34
agama islam,sedangkan koperasi konvensional melakukan investasi dengan halal dan haram, lalu apabila koperasi syariah mencari keuntungan di dunia
maupun di akhirat sedangkan koperasi konvensional hanya mencari di dunia saja. Di koperasi syariah anggotanya disebut dengan hubungan kemitraan,
sedangkan konvensional dalam bentuk debitor-debitor. Dan yang terakhir adalah koperasi syariah mempunyai dewan pengawas syariah sedangkan
koperasi konvensional tidak mempunyai dewan sejenis itu.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG
INDUK KOPERASI SYARIAH INKOPSYAH-BMT
A. Sejarah Inkopsyah-BMT
INKOPSYAH begitulah orang mengenal koperasi yang menggunakan hukum islam atau syariah tersebut. Beralamat di JL. Pondok Gede Raya 1 RT
00601, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur 13810.
1
Citra koperasi memang identik dengan ketidakberdayaan, lemah dan harus selalu dibantu. Apalagi bagi yang tidak terjadi sinergi antar komponen
di dalamnya, dipastikan koperasinya bakal masuk daftar papan nama. Salah satu sekunder yang sedang giat memberdayakan anggota dan menjalin sinergi
dengan berbagai pihak adalah Induk Koperasi Syariah-Baitulmal wat Tamwil Inkopsyah-BMT.
Induk Koperasi Syariah BMT merupakan gerakan koperasi syariah berjenis koperasi sekunder di mana bagian dari strateginya adalah
menumbuhkembangkan anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia. Keberadaan Induk ini sangat diharapkan memiliki fungsi sharing yaitu
memberikan kontribusi yang tinggi kepada anggota terutama untuk mengoptimalkan skala ekonomi memperbesar volume usaha melalui mediasi
manajemen, keuangan sumber dana dan juga advokasi lainnya.
1
Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
35
35
Dari segi usia, Inkopsyah-BMT memang relatif muda. Cikal bakalnya dirintis 1997. Seiring perputaran waktu, lembaga ini pun tumbuh karena
perannya sebagai mediasi bagi anggota. Ditambah sifatnya yang dinamis serta terbuka menerima perubahan, kehadirannya pun makin mendapat tempat di
masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa kali Anggaran Dasar AD
mengalami revisi menyesuaikan perkembangan jaman. Legalitas operasional yang semula hanya dari Kanwil Depkop dan PPK DKI Jakarta pada 1997,
kemudian pada 1998 status badan hukumnya meningkat menjadi tingkat nasional yang disyahkan Depkop dan PPK No.019BH?M.IVII1998, yang
pada waktu itu beralamat di Jl. Kebon Sirih no.85. Sebelum mengantongi SK Menegkop dan UKM pada 15 Februari
2002, yang mengizinkan perluasan jangkauan ke seluruh Indonesia, Inkopsyah-BMT ruang geraknya masih terbatas, terutama dalam hal
permodalan. Sejak 2002 lembaga tersebut mendapat suntikan permodalan dari PT Permodalan Nasional Madani PNM sebesar Rp 2 miliar.
Keanggotaan secara perlahan tiap tahun pun bertambah. Setahun kemudian setelah mengantongi SK dan suntikan dana tersebut, dilaporkan
pengurus dan pengawas pada Rapat Anggota Tahunan RAT tahun buku 2002, anggotanya telah menjadi 68 BMT. Setiap tahun jumlah anggota baru
terus bertambah. Per 31 Desember 2004 telah berjumlah 134 BMT, tahun berikutnya bertambah lagi menjadi 144 BMT dan pada tahun buku 2006,
totalnya 150 BMT dan calon anggota sebanyak 500 BMT.