PENUTUP A. Pola rekrutment anggota baru pada induk koperasi syariah (inkopsyah-BMT) Cipayung Jakarta Timur

ix DAFTAR TABEL Table 1.1 Konsep Penarikan atau rekruitment .................................................... 22 Table 1.2 Perbedaaan Koperasi Syariah dengan Koperasi Konvensional ........... 33 Gambar 2.1 Skema Prosedur Penetapan Status Keanggotaan Calon Anggota ....... 55 Gambar 2.2 Prosedur Penerimaan anggota ............................................................. 57

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Susunan masyarakat kapitalis sebagai kelanjutan dari liberalisme ekonomi, membiarkan setiap individu bebas bersaing untuk mengejar keuntungan sebesar-besarnya, dan bebas pula mengadakan segala macam kontrak tanpa campur tangan pemerintah. Akibatnya, sekelompok kecil pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Mereka hidup berlebih, sedangkan sekelompok besar dari masyarakat yang lemah kedudukan sosial ekonominya makin terdesak. Pada saat itulah tumbuh gerakan koperasi yang menentang aliran individualisme dengan asas kerja sama dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Bentuk kerja sama ini melahirkan perkumpulan koperasi. 1 Pentingnya koperasi dalam perekonomian telah di akui oleh umum. Yang sering dilupakan adalah arti koperasi dalam meletakkan dasar demokrasi politik. Pada koperasi, prinsip-prinsip koperasi telah di praktikan sebelum rakyat mengenal prinsip-prinsip demokrasi politik. Mereka belajar bahwa kelompok yang kecil harus tunduk kepada keputusan kelompok yang lebih besar. Sebaliknya kelompok yang lebih besar haruslah mempunyai penghargaan pula terhadap kelompok yang kecil. Hal ini menambahkan keyakinan dan kesadaran “orang kecil“ bahwa suaranya adalah 1 Pandji Anorga, Dinamika Koperasi, Jakarta: Bina Adiaksara 2003, h. 3 1 2 sama dengan suara “ orang besar“. Dalam koperasi, setiap orang mempunyai hak yang sama, dan semua orang yang sanggup memikul tanggung jawab dijamin mendapatkan hak-hak yang setimpal. Mereka yang mengambil bagian aktif dalam pekerjaan koperasi di serahi pekerjaan–pekerjaan yang sebelum itu tidak dipercayakan kepada mereka. 2 Dalam teori ekonomi konvensional upaya pemenuhan kebutuhan didasarkan kepada tingkat kepuasan atau konsumsi suatu barang atau jasa. Kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa di namakan dengan utility atau nilai guna. 3 Simpan Pinjam dalam koperasi adalah merupakan Keuangan Mikro. Sementara Keuangan Mikro merupakan alat vital untuk mengurangi kemiskinan dan pembangunan masyarakat pedesaan. Karena itu koperasi adalah sokoguru pembangunan pedesaan. Untuk itulah PNM Permodalan Nasional Madani membantu Induk Koperasi seperti IKSP Induk Koperasi Simpan Pinjam dengan membentuk PNM-IKSP bagi system keuangan koperasi yang menggunakan konsep konvensional dan Inkopsyah Induk Koperasi Syariah dengan membentuk PNM-BMT Baitul Maal waf Tamwil bagi yang menggunakan system syariah dan PNM-lnkopwan Induk Koperasi Wanita khusus untuk perempuan. Badan hukum koperasi memang sengaja di gunakan oleh PNM dalam menjalankan Visi dan Misinya agar terwujud Demokrasi Ekonomi Kerakyatan, Kemandirian dan Kemartabatan. 2 Pandji Anorga, Dinamika Koperasi, Jakarta: Bina Adiaksara 2003, h. 3 3 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro ekonomi Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Edisi ketiga, 2002 h. 152