penyembuhan RBG karena diare. Ibu Tri anak kelima wanita baru seminggu melahirkan maka wajib kontrol nifas dan kontrol kesehatan bayi. Ibu Marlina anak ketiga wanita usia 2 tahun, sedang melakukan tindakan kesehatan karena sakit pilek jadi harus diuap. Untuk ibu Dianti saat berobat tidak membawa anak yang lahir di RBG. 5 Perasaan dari 5 anggota yang terpilih menjadi anggota RBG sangat senang dan membantu meringankan beban mereka untuk mendapatkan akses dan jaminan kesehatan secara gratis selama 3 tahun. Meningkatkan status kesehatan keluarga inti anggota. 6 Dari 5 anggota yang terpilih jadi anggota RBG maka mengikuti saran bidan dan dokter untuk menjaga sholat 5 waktu untuk keluarga inti anggota, untuk suami pekerjaannya halal dan merokok dikurangi karena tidak baik buat kesehatan, uang untuk rokok ditabung untuk kebutuhan yang lain, dan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut Manajemen rumah bersalin gratiis petugas kesehatan pernah berkeluh kesah seputar ketidakpatuhan pasien terhadap terapi yang dokter atau bidan berikan kepada mereka. Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa keberadaan pelayanan rumah bersalin dan klinik umum yang berasal dari dana ZIS sangat berperan untuk kesejahteraan ibu hamil dan keluarga yang tergolong mustahik. Hasil dari pelaksanaan program rumah bersalin gratiis adalah penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita dan penurunan angka sakit di wilayah Jakarta Timur. c. Kesimpulan akhir dari pembahasan dampak di atas maka diperoleh efek primer dan efek sekunder yang mengkategorikan nilai positif baik dari dampak maupun keluaran.

5. Kesinambungan Program Rumah Bersalin Gratiis

Kesinambungan merupakan analisa keberlanjutan program rumah bersalin gratiis dari berbagai aspek. Keberlanjutan adalah kesinambungan manfaat dari suatu program setelah program dilaksanakan dan berlanjut manfaatnya dalam jangka panjang terhadap risiko sepanjang waktu. Berikut ini pembahasan tentang kesinambungan program RBG yaitu: a. Sumber Daya Manusia Dalam hal sumber daya manusia di rumah bersalin gratiis terkait dengan survei data terhadap anggota yang tergolong mustahik. Menurut Manager RBG idealnya, setiap tahun dilakukan verifikasi survei ulang data seluruh anggota member. Namun, sampai saat ini belum dapat dilakukan karena beberapa kendala yaitu: 101 1 Kekurangan sumber daya manusia. 2 Data domisili dan kontak anggota yang kurang valid. Hal ini disebabkan sebagian besar anggota bukan penduduk asli Jakarta atau tempat tinggal dikontrakan yang sewaktu-waktu akan pindah. Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa rumah bersalin gratiis harus menambah sumber daya manusia untuk bidang survei. Surveyor yang mempunyai latar belakang pendidikan kesejahteraan sosial. b. Pendanaan Dalam hal pendanaan di rumah bersalin gratiis terkait dengan monitoring kepada anggota. Menurut Manager RBG monitoring kepada anggota dilakukan pada saat pembinaan mentor anak asuh yang dilakukan oleh MRO di bawah Rumah Zakat. Waktu pembinaan mentor anak asuh diadakan sebulan sekali dan pembinaan kesehatan melalui pengajian dari MRO diadakan sepekan 101 Wawancara Pribadi via email General Administrasi rumah bersalin gratiis, artikel diakses pada 28 April 2011 dari ga_jaktimyahoo.co.id . dua kali, namun hanya mencakup beberapa wilayah di Jakarta Timur. Ketika pembinaan, perkembangan kesehatan anggota dicek melalui penerapan komitmen hidup sehat secara Islami sesuai nota kesepahaman anggota. 102 Sedangkan waktu pembinaan kesehatan anggota yang diadakan sendiri oleh tim RBG, sempat berjalan pada awal hingga pertengahan tahun 2010, namun terkendala karena pendanaan. Hal itu disebabkan dana yang tersedia selama ini hanya untuk pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif. Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa pemberdayaan kepada anggota untuk layanan kesehatan terus dilakukan oleh RBG sendiri dan Rumah Zakat. Namun hal ini tidak akan berlanjut jika tidak ditunjang dengan pendanaan, maka solusi yang tepat adalah RBG bekerja sama dengan posyandu-posyandu yang berada di wilayah Jakarta Timur dan mudah di akses oleh anggota untuk memberikan pembinaan kesehatan melalui layanan kesehatan gratis untuk ibu hamil dan balita. c. Teknis Dalam hal teknis di rumah bersalin gratiis terkait dengan pemberlakuan kartu anggota untuk layanan kesehatan gratis. Menurut Manager RBG kartu anggota awalnya berlaku untuk 5 tahun, namun dalam perjalanannya mengalami perubahan pola 102 Wawancara Pribadi via email Manager rumah bersalin gratiis, artikel diakses pada 5 Mei 2011 dari rathomi_genyahoo.com .