Sejarah Inkopsyah-BMT GAMBARAN UMUM TENTANG
35
Dari segi usia, Inkopsyah-BMT memang relatif muda. Cikal bakalnya dirintis 1997. Seiring perputaran waktu, lembaga ini pun tumbuh karena
perannya sebagai mediasi bagi anggota. Ditambah sifatnya yang dinamis serta terbuka menerima perubahan, kehadirannya pun makin mendapat tempat di
masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa kali Anggaran Dasar AD
mengalami revisi menyesuaikan perkembangan jaman. Legalitas operasional yang semula hanya dari Kanwil Depkop dan PPK DKI Jakarta pada 1997,
kemudian pada 1998 status badan hukumnya meningkat menjadi tingkat nasional yang disyahkan Depkop dan PPK No.019BH?M.IVII1998, yang
pada waktu itu beralamat di Jl. Kebon Sirih no.85. Sebelum mengantongi SK Menegkop dan UKM pada 15 Februari
2002, yang mengizinkan perluasan jangkauan ke seluruh Indonesia, Inkopsyah-BMT ruang geraknya masih terbatas, terutama dalam hal
permodalan. Sejak 2002 lembaga tersebut mendapat suntikan permodalan dari PT Permodalan Nasional Madani PNM sebesar Rp 2 miliar.
Keanggotaan secara perlahan tiap tahun pun bertambah. Setahun kemudian setelah mengantongi SK dan suntikan dana tersebut, dilaporkan
pengurus dan pengawas pada Rapat Anggota Tahunan RAT tahun buku 2002, anggotanya telah menjadi 68 BMT. Setiap tahun jumlah anggota baru
terus bertambah. Per 31 Desember 2004 telah berjumlah 134 BMT, tahun berikutnya bertambah lagi menjadi 144 BMT dan pada tahun buku 2006,
totalnya 150 BMT dan calon anggota sebanyak 500 BMT.
36
Ketua Umum Inkopsyah-BMT, Muhammad Amin Aziz mengatakan lambannya perkembangan jumlah anggota, karena perekrutan anggota baru itu
mekanismenya harus melalui beberapa kriteria. Indikatornya, bukan cuma taat membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan beberapa simpanan lain saja,
tetapi harus bersedia mengikuti berbagai ketentuan lain yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup lembaga. Kini, setelah lima tahun
mengoperasikan Unit Simpan Pinjam Syariah, Inkopsyah-BMT per 31 Desember 2006 membukukan aktiva sebesar Rp 8,982 miliar.
2
Kegiatan pelayanan terhadap anggota selama tahun buku 2006 dananya bersumber dari modal penyertaan PNM sebesar Rp 2 miliar yang
telah dipinjamkan kepada anggota, serta angsurannya dapat dipinjamkan kembali. Modal sendiri Rp 940 juta, pinjaman dari PNM Rp 8 miliar,
pinjaman dari 165 koperasi Rp 250 juta dan simpanan berjangka amanah Rp 110 juta.
Sedangkan dana yang berhasil dikucurkan kepada anggota selama periode 2006 sebesar Rp 4,890 miliar. Rinciannya Rp 1,975 miliar yang
bersumber dari modal sendiri dan eksekutif PNM disalurkan kepada 17 BMT dan dana yang berasal dari dana idle dan Pundi BMT sebesar Rp 2,915 miliar
digulirkan kepada 15 BMT lainnya. Peningkatan signifikan juga ditunjukkan oleh out standing pembiayaan yang naik hingga Rp 20 miliar di 2009. Jumlah
pembiayaan yang terealisasi di tahun lalu mencapai Rp 38 miliar, tumbuh lebih dari 100 persen di 2008 yang sebesar Rp 18 miliar Di sisi pendapatan,
2
Muhammad Amin Aziz, Sejarah INKOPSYAH, artikel di akses pada 12 Januari 2010 dari http:www.danabergulir.com
37
jumlah yang terealisasi sebanyak Rp 4,3 miliar, naik dari pendapatan di 2008 Rp 2,6 miliar.
Dari tahun ke tahun Inkopsyah BMT menunjukan kenaikan pendapatan yang sangat signifikan sampai sekarang. Oleh karena itu
INKOPSYAH-BMT ingin sekali mengadakan perekrutan bagi anggota baru, agar anggota yang mendaftar dapat merasakan dan dapat bergabung dalam
memajukan Induk Koperasi Syariah BMT ini. Memang kegiatan perekrutan yang di adakan INKOPSYAH bukan lah suatu kegiatan yang di utamakan,
akan tetapi kegiatan rekruitmen ini sangat penting dalam mengembangkan dan memperluas atau memperbanyak anggota BMT, agar INKOPSYAH tetap
aksis di dalam persaingan perekonomian Syariah ini.. Selanjutnya, dalam upaya menguatkan jaringan Industri BMT yang
unggul dan mewujudkan cita-cita sebagai APEX BMT, Inkopsyah BMT saat ini sudah melakukan uji coba untuk 4 BMT anggota untuk bertransaksi
dengan menggunakan EDC on line dengan anggota dalam satu BMT dan transaksi antar anggota dengan berlainan BMT, mirip ATM bersama.
Dengan adanya Apex Masional BMT yang dikendalikan oleh Inkopsyah BMT, maka akan lebih banyak berperan lagi dalam sistem
pelayanan anggota yang menggunakan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi terpadu dalam ruang. Kedepannya Inkopsyah BMT berharap agar
para anggotanya menjadi agen terbaik pada level jenis lembaga keuangan mikro dan menjadi jembatan terbaik bagi lembaga keuangan besar syariah
lainnya
38